Name: Sebuah Sore Dengan Banda Neira, Layur, Jalan Pulang dan Gigih by Gardika Gigih Pradipta
Duration: 3 min 22 s
Description: Sebuah sore yang indah dengan Banda Neira, Layur, dan Jalan Pulang. Layur mengawali dengan memainkan gitar nylon "Suara Awan", dan kemudian kami menyahutnya. Terimakasih untuk mas Dhito yang merekam. Trimakasih semuanya!

emmm serasa kodingan yang error jdi bner sendiri

Sebuah sore yang indah dengan Banda Neira, Layur, dan Jalan Pulang. Layur mengawali dengan memainkan gitar nylon "Suara Awan", dan kemudian kami menyahutnya. Terimakasih untuk mas Dhito yang merekam. Trimakasih semuanya!

Sebuah Sore Dengan Banda Neira, Layur, Jalan Pulang dan Gigih

teruntuk @anandabadudu dan @rarasekar (@bandaneira) maaf ya krn di pagi yg terlalu pagi ini telah iseng mengotak-atik lagunya *emot piss :)
selamat mendengarkan utk siapapun. jan lupa pake headset :)

Hujan di Mimpi (Banda Neira cover)

(Another) Dawn dengan sedikit gubahan aransemen oleh Fauzan Baihaqi. Semacam sesi rekam iseng bareng dan sederhana disela-sela mudik lebaran kemarin. Selamat mendengarkan :) 

Dawn ft. Fauzan Baihaqi

rekam-rekam iseng malam ini, berantakin lagu orang ._.

kata (cover) (the trees and the wild)

Ada beberapa cerita yang begitu sederhana tapi dampaknya bisa mengubah kehidupan seseorang. Salah satunya buatku adalah cerita The Giving Tree karya Shel Silverstein yang menjadi salah satu buku favoritku sepanjang masa. 

Seminggu yang lalu, aku nemu buku ini di Gramedia dan dalam Bahasa Indonesia! Langsung ga pake mikir 2x, aku beli 2 buku, satu untuk hadiah natal keponakannya Ben, dan satu lagi untuk Sekolah Kita Rumpin. Buat yang penasaran ingin baca, cerita tentang unconditional love sebuah pohon tua kepada seorang anak laki-laki yang begitu dalam ini bisa dibaca online di sini: http://www.slideshare.net/peneglos/thegivingtree?related=1

Kebetulan, sejak hari Jumat 26 Desember sampai Minggu 28 Desember 2014 lalu, aku berkesempatan live-in di Rumpin bersama adik-adik Sekolah Kita. Setelah bersama-sama membaca bersama buku The Giving Tree, aku mengajak adik-adik untuk menerjemahkan pemahaman mereka tentang kasih sang pohon tua dalam sebuah lagu.

Inilah lagu yang dibuat adik-adik Sekolah Kita Rumpin sebagai respon terhadap cerita The Giving Tree. Didedikasikan kepada pohon-pohon tua di kampung yang sudah memberi kita semua kehidupan. Meski sumbang di sana sini (harap maklum belum ada kelas spesialis musik sejauh ini hahaha anggap aja sengaja dibuat dissonance dan ketukan yang bersautan) semoga teman-teman tetap menikmati lagu sederhana ini :D

Pohon Tua

Berdiri sendiri, pohon tua di sana
Berdiri sendiri, bunga mawar di sana

Jangan kau tebang, sebelum kau tanyakan
Apakah tebang, menjawab kebutuhan
Jangan kau petik, sebelum kau renungkan
Apakah petik, hanya membuat senang

Alam berbicara, tentang persahabatan
Pohon membantu kita, untuk berlayar jauh

Berdiri sendiri, pohon tua di sana
Berdiri sendiri, bunga mawar di sana

Maka jangan kau tebang, sebelum kau tanyakan
Apakah tebang, menjawab kebutuhan
Jangan kau petik, sebelum kau renungkan
Apakah petik, hanya membuat senang?

Totetoteeet~ (suara terompet ala ala adik-adik)

Tentang Sekolah Kita Rumpin: 
Sekolah Kita Rumpin adalah sekolah non-formal yang didirikan dengan tujuan agar anak-anak korban konflik sengketa tanah Rumpin dari usia 5-17 tahun tetap dapat merasakan pendidikan yang tidak hanya bersifat akademis namun juga berisi kegiatan yang dapat menanamkan rasa percaya diri, empati, rasa ingin tahu dan kreativitas. Sekolah Kita Rumpin memiliki dua jenis kelas yaitu kelas spesialis yang terdiri dari teater, prakarya dan berani bicara serta kelas umum yang dijalankan berdasarkan tema dwibulanan dengan kurikulum yang holistik dan aplikatif.

www.sekolahkitarumpin.com

Pohon Tua by Sekolah Kita Rumpin

KarnaTra - Gadis Hujan

Respon yang indah dari salah satu musisi favorit saya Gardika Gigih untuk "Hujan mampir sebentar. Sekalian mengajak rindu untuk bertamu." 

Rindu Hujan (1#) - Gardika Gigih

Days full of lies, that white ones you said
I need to go home just to keep you away
From my mind and my heart

You tricked me into love and got me head over heels
Then you leave me dry like a waterless tree
Like a waterless tree

Go away before I explode
To one of every piece of lies you told
Back off and just go
Coz I can't keep your words anymore

Go away before I explode
To one of every piece of lies you told
Back off and just go
Coz I can't keep your words anymore

I fell into hate that i build from your lies
You tricked me into something unreal
You throw me away on a one way ticket to hell

Days full of lies, that white ones you said
I need to go home just to keep you away
From my mind and my heart

You tricked me into love and got me head over heels
Then you leave me dry like a waterless tree
Like a waterless tree

Go away before I explode
To one of every piece of lies you told
Back off and just go
Coz I can't keep your words anymore

I fell into hate that i build from your lies
You tricked me into something unreal
You throw me away on a one way ticket to hell


https://www.youtube.com/watch?v=-l3X8w6oPBU

Hollywood Nobody - Into Hate

a music for "Wasis" - a documentary film by Ima Puspitasari

Composed by: Gardika Gigih Pradipta

2015

"Wasis"  - soundtrack (a Film By Ima Puspitasari)

Seperti musim yg hanya ada 2 yaitu kemarau dan penghujan, begitu pula dengan lagu ini, hanya terdiri 2 chord sederhana yg diulang-ulang. Di sela-sela merombak dan mengaduk lagu-lagu depressing yg akan #kamingsun dan #tidakbertanggungjawab, musim tercipta begitu sederhana bersama flu dan batuk yg menyertainya malam ini. Lirik selalu seadanya, semoga tidak berlebihan. Selamat mendengarkan.

Seringkali kau berjalan tak berarah
Angin menyingkap rambutmu yg keras dan lemah
Bisikan-bisikan batinmu kian menyerah
Asamu meluap seperti lautan lepas

Dan kau titipkan padaku sebuah harapan
Menunggu musim tuk berlalu dan menyeru

Daun-daun kering berguguran berterbangan
Mengisyaratkan musim baru kan segra datang
Langit muram awan berarak berjajar merendah
Bersenandung kepada badai yg kan segera usai

Dan hiruplah, semua waktu yg hilang datang
Dan tumbuhlah, harapan dan mimpi-mimpi baru
Berserahlah, tuk segala yg tak kau inginkan
Bersandarlah

Bantul, 26 Februari 2017

Musim

Duet improvisasi Ananda Badudu (saxophone) & Gardika Gigih (piano)

Direkam live di Studio Mahati beberapa bulan lalu

Sebuah Sore Dengan Banda Neira, Layur, Jalan Pulang dan Gigih

Gardika Gigih Pradipta

Recent comments

L Taufik

your bae

tkngvnyo

Haryanto

Related tracks