DISKORIA-C-H-R-I-S-Y-E-3PEMUDA-BERBAHAYA-FEAT-SALLSA-BINTAN-COVER_-pnVTOxo8Es.mp3

GuyonWaton - Sanes (feat. Denny Caknan).mp3

Syair Tanpo Waton - Gusdur

Silaturahmi Warga Soreang

Ai (Live)

Nonggeng


Cahaya matahari sore yang lembut mengalir masuk ke dalam perpustakaan.
Sinar yang menyentuh tepi halaman buku itu bergoyang pelan di atas buku catatan dan buku referensi yang terbuka di meja.

Haruto dan Kanon sedang bersiap untuk tes pasangan berikutnya.
Namun mata mereka, meski mengikuti baris-baris tulisan, tak pernah benar-benar fokus—
seolah hanya hati mereka yang mondar-mandir di masa depan yang masih sedikit jauh.

“Hei… menurutmu bagaimana ini?”

“Hmm… tidak buruk, tapi mungkin kita bisa menggali sedikit lebih dalam.”

Kata-katanya sopan, tetapi suaranya kurang bertenaga.
Haruto menyadari perubahan kecil itu dan menghela napas pelan.

“Kanon…
kamu masih memikirkan masa depan kita, kan.”

Kanon berhenti dan perlahan mengangkat wajahnya.
Cahaya lembut perpustakaan terpantul samar di matanya.

“…Kamu sadar ya?”

“Tentu saja. Aku juga merasakannya.”

Tes pasangan berikutnya.
Dan setelah itu, pilihan sekolah menengah.
Sebuah sekolah yang menghargai pembelajaran berpasangan—
menarik, namun masa depannya masih tampak samar.

“Kalau kita masuk ke sana…
waktu kita belajar sebagai pasangan pasti akan semakin dalam, kan?”
Kanon melanjutkan, memilih kata-katanya dengan hati-hati.
“Tapi… bagaimana kalau suatu saat kita bukan pasangan lagi?
Apa aku bisa terus maju sendirian? Pikiran itu… agak menakutkan.”

Haruto tidak bisa langsung menjawab.
Keheningan jatuh perlahan di atas meja di antara mereka.

“…Aku juga cemas. Tapi kamu tahu…
mampu melangkah sendirian bukan satu-satunya bentuk ‘benar’.
Memilih lingkungan di mana kita bisa saling mendukung juga bukan hal yang salah.”

“Ya… tapi bagaimana kalau pilihan itu nanti jadi penyesalan?”

Masa depan belum mengatakan apa pun.
Karena itu, beratnya harapan mereka sama dengan beratnya keraguan.

Beberapa saat kemudian, Kanon tertawa kecil.

“Hei… jarang ya kita khawatir se-serius ini.”

“Eh, itu menghina. Kita selalu serius.”

“Hehe… mungkin. Tapi…
aku rasa, khawatir seperti ini juga tidak buruk.”

Haruto tidak mengatakan apa-apa—dia hanya mengangguk.
Keduanya belum tahu bahwa suatu hari nanti, momen ini akan disebut “masa remaja”.

⸻

Di bawah langit yang diwarnai cahaya senja, bayangan mereka memanjang berdampingan.

“Hei, ayo kita bicarakan baik-baik,”
kata Haruto, menatap lurus ke depan.
“Soal sekolah menengah, soal tes pasangan.
Bagaimanapun juga ini pilihan kita, jadi aku ingin kita memutuskan dengan mantap.”

“Ya.”
Kanon mengangguk pelan.
“Waktu yang kita habiskan untuk ragu… pasti tidak akan sia-sia.”



16. Kanon dan Haruto dan pasangan tes dan kekhawatiran

Breaking the cocoon of the past to embrace the unknown. My scars are just the patterns on my wings. A song for those who keep choosing to love, again and again.

DISKORIA-C-H-R-I-S-Y-E-3PEMUDA-BERBAHAYA-FEAT-SALLSA-BINTAN-COVER_-pnVTOxo8Es.mp3

Alamprtma

Related tracks