How to Remain Calm

Second Single - Bias Mentari
Lagu ini terinspirasi oleh suasana pagi hari yang hangat di salah satu sudut kota Surabaya yang jauh dari keramaian. 

Bias Mentari – Senandung Sore
Ku terbangun dari mimpiku
Ku sadari pagi menyapaku
Ku berjalan mengikuti hatiku
Dan ku tak sendiri 

Mentari ikuti langkahku 
Biaskan bayangan diriku
Angin bisikkan ceritanya
Kabarkanlah indahnya pagi

Tetaplah disini
Rasakan hangatmu
Sinari hariku
Tetaplah disini
Rasakan hangatmu
Lukiskanlah senyuman

Tetaplah disini
Rasakan hangatmu
Sinari hariku
Tetaplah disini
Rasakan hangatmu
Lukiskanlah senyuman
Mentari ikuti langkahku 
Biaskan bayangan diriku
Angin bisikkan ceritanya
Kabarkanlah indahnya pagi

Bias Mentari

Tigapagi di Hari Tani

Hari ini, (24/9/2013) kerap terlupa segenap Bangsa Indonesia. Kala itu, 24 September 1960, Sukarno menetapkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960). Atas penetapan tersebut di atas, maka 24 September ditetapkan sebagai Hari Tani Nasional.

Tujuan mulia UUPA memusnahkan Undang-Undang Pertanahan yang berbau penjajahan, ditujukan supaya dalam pengelolaan lahan pertanian, para petani senantiasa leluasa sehingga dapat tercapai kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan sosial. Harapan indah tentang swasembada dan swadaya pangan negeri, menjadi utopia saja kini. Kenyataannya hari ini, kolonialisme baru, mulai menggerogoti asa para petani Indonesia. Lahan tani cuma petak-petak kecil saja kini.

Kini kolonialisme dengan wajah baru dan busana barunya, menebar ekspektasi semu pada asa anak negeri. Kolonialisme berwajah rupawan ini menawarkan mimpi lewat laba raksasa, kenyamanan akses cepat, persaingan tajam dan tikam-menikam antara anak bangsa. Memang semua ini tiada bisa terobati, akan terus berlangsung, dan hanya bisa dinikmati.

Anak-anak Ibu Pertiwi tertidur lelap dari kesadaran akan pentingnya peran pertanian bagi kesejahteraan bangsa. Tugu Tani di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, kini menjadi saksi bisu kemirisan ini. Tugu Tani tembaga ini kini perlahan berkarat menyaksikan punahnya semangat pertanian anak-anak negeri. Wajah kepahlawanan Tugu Tani, setiap hari diseka emisi migas yang pekat dan mencekik.

Melihat kenyataan tersebut, tak sedikit juga para buruh seni negeri yang menyadari peristiwa tersebut. Mungkin salah satunya adalah trio asal Kota Kembang, Tigapagi.

Tigapagi yang rencananya akan segera merilis album penuhnya di akhir bulan September, memperingati dan mengenang 24 September 2013 ini dengan melepas salah satu tembangnya bertajuk, "Alang-Alang".

Dengan segala kekurangannya, Tigapagi seakan berupaya memperdengarkan karya suaranya tanpa maksud lain selain membahagiakan pendengarnya, tanpa berharap dapat mengubah apapun. Hal ini mungkin tersirat di setiap syair yang dilantunkan trio ini. 

Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, secara kebetulan isi dan pesan dalam lagu Alang-Alang ini memiliki rasa yang bersentuhan dengan peringatan tersebut.

Semoga karya suara yang dilepas Tigapagi berjudul Alang-Alang ini, dapat memberikan faedah bagi seluruh anak negeri yang mendengarkannya. Semoga negeri ini selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Segala. Selamat mendengarkan.

-Purma Adit-



Mixing & Mastering : Tesla Manaf @teslamanaf

Tigapagi - Alang-Alang

Lagu ini merupakan proyek kerjasama antara Jalan Pulang dengan Kota Untuk Manusia, sebagai respon terhadap permasalahan seputar perkotaan di Yogyakarta, dan mungkin juga di kota-kota lainnya. Tentang Kota Untuk Manusia silakan tengok www.facebook.com/kotauntukmanusia

Lirik oleh Irfan R. Darajat
Aransemen oleh Jalan Pulang
Lagu direkam terpisah di studio pribadi Hengga Tiyasa dan Damar N. Sosodoro
Artwork oleh Timoteus A. Kusno (Studio Mahati)

Lirik:

Tiada lagi yang tersisa dari rindu kita
Mimpi tentang rumah kita kehilangan tidurnya
Kosakata kota ragu terbata-bata
Tiada lagi yang tersisa dari mimpi kita

Pagi datang terburu-buru khianati waktu
Ingatan tentang wajahmu kabur oleh debu
Gelak tawa dan nyanyianmu tertindih mesin berderu
Tiada lagi yang tersisa dari rindu kita

Katakanlah padaku
Di manakah hangat pelukmu?

Pohon-pohon lupa di mana ia dilahirkan
Langkah-langkah kaki tersesat dalam keramaian
Kenangan-kenangan terhempas asap kendaraan 
Tiada lagi yang tersisa dari rindu kita

Katakanlah padaku
Di manakah hangat pelukmu?
Tunjukkanlah padaku
Kemana rindu harus bermuara?

Pohon-pohon lupa di mana ia dilahirkan
Langkah-langkah kaki tersesat dalam keramaian
Kenangan-kenangan terhempas asap kendaraan 
Tiada lagi yang tersisa dari rindu kita

(Sirna...)
Pohon-pohon lupa di mana ia dilahirkan
(Lupa...)
Langkah-langkah kaki tersesat dalam keramaian
(Sirna...)
Kenangan-kenangan terhempas asap kendaraan 
(Lupa...)
Tiada lagi yang tersisa dari rindu kita

Tiada lagi yang tersisa dari rindu kita...

Di Kota Ini Tak Ada Kamu Lagi

di balik keraguanmu
yang tak perlu kau hiraukan
segala yang tersisa
akan layu dan berlalu

diantara sejuk hembusnya disampingmu
angan-angan tersembunyi di bawah sadarmu

tak perlu engkau cemaskan
segala yang kau duga dan segala yang kau damba
belum tentu tiba

diantara sejuk hembusnya disampingmu
angan-angan tersembunyi di bawah sadarmu
kan ku jelang meski tiada artinya
kan ku kenang meski tersirat duka

rebahan

This song is a piece of song 'Biru' (Pasar Bisa Diciptakan &  Cipta Bisa Dipasarkan). This song is not officially released by Efek Rumah Kaca. 

Efek Rumah Kaca - Cipta Bisa Dipasarkan

A smooth holiday escape wrapped in velvet tones and warm December glow.

Jazzy Little Christmas is a cozy collection of holiday originals that blend festive charm with a touch of late-night lounge magic. These songs drift between soft piano glimmer, upright bass sway, brushed-drum shimmer, and the gentle kiss of winter melodies that feel like stepping into a candle-lit jazz club after the first snowfall.

Each track brings its own mood —
🎷 a little swing,
🎹 a little sentiment,
🌙 a little nostalgia,
✨ and a whole lot of heart.

From slow-dancing under twinkle lights to sipping cocoa by the fire, this album celebrates the quieter side of Christmas — the memories, the longing, the joy, the softness, and the small moments we hold onto all our lives.

This is holiday music for dreamers, night owls, and anyone who loves December wrapped in warmth and wonder.

Something’s Brewing

Boleh Kupinjam Korek?

Song and Lyrics : Kang Mif (Prosanada)
Guitar : Kang Mif (Prosanada)
Vocal : Kang Mif (Prosanada)
Mixing : Adityo Nugroho
Production : Prosanada 2015
Album : Mini Album "Ketika bernyanyi dengan satu gitar saja sudah terlalu banyak"

Prosanada - Boleh Ku Pinjam Korek

Debut Mini Album "Sedang Rindu" 
Tracklisting :
1. Catatan Hitam
2. Pagi Itu Dibangku Taman
3. Romansa Karina
4. Sedang Rindu
5. Seiring Berjalan
6. Senjanya Malam

Sedang Rindu

Himne Pecandu Buku

Buku di sore ini membawaku kpada
cerita tentangmu yang penuhi benakku
Lembar demi lembar tak sabar untuk kubaca

Bayangmu menemani perjalanan kali ini
Rindu bila tak membuka halaman, namun
aku takut tiba di lembar terakhir

Kau begitu hidup, begitu nyata
begitu membuat aku jatuh cinta
Aku begitu takut ini berakhir
Aku tak mau berpisah denganmu

Membaca sebuah buku
adalah bukti betapa
hebatnya imajinasi kita membentuk
ruang dan waktu 

Ruangan Imajinasi - Pecandu Buku

Live at Societet Militair

Man Upon The Hill - Live at Societet Militair

DANILLA - KALAPUNA.mp3

MANJAKANI, berawal dari pertemuan Taufan dan Nabilla di sebuah institusi pendidikan yang sama. Ketertarikan sepasang kekasih ini kepada musik  melahirkan kreativitas yang unik. Penampilan pertama keduanya dalam sebuah event bertajuk “Tribute to Peterpan” mendapat sambutan positif dan keduanya pun haus untuk terus menggali musik bersama. Taufan dan Nabilla terus melanjutkan proyek musik dengan serius, hingga akhirnya terbentuklah nama MANJAKANI sebagai duo yang berasal dari Kota Pontianak.
Juni 2015, MANJAKANI pun mulai memberanikan diri membawakan lagu-lagu ciptaan mereka sendiri ketika tampil sebagai pembuka dalam acara  peluncuran mini album salah satu band indie Pontianak. Gayung bersambut, lagu-lagu MANJAKANI ternyata cukup bisa diterima pecinta musik. Kini MANJAKANI pun merilis lagu pertama yang mereka ciptakan berjudul 'ASMARAWEDA'. Lagu tersebut mengawinkan harmonisasi yang manis dari permainan gitar akustik Taufan & Nabilla. Nabilla pun memberikan vokal yang penuh diiringin suara Taufan. Departemen lirik pada lagu ini ditulis salah satu rekan MANJAKANI yaitu Arief Setyawan. 'ASWARAWEDA' bercerita tentang segala sesuatu yang memiliki tempat dimana seharusnya ia berada. Seperti burung yang seharusnya terbang bebas bukan berada di dalam sangkar. Seperti ikan yang seharusnya berenang bebas bukan menjadi penghias di dalam kaca. Begitu juga dengan manusia yang seharusnya bersosialisasi sesama manusia bukan terpaku pada gawai (gadget) seperti fenomena saat ini.

Proses pembuatan lagu 'ASMARAWEDA' memakan waktu kurang lebih satu bulan dan baru mulai rekaman pada September 2016 di Pontianak. MANJAKANI memutuskan untuk merilis single ASMARAWEDA pada 1 Desember 2016, yang mana mempunyai arti khusus dalam hubungan Taufan dan Nabilla. Saat ini MANJAKANI juga sedang dalam proses pengerjaan mini album mereka.

MANJAKANI meminta dukungan dan doa restu dari teman-teman media cetak dan elektronik, sponsor, dan event organizer untuk kelancaran single ASMARAWEDA.

ASMARAWEDA

Danilla - Wahai Kau.mp3

SEMILIR RIUH

Membiru senja tua
Tergores lara
Berpadu marah pudar
Mencari diri

Kala semenja, ia
Berseri menatap indahnya sang rupa membias
Seperti elok awan biru
Yang terbias burung-burung entah melupa

Tunjukan yang kau rasa
Selami, nikmati saat kau tenggelam
Gali apa yang tak kau temukan
Coba arungi yang tak kau senangi

Membiru senja tua, tergores lara
Berpadu marah pudar
Mencari diri

SOLITUDE NATURE

SEMILIR RIUH

OST dari film Mengakhiri CInta Dalam 3 Episode. original music  by Bara Suara. covered by Kunto Aji. Semua Hak Cipta dikembalikan kepada pemilik lagu

Kunto Aji - Mengunci Ingatan (Barasuara Cover)

Sebelah mataku yang mampu melihat
Bercak adalah sebuah warna warna mempesona
Membaur dengan suara dibawanya kegetiran
Begitu asing terdengar

Sebelah mataku yang mempelajari
Gelombang kan mengisi seluruh ruang tubuhku
Terbentuk dari sel akut
Dan diabetes adalah sebuah proses yang alami

Tapi sebelah mataku yang lain menyadari
Gelap adalah teman setia
Dari waktu waktu yang hilang

DANILLA - KALAPUNA.mp3

Agassi Gilang

Recent comments

agung anugrah

Aang Firmansyah

Related tracks