Single dari Album terbaru MMIH 'Sundial'



MMIH - Putra Dari Timur (HD # Radio Mix)

Yella Sky Sound System, merilis unduh gratis single kedua berjudul, Zion Inna Babylon.  Yella Sky Sound System merangkul Singapura Dub Club sebagai media eksklusif untuk mengunduh lagu Zion Inna Babylon 

Yella Sky Sound System - Zion inna babylon

Terkadang hal-hal sederhana dapat membawa kembali perasaan yang pernah ada, menyatukan dua orang yang pernah terpisah melalui cara - cara yang tidak terduga dan kita tidak akan pernah tau tempat, waktu, kapan dan kepada siapa kita akan jatuh cinta. Seperti inilah hal yang ingin disampaikan band indie pop asal Yogyakarta “Summer in Vienna” melalui single We're in Love Again, dengan menceritakan tentang sepasang kekasih yang kembali jatuh cinta karena sebatang ice cream cokelat.

We're in Love Again akan dirilis dalam format digital oleh label SundayPop Records dan dapat diunduh di berbagai platform musik digital seperti Dezeer, iTunes dan Spotify. Single ini rencananya juga akan menjadi pembuka dari debut album penuh dari Summer in Vienna yang akan dirilis dalam waktu dekat. Sebelumnya Summer in Vienna telah merilis EP Shallow Lagoon Holidays pada tahun 2014 silam.

Single ini menjadi penting karena merupakan persembahan terakhir Summer in Vienna  dengan formasi sebelum berganti personel seperti saat ini.  Selain Matias Sri Aditya dan Christiana Megastra Cendrawasih, mereka adalah Wipti Eta Bradiwasasri (vokal), Gisela Swaragita (bass), Wahyu Septian Ardiansyach (keys & synth), Rizky Latanza (gitar), dan Anindita Bramasto (drum). *Anindita Bramasto pada waktu itu berada di Summer in Vienna sebagai additional player. Ia sempat off untuk sementara waktu sebelum bergabung kembali sebagai player tetap.

Single We're in Love Again direkam di HG labs dan Flo Studio Yogyakarta, dibantu oleh Hengga Tiyasa sebagai sound engineer dan Dellana Arievta sebagai visual designer.

Info Lebih Lanjut : 
https://soundcloud.com/summer-in-vienna

Summer In Vienna - We're In Love Again (Teaser)

Setelah beberapa tahun, 2016 ini Rasvan Aoki merilis single perdananya yang berjudul “Rindu” dan terpilih menjadi salah satu lagu yang masuk ke dalam kompilasi “Outtatime” milik salah satu media online Surabaya yang sangat aktif di jalur underground Ronascent. Di kompilasi tersebut Rasvan Aoki berbagi track dengan musisi independen Surabaya lainnya seperti Heavy Monster, Fraud, Klepto Opera, Hawk, Ampun Woman, dan masih banyak lagi.

Single “Rindu” sendiri direkam di L-One studios dengan format full band yang di bantu oleh kawan-kawan musisi, yakni Wagiman Su (trumpet & tenor saxophone), Putri Bumi  (piano/keyboard), Dika (bass), Irhan Heavy Monster (gitar), Adi (alto saxophone), Lulu Ghozali (trombone), Hatta Arisatya (drum), Bayu Gilang R (tenor saxophone), serta Harmawansyah, vokalis Heavy Monster yang ikut membantu menulis lirik.

Single

Rasvan Aoki - Rindu

Salah satu single dari  Cigarettes Wedding yang terdapat di album perdana mereka berjudul "Senantiasa".

Artist Band : https://soundcloud.com/cigarettes-wedding/

Cigarettes Wedding - Cerita Langit

Lagu dan Single Terbaru Summer In Vienna "By The Lakeside" Yang Merupakan Salah Satu Track Lagu Di Album "Autumn Is Coming".

Courtesy Of : Summer In Vienna & Sundaypop Records

Summer In Vienna - By The Lakeside

Newest track single from Mery Celeste, a Band from Bogor, Indonesia. This single is one of the tracks that will came out in their upcoming EP called "SENSUM"

sensum

mery celeste - weary

One of tracks from Critical Story EP "Limitless".

Limitless (EP)

Critical Story - Five years

Tak hanya talenta dalam dunia seni peran, musik, jadi salah satu anugerah yang dimiliki Bisma Karisma. Hal ini pun coba dibuktikan Bisma melalui sebuah single baru yang berjudul ‘Rumah’ dan menjadi soundtrack dari film terbarunya, ‘Silariang’.

Single ‘Rumah’ sendiri merupakan hasil dari keresahan yang dirasakan Bisma Karisma untuk kembali pulang pada satu tempat setelah sekian lama pergi menjauh. Menariknya, Bisma menawarkan ruang interpretasi yang luas untuk single ‘Rumah’ ini.

Berjudul Rumah, Bisma pun mengungkapkan jika lagu tersebut membawa keresahan serta kerinduannya untuk pulang ke satu tempat. Selain itu Bisma juga mengaku kalau proses pengerjaan single Rumah tidak membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni 3 hari.

"(Single Rumah bercerita tentang) Keresahan ketika raga gak bisa terpuaskan untuk pulang ke satu tempat dalam sekian waktu lamanya. Saya sendiri yang menulis. Prosesnya cukup cepat, workshop 1 hari karena demo sebelumnya gak banyak diubah. Total pengerjaannya sekitar 3 hari, karena diisi juga full strings secara live, ditambah alat Pui-Pui (khas Makassar). Aransemen awal saya dibantu Denis Ligia, lalu Charly 'Acay' (gitaris Saya)," ujarnya, saat ditemui baru-baru ini.

Lebih jauh, Bisma juga menjelaskan kalau Rumah memiliki ruang interpretasi yang luas. Bukan selalu berbentuk ruang maupun bangunan, Bisma mencoba mengartikan ide rumah sebagai sebuah nyawa di mana bagi dirinya sendiri memiliki arti Tuhan.

"(Yang ingin disampaikan lewat single ini sebenarnya) Rumah tidak selalu tentang bentuk ruang atau bangunan, melainkan sebuah nyawa. Sebuah keyakinan dari sebuah kecintaan. (Kalau buat saya arti rumah itu) Tuhan. (Single ini dirilis) Tanggal 2, bulan 2 tahun 2018," pungkasnya.

Kali ini Bisma mencoba menawarkan sebuah ide dengan ruang interpretasi yang luas lewat soundtrack film Silariang.

Kontak :

Phone	: +6281222402358(Depay)
Email	: management@bismakarisma.com

Bisma Karisma - Rumah

Selepas merilis single pertama “Buka Hati Buka Kembali”, HMGNC (re: Homogenic) kembali merilis single keduanya yang berjudul “Sedikit Waktu”, single ini diambil dari album HMGNC yang merupakan album kelima dari trio Electronic Sci-Pop yang dirilis pada awal Oktober 2017.

Sedikit Waktu menceritakan tentang pasangan yang pernah bersama namun terpisah oleh ruang dan waktu. Sebuah janji untuk bersama kembali yang pernah terucap namun ternyata kisah mereka berkata lain. Sekarang mereka sudah memiliki kehidupan yang lain dimana waktu sangat singkat dan kehidupan terasa sangat cepat hingga mereka tak pernah punya kesempatan untuk bertemu dan akhirnya hanya mengenang masa lalu.

Bersamaan dengan single kedua ini, HMGNC pun merilis video klip yang merepresentasikan single “Sedikit Waktu” ini. Videonya bercerita dari sudut pandang si perempuan dalam kisah lagu “Sedikit Waktu” yang dimana ada kerinduan mendalam dari sisi perempuan akan tetapi karena sedikitnya waktu, akhirnya tidak memberi ruang untuk pasangan lama ini bertemu atau sekedar berbagi kabar. Kerinduan ini lalu dituangkan dalam sebuah lagu yang selalu dibawakan oleh si perempuan, dengan harapan bahwa pasangan lamanya akan datang dan mendengar lagu yang dia buat untuknya. Namun pada kenyataannya, pasangan lamanya tidak pernah ada dan kembali. Lalu akhirnya si perempuan sadar bahwa inilah kenyataan, dan memang sudah semestinya mereka tidak saling bertemu dengan melanjutkan kehidupan masing-masingnya. Selain itu di video ini dilengkapi dengan footage saat HMGNC manggung di berbagai tempat.

Single “Sedikit Waktu” liriknya ditulis oleh Dina Dellyana dan musiknya dibuat oleh Grahadea Kusuf. “Sedikit Waktu” dipersembahkan HMGNC sebagai kado Valentine yang selalu diperingati setiap 14 Februari dan dirasa menjadi momen yang pas, karena baik dari segi lirik dan video menggambarkan sebuah kegelisahan akan rasa kasih sayang yang tidak selalu berujung bahagia.

Kontak :
Angga Nugraha Pratama
---------------------------
Business Manager HMGNC
+628112312394

Hmgnc

HMGNC - Sedikit Waktu

Starwick tentu bukan nama baru di kancah musik independen Jakarta. Terbentuk sejak 2004, band yang pada 2011 solid dengan formasi Dindin (gitar vokal), Arvi (bass), Arman (gitar), dan Anto (drum, vokal) itu kerap dikenal sebagai salah satu kompatriot pengusung geek rock. Lama tak terdengar suaranya, kuartet itu kini kembali dengan sebuah debut mini album.

Masih mengemas distorsi rapat dengan ketukan yang catchy nan young-ish, EP yang berisi enam track ini bisa dibilang menjadi rangkuman dari perjalanan Starwick yang tidak bisa dibilang pendek! Menyebar materi di beberapa kompilasi bahkan situs-situs media sosial sejak 2004-2012, beberapa materi lama itu kini bertemu dengan sejumlah materi baru dalam sebuah rumah berjudul "Picture of Tomorrow".


Para Personil Starwick
Tak mau patah arang, utang rekaman yang sempat terbengkalai pun dilanjut dua tahun setelahnya Masih menjumpai kendala, proses rekaman pun dimulai kembali pada 2017. Semangat dan tanggung jawab jadi alasan mereka kenapa mini album ini harus selesai.

"Sejak pertengahan 2015 kami selalu komit untuk workshop dan menyusun demo di rumah Anto, hampir setiap sabtu pagi sampai siang. Karena ngeband harus ada pertanggungjawabannya. Nah karya dalam bentuk EP pertama ini adalah bentuk tanggung jawab atas waktu, pemikiran dan alat-alat musik yang sudah digas selama band ini berdiri," ucap Dindin diiringi tawa.

Arman menimpali: "Semangat kita masih muda dan enggak mau kalah sama anak muda". Dindin tak memungkiri kalau semakin dewasanya mereka dengan tanggung jawab pekerjaan dan keluarga yang kini harus diemban membuat penggarapan EP ini memerlukan waktu yang panjang. Beruntung banyak teman-teman yang membantu.

Dalam penggarapan Album ini, ada Ario Hendarwan (The Adams) yang menjadi mixer merangkap produser mendampingi empat personel Starwick. Ada juga nama Rully Pratama Putra, Gigih Suryoprayogo(The Adams), dan Pandu Fathoni (The Adams, Morfem) yang menjadi sound engineer selama proses rekaman berlangsung di Studio Ario Bekasi and Studio Teras Belakang Tangerang. Adapun proses mastering dikerjakan oleh Steve Corrao di Sage Audio, Nashville, Tennessee, Amerika Serikat.

Tema yang diangkat dalam "Picture of Tomorrow" lebih dari separuhnya adalah tema sosial ketimbang personal. Pada lagu "Just Fair" misalnya, mereka hendak berpesan kalau korupsi tidak melulu hal besar tetapi juga sering terjadi dalam keseharian yang kerap dianggap sepele seperti mencontek atau buang sampah sembarangan. Ada pula cerita tentang sudut pandang mereka atas kasus yang menjerat politisi Demokrat, Muhammad Nazaruddin lewat lagu "How The Story Ends".

Sedangkan trek "Picture of Tomorrow" yang jadi nama untuk EP ini diambil dari momen letihnya pulang kerja yang kemudian sirna karena keceriaan anak di rumah. Lewat lagu ini mereka hendak berpesan kalau masa depan harus lebih baik.

Mini album ini kemudian jadi penegas kalau kuartet yang senang disebut sebagai kelompok rock senang- senang ini masih ada dan terus berkarya. Tak cukup di debut "Picture of Tomorrow", karya mereka pun akan dihadirkan lagi lewat EP sequel yang akan digarap kemudian.

"Konsepnya memang double EP dengan lagu-lagu lama di EP pertama dan lagu baru di EP kedua. Jadi target jangka pendeknya adalah perekaman lagu-lagu baru untuk materi EP kedua. Tapi tanggung jawab utama sebagai orang tua tetap harus dijaga. Maklum kita band bapak-bapak," ucap Dindin sambil tertawa.

Album yang cover-nya digarap oleh Ridwan Rau-Rau dan lay out oleh Eko Siswanto ini pun akan dirilis pada 21 April 2018 mendatang dalam format cakram padat. Enam trek yang penuh tenaga dengan kisah panjang pantang menyerah ini pun siap terhantar ke telinga anda. Jadi, siap untuk ber-geek rock lagi?

Picture Of Tomorrow EP

Starwick - Picture Of Tomorrow

Records Store Day adalah adalah sebuah acara tahunan, bisa juga disebut sebagai hari perayaan bagi orang-orang yang gemar membeli dan mengoleksi sebuah rekaman album fisik musik di seluruh dunia, bertepat pada tanggal 21 April 2018. Sebuah perayaan yang pastinya di nanti-nantikan oleh para pelaku hingga penikmat music diseluruh dunia tanpa terkecuali sebuah band lokal asal Kota Malang bernama  Today Alive yang turut antusias dalam meramaikannya.
Pasca ditinggal salah satu gitaris terbaiknya pada tahun lalu, kini Today Alive kembali aktif untuk produktif dalam mempromosikan “The Lies of Time” EP Album yang telah di rilis 2016 silam dengan merilis sebuah split album bersama band asal Bali bernama Last Year. Siapa sangka mereka mampu bertahan hampir dua tahun untuk hanya sekedar mempromosikan debut karya nya tersebut. Jika kita putar kembali kalender, di akhir tahun 2016 adalah titik awal EP ini dirilis serta di launching, hingga memasuki tahun 2017 Today Alive berhasil menggelar tur Jawa-nya, membuat sebuah album versi akustik dan kaset pita hingga di akhir 2017 berhasil merilis & melaunching debut MV nya yang berjudul “When I Hope”.
Seakan tak mau terlewatkan momen hari bersejarah dari Records Store Day 2018 ini, dan bersamaan dengan diperingatinya hari kelahiran Ibu Kartini,  Today Alive melakukan sebuah selebrasinya dalam merayakan pereayaan tersebut Today Alive membuat sebuah proyek dengan dasar mempromosikan ulang debut EP nya, dengan inovasi yang berbeda lagi. Akhirnya sebuah konten split album terpilih untuk proyek terbarunya. Bersama teman baik mereka asal Kota Singaraja – Bali, bernama Last Year. Dengan konsep yang cukup fresh yakni dengan cara saling men-cover lagu dari kedua band sengan karakter masing-masing, Today Alive sendiri akirnya mencover sebuah lagu berjudul Kembali bermimpi milik Last Year. sedikit berbeda kali ini mereka berkolaborasi dengan Bayu Kharisma dari Fourwall untuk mengisi Piano yang dibenturkan dengan riff riff gitar yang sangat khas dari Last Year, dan ini kali pertamanya Today Alive membawakan lagu tentang asmara dengan lirik yang sangat dewasa. Sebaliknya Last Year sendiri merasa mereka mejnjadi muda kembali ketika mereka memutuskan untuk mengcover lagu dari Today Alive berjudul Meaning. Raungan riff gitar masih menjadi andalan dari Last Year, dan suara tinggi yang sangat khas darisang vokalisnya.
“Find” adalah nama yang telah disepakati bersama untuk judul split album kali ini, “Find” sendiri ber-artikan menemukan/mencari, 
“jika kami beri sebuah filosofi mungkin ini beratikan bahwa kami telah menemukan sebuah bentuk relasi pertemanan yang sangat bagus, dimana jarak nyata malang-singaraja (Jawa Timur – Bali) benar-benar tidak menghalangi kami untuk berteman bahkan untuk membuat sebuah karya yang jarang dilakukan oleh band lain, dengan saling mencovernya” terang Fandi vokalis Today Alive ini.
“Kalau harapan saya semoga dengan dirilisnya split album ini, karya karya kami  bisa dikenal semakin luas tidak di Jawa saja, bahkan teman teman di Bali bisa menikmatinya” – ujar Romy sang Drummer
Dalam album ini berisikan 16 lagu dimana ada 2 lagu saling cover, 11 lagu dari EP lama, dan 2 lagi akustik hingga lagu terbaru dari Today Alive yang berjudul If We Want, album ini sendiri dirilis secara eksklusif dan terbatas oleh Undisputed Distribution tepat di Malang Records Store Day 2018 di Dilo, Kayutangan Malang. Secara kebetulan Today Alive masuk dalam kompilasi tersebut Malang Records Store Day 2018.

Find - Split Album 2018

Last Year - Meaning (Today Alive Cover)

Lama tak terdengar kabarnya di industri musik tanah air, Unit Pop Vintage Yogyakarta, Holiday Anna Jumat (6/7) ini kembali menyapa pendengar musik lewat lagu baru berjudul "Romansa". Lagu berdurasi 5 menit 43 detik ini tidak sekedar melegakan para pendengar pop vintage yang rindu dengan musik Holiday Anna, namun juga sebagai prolog menuju album penuh perdana Prima Marturia (Vokal), Darma Prayoga (Piano, Keyboard & Synthesizer), Ratna Astra (Lead Guitar), Valentinus Nagata (Bass, Upright Bass & Contrabass), Bagas Permana (Drum & Percussions), dan Okrifianto Syam (Trumpet) yang sempat tertunda dua tahun.

"Romansa" ditulis Bagas Permana untuk mengenang kisah asmaranya di masa lampau sampai pada akhirnya diberikan kesempatan untuk mengulang kembali indahnya deretan momen itu. Bagas sendiri yakin bahwa yang indah dari mereka yang pernah saling jatuh cinta adalah ketika tidak saling lupa. "Sepertinya sangat mustahil untuk melupakan semua kisah yang telah dijalani bersama. Kerinduan tiada akan sirna, mengenang peristiwa manis nan romantis juga tidak akan habis," sambung Bagas.


Sedangkan untuk aransemennya dibuat bersama-sama. Holiday Anna masih nyaman dengan genre Pop Vintage di lagu ini. Namun dibandingkan single "Nyanyian Rindu" yang rilis tahun lalu, "Romansa" jauh lebih kompleks baik secara aransemen. Untuk mendapatkan sound dan nuansa yang diinginkan, Darma mengisahkan proses rekaman mereka yang panjang. Salah satunya ketika merekam suara string section yang dipercayakan pada teman-teman kuliahnya di jurusan musik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dulu.

Cukup mengejutkan mendengar eksplorasi vokal Prima dalam "Romansa". Sejak awal, Prima menganggap lagu ini sebagai tantangan karena harus menyampaikan tiap larik lewat interperasi yang tepat. Begitu juga ketika membawakan tiap lagu yang sudah dipersiapkan untuk album baru. Mendengarkan lagu ini secara keseluruhan, pendengar bakal dilempar pada nuansa jadul yang kental.

Setelah single ini Holiday Anna langsung tancap gas memproduksi video klip. Holiday Anna berharap dua karya ini nantinya tidak sekadar mengobati kerinduan pendengar, namun juga mewakili perasaan mereka yang masih menyimpan ingatan terhadap kisah masa lalu. Lagu ini sendiri sudah bisa didengar di sejumlah platform dengar digital. "Syukur-syukur lagu ini bisa mewakili perasaan pendengar dan semoga begitu juga dengan album perdana kami nanti. Doakan kami terus berkarya untuk teman-teman semua," tutup Darma.

Holiday Anna terbentuk tahun 2012. Mereka dikenal melalui single "Nyanyian Rindu" yang diciptakan Darma Prayoga. Band ini dibentuk melalui gagasan beberapa mahasiswa kampus seni musik UNY yang mengagumi berbagai karya musik era tahun 1950-1970an. Holiday Anna mencoba memainkan musik pop dengan menghadirkan sentuhan vintage di dalamnya.

Kontak :
WhatsApp : +62 8123 192 8610 
Mobile No. : +62 8224 686 5624 holidayannaband@gmail.com rekanlibur.records@gmail.com www.holidayanna.com
Jl. Nagan Tengah 7 Yogyakarta 55133

Holiday Anna - Romansa

Googs adalah situs yang berbasis di indonesia yang menyajikan informasi seputar lokal dan mancanegara. Googscast adalah sebuah archive menampung serba serbi audio visual.

Googscast juga tersedia di http://youtube.com/channel/googscast/

Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi kami di :: info@googs.me atau googs.info@gmail.com

Googscast

Popular tracks