Joe Million - Enigmatik

Malam tambah larut kopi ku tinggal separuh/ dan pena masih mengarung kertas yang tak lagi baru/ harum namaku, haru Bapa Mamaku itu harap ku/ langkah panjangku kini masuk tahap yang baru
rasa teraduk juga beradu dengan asa dan asap datang mengaburkan pandang dengarku, angan-anganku/ teman malam gelapku mengusir rasa kantuk/ ilusi bayang hantu/ urusi yg tak tentu/ mengusik secakap aktor pemusik berbakat/ heeh/ hingga keningku pecalah namun tetapku berjalan keras bak bola pejal yang kerap di guna roda
tak henti tanganku, mereka kerja rodi/ tuk beri otakku dua lapis roti/ makanan untuk pikiran dan makna yang tak terpikirkan sebelumnya/ kini mulai meresap sedikit demi sedikit/ kini mulai ku cerna/ mata ku memicing karena akanan(=masa depan) cerah dan tekanan darah mulai merangkak dalam tantangan berat

tak kusangka semua yang ku tangkap buah malapetaka/ buat enggan melangkah/ buai tipu belaka permainan jenaka/ undi bak ku menangkan padahal terperangkap/ akulah badut lucu sejak di baju karena cita terajut terlalu dalam menganju/ dalam cerita cinta atau derita, buruk rupa atau pun jelita/ tak jadi masalah hati yang jadi pelita dalam sesat mengarahkan tengadah ke arah bintang/ kilau kecantikan itu membutakan/ takkan menggantikan tulus perbuatan
akankah pagimu terus menyenangkan/ ataukan nadimu putus menyeramkan karena menyerahkan semua mimpi dan malah menyalahkan hidup yang menghimpit
ah... aku punya mimpi aku tur dan titi karir/ hijau bak olivin hingga ku di tivi berdiri dan dihimpit, bintang lain kupimpin
rahasia yang mengintip dari balik malam gelap/ latihan tak henti hingga mata ku memerah/ aku jadi sipir menjaga bar ku/ menawan tiap iblis lirik gerak ku
kini gemaku hampiri gendangmu dan guna-gunaku kan hentakkan kamu yang berarut-larut dalam gundah gula-na/ namun tak juga manis menyambutnya

kopi ku mendingin panasnya terserap lirik/ namun aku tetap ingin tanganku terus digiring dalam iring-iring rima di ritme sampai kau miring/ terlalu berat bak otak tertarik jerat/ saratkan serat lancarkan darah ke daerah vital/ jangan kau heran lirik ku buat kau sehat/ dengan isi yang sakit keterangan label merah/ percaya diri kerah terangkat panas kaldera/ yeah
saat tergelap saat akan menyerah/ langit kan berubah cerah/ indahnya kakukanmu ajak tuk mengagungkannya/ melantunkan sajak syahadat pada yang esa
ujung kertas menipis dan jelas waktu menipis, ck ck ck/ barisan lirik kritis/ luka di kiri pelipis darah seiring menetes/ bangga diri mengukir karya yang menghipnotis

Hipnotis

Joe Million - Enigmatik

Bless me Nas

kubangun pagi-pagi dan ku lihat jam berganti/ terlambat lagi-lagi aku paling anti/ banyak kegiatanku yang telah menanti/ walau ngantuk ambil handuk lalu pergi mandi/ pilih baju jangan ragu karna ku siap melaju/ angkot ungu jangan dungu apa lagi yang kau tunggu/ jemaat Cisitu dari 1 sampai 7/ cuma ada satu tempat untuk di tuju/ ITB, Institut yang Tidak Berteknologi/ dari morfologi terlihat cuma bisa berteori/ ironi pendidikan dikuasai kroni yang kronis tak heran lambangmu pernah masonis/ siapa yang tak kenal kau si EO bandung/ akhir pekan lapangan basket berubah jadi panggung dan tidak tanggung-tanggung/ artis bau kencur sampai major di ITB sudah pernah manggung/ dan tak kurasa angkot telah menepi/ sampai pintu belakang aku pun berhenti/ tengok kiri tengok kanan waspadai satpam sangar/ oke aman seng tinggi memagar tetap aku cakar/ sekarang menuju ruang kuliah/ ku lelah, perjalanan seperti keliling dunia/ sepeda ada banyak namun cuma jadi pajangan/ semua rusak dan dirantai gambar kualitas kacangan/ lanjutkan perjalan dari oktagon sampai labtek 8/ kuliah hari ini timur atau barat?/ dasar keparat, 9138, sudah nasib terima dengan hati lapang/ langkah ku percepat karna aku sudah telat/ 15 menit, namun sempatkan lihat cewek genit/ tak ku mengerti kampus atau fashion di TV/ baju tembus pandang buat terlihat bikini/ akhirnya sampai juga di kelas dengan wajah memelas/ terobos dosen sedang terangkan kalkulus menyeramkan/ lalu duduk paling belakang posisi tak berubah karna aku tlah jadi pelanggan/ satu jam dua jam tiga empat jam/ ku mual melihat dosen mengajar/ langkah keluar tarik nafas Sampoerna sebatang cuma hari lain di ITB coba kugambarkan

I.T.B.



These words, simple as they may be, are the essence of everything. They rise up from my heart and return me to a place of stillness, of presence, of truth. They are enough.

I stand here, in the unfolding of my life, and I see how gratitude softens all edges, how it shapes each moment into something luminous. When I whisper thank you, the world reshapes itself — the struggles become teachers, the wounds become openings, and even the silence is filled with meaning.

In love, in loss, in the laughter of my children, in the quiet breath of the morning — thank you. For each meeting, for each parting, for every hand held and every tear shed. Thank you. For the questions I cannot answer, and for the mysteries that need no answer.



Section 2
We live in a world where everything asks us to hurry, to choose sides, to reduce ourselves to labels. But love, true love, is the refusal to shrink. It is the courage to stay open, to stay vast, to stay vulnerable in a world that teaches us to armor ourselves. I have learned that tenderness is a form of rebellion, and devotion is the most radical act of freedom.



Section 3
I believe in presence more than perfection. Presence is when you show up, unarmored, unedited, as you are. That is what makes intimacy possible — not the performance of being flawless, but the offering of being real. It is in our cracks, not our polish, that we recognize each other. It is where we are unfinished that love enters.



Section 4
Fundamentalism, whether in politics, religion, or even relationships, is the opposite of life. It is a narrowing. It fears ambiguity, nuance, the places where contradictions breathe. But we are not meant to be simple, we are meant to be infinite. We are both light and shadow, laughter and grief, certainty and doubt. To love is to hold all of it, without needing to resolve it into something smaller than it is.



Section 5
The more I live, the more I understand that death is not the opposite of life, but its mirror. It teaches us to stop waiting. To pour the wine, to kiss longer, to tell people what they mean to us now, not tomorrow. Mortality is not cruel; it is the teacher that reminds us of the urgency of tenderness.



Section 6
I have hit a confusing problem. I feel inside of me that I live 2 lives every day. I am a Gemini, but so is everyone. You feel 2 things every day — your physical body (food, clothes, exercise, nature, sun) — and you feed your psyche, your brain (radio, book). But most important is that it is not a choice. It is a human breath, a necessity.




Section 7
If I leave you with one truth, it is this: love is not something you find. It is something you choose, again and again, even when it is hard, even when you are tired, even when fear tells you to close. Choose love like a practice, like a prayer. That is the only way to stay free.



Jérémi’s Words

18 - Cloud Choir Parade

Cahaya jingga di dinding/ yang singgah hingga disini kan tinggal sisakan rindu tak mau berpisah hatiku/ akankah kisah kasihku cukup tuk bisa kasih mu senyuman di saat hatimu mendung dan hisap tangismu/ bekukan tinta jarimu/ tlah buat indah hariku/ karna ku diajarimu untuk tak pindah darimu/ rekaman tingkah lakumu akan selalu kubawa kurawat hingga akhirku/ dan suratmu ku akan sertakan itu di koper letakkan itu/ di loker dengan hatiku/ ingat janjimu kau harus selesaikan itu/ dan jangan gunakan perpisahan tuk sesatkan itu/ dan mari rendahkan siku/ dengar dan hendaklah ikut/ doa tuk detak nadimu dan juga megah aksimu/ jika luapan rindu tak mampu lagi kau tanggung/  kau ingin lupakan itu cukup kau bukakan pintu/ semilir angin berhembus mengirim janji padamu/ ku kan kembali, namun kau harus janji padaku kau akan

Live this one...

Live This One

"Balada Mati"
November 2016
Mixed @senartogok
110 BPM 
Sample:
The Winstons - Amen Brother
Soulfly - Prophecy

==============

(Chorus)
Laskar nyalakan api
Angkat balada mati
Berangkat para fanatik
Maju dan berperang pegang mic guncang galaksi

(Verse 1)
Rakim kan rasuk berpadu distorsi
Dua dunia bergabung exorcist
Sayat telinga tak sayang telinga
Mayat gelimpang terinfeksi Million
Rakyat hanya ingat legenda sejati
Saat dia mati berkicau kau aktif
Di dunia seakan Suriah adalah hunian 
tempat kau injakkan kaki
Kau tak berani bicarakanku di depanku
Bagai puting yang menyembul di dekatmu
Entah malu atau apa melihatku tutup mata
Aku tak peduli mending aku terus saja
Berkutat dan berusaha merampungkan tiap karya
Peluh tak kan membuatku berhenti dan tak berdaya
Sila saja meludahku dengan rima payah
Singkat kata dan lidahmu telah aku sayat
Sangat menyenangkan menggubah di bawah hujan
Seorang bujang dengan tujuan menghujam tiap dentuman
Beat dari Senartogok microphone di pojok ruang
Mulai dari ruang kecil teguh ku berjuang
Semua yang menantang aku pandang dengan pantat
Bukan dengan mata maaf ku sedang menatap
Film porno ini maaf Jini Oh Jini
Dibanding rimamu bajunya lebih menantang
Pegawai sebuah kantor pemantra di atas panggung
Buat bos kecewa namun fansku tetap kagum
Lagu ke lagu buat ku angkuh dan angkuh
Sifat burukku penyakit yang makin akut
Aku bungkam semua yang cuma cuap-cuap
Kini ku tak dengar lagi hanya hmpp hmpp
Ini verse pertama maaf jika terlalu panjang
Ini sebuah kentang silahkan simpan dalam rantang

(Chorus)
Laskar nyalakan api
Angkat balada mati
Berangkat para fanatik
Maju dan berperang pegang mic guncang galaksi

(Verse 2)
Seorang tokoh dengan rokok tampang bodoh
mulut kompor bersama Senartogok sering mojok
kami buat lagu dari pojok sampai badan rongsok
tak peduli keluar ongkos badan kotor
depan microphone berkokok
studio itu pendopo
bintang dari bukit Moko bawah tanah ku bercokol
otot di rima, lagu jadi bukti foto
album jadi bahan tontonan tak ada bagian yang terpotong
kerja keras bukan moto Super Flava bukan logo
engkau sotoy mulut jontor hah
IQ jongkok jangan ngotot
kompetisi jadi motor diri sendiri promotor
hingga namaku berputar bagai rotor hah
satu orang lima mixtape aku obor hah
hujani Indonesia aku Bogor hah
kau yang palsu bagai botox sini aku beri contoh
kau dengar Ki Joko Bodo duduk tunduk jangan ngobrol
pikir jorok bahkan ngorok bagai kodok hah
mending kau kembali jualan soto hah
daripada jual bualan Toto hah
panta lubang tak berbobot dan masih memakai popok
hingga bocor dan bercecer dengan tenang kau bertengger goblok
jangan dulu menggangguku sana pergi dulu koprol
kau melulu memanggilku mau apa sih kau kontol?
itu mainanmu tolol
ini rima o-o baru sadar bilang ooo
kau yang paham bilang wow, diikuti ooo oooo....
bak melihat pocong kau ketakutan dan loyo
kau kira rap, cuma sekedar yoo yoo
kau yang pusing pasang koyo
monggo sana pergi molor
ku melanjutkan menulis bagai Soe Hok Gie
ku tersohor akan rima yang menohok
dengan gigi yang jonggos Indonesia aku terobos
tak peduli Provost yang yg melotot ku molotov
hingga badan penuh borok nanah tak terkontrol
tampang sangat jorok hanya jadi olok
macam Haji Lulung ah... Tuhan tolong!

=============

Balada Mati

RANGAH
=======
JOE MILLION
=======
EP
=======

RANGAH

Joe Million ft. Samuel Billy

Lirik:

Hey Joe Million apa kabar Manokwari
Kuharap dia menari dengar rimamu beraksi
Disana indah sekali, ajak gue sekali- sekali
Atau boleh tiga kali biar dapet piring cantik

Rand Slam di Bandung, sabtu ini manggung
Hip Hop Kaki Lima, semuanya gabung
B-boy, Dj, MC, pentas kelas tinggi
Tetep down to earth karna kita punya graffiti

Jarak tak buat kita berjarak
Rima berbicara dimana kita berada
Bandung, Manokwari, Jakarta, tiga kota
Semua bergoyang tapi jangan sampe goyah

Dari bawah kita naik permukaan
Lihat lahan-lahan dan sikat perlahan
Btw disini pemilihan lagi heboh
Gue cuma harap pilkada bukan plasebo

Dan gue seneng karena hari ini libur
Bangun seduh kopi dan kencengin speaker
Internet macet tapi tetep ku asek
Karena sekarang gue sampling dari kaset

Oleh-oleh dari Musik Bagus Day
Salam untuk Wizzow, Della MC dan Mdee
Jaga musik Hip Hop tetap bergengsi
Basmi MC karaoke yo'e

Bulan depan gue dan Randi ikut isi
Pasti keren kalo lo juga disini
Kemarin Doyz kemari dan rekaman verse dua
Abis itu kita ngobrol sambil minum kopi Papua

Ketemu Senartogok dan ngumpul bareng yang lain
Betapa masa depan Hip Hop cerah bukan main
Tidak lupa besok apa sodara
Medium Rare akan mengudara

Gue dan Teezy juga buat projek manis
Minggu depan rilis 48 baris
Tunggu, gue cuma bilang ke lu aja
Jadi diem diem dulu aja

Sampe ketemu lagi April
Gue pastiin posisi lo ga diambil
Ladidi ladidadidi eh
Gue belum mandi jadi udah dulu kali ye

Warkat Kilat Balik

Lyrics written by Rekvmjejvk
Music produced by Jesse James
Scratch by Insthinc
Retouch by Senartogok
Mixed and mastered by Juta

Contain sample: Rump Shaker by Wreckx nEffect

Unreleased Track

4. Kembalikan!

Don Wilco
"Sakramen"
2017

[Verse 1]

Buka portal imaji demi rima immortal
Teknik sylable total berbalut serangan frontal
Sepatriot Bondan Prakoso berseragam Funky Kopral
Bersenjata Xcalibour arena ku Dobrak dan ku bongkar
Beri hormat pada setiap insan yg murtad
Dengan akal yg disunat atas nama kemaslahatan umat
Beradu urat syaraf sebelum sakramen jumat
Hingga Starla bertaubat usai menafsir surat
Bumi itu bulat, sebulat tekad para bigot
Yang nekat meledakkan diri di setiap sekat pelanggan panti pijat
Yang mencari akal sehat
Lihat lebih dekat hebatnya zakar naik kala berdebat
Dogma merebak, biarkan si bodoh yg menebak
Hingga dia terjebak dihadapan Densus 88 yg siap menembak
Melesat ke otak menembus Tengkorak
Titipkan salam pada Ombat

[Hook]

(Overdose)
Kafani nalarmu yg mati
Bendera kuning didepan jalan menanti
(Overdose)
Demi surga penuh mimpi
Logikamu hibernasi

[Verse 2]

Masuki altar logika kurapal mantra
Mengantar tumbal sebuah instrumental penuh darah
Barisan aktivis surga itu korban berikutnya
Kubur mereka dalam satu kanal dengan pengikutnya
Menjual ayat suci,serupa skema Ponzi
Surga tanpa bukti menanti di kala mati
Diatas bumi yg penuh moralis meng-cosplay nabi
Mari hakimi, lempari mereka dengan Sari Roti
Masturbasi iman di tanggal cantik
Aksi simpatik jadi pemantik api semangat fasis
Silahkan mimpi basah soal toleransi
Kegendengan yg pamungkas membuat mereka rasis
Atas nama tuhan lemah yg kau bela
Dan atas nama surga yg ditebus dgn darah
Ku angkat jari tengah ke udara
Pada yang kuasa dan menanti di pusara

[Hook]

(Overdose)
Kafani nalarmu yg mati
Bendera kuning didepan jalan menanti
(Overdose)
Demi surga penuh mimpi
Logikamu hibernasi

-------------------------------------------------------------------
Song & lyric written by : Don Wilco
Music Produced by : Altarlogika
Mixed & Mastered by : Altarlogika
Artwork by : Lines Of Death

Shout out to @callmewilco

Don Wilco - Sakramen (Prod by. Altarlogika)

Komemorasi adalah lagu bebas dengar rakitan grup Hip hop Infrastruktur Katastrofi yang dirilis lebih awal demi medukung setiap yang bergerak melawan ketidakadilan. Terlebih, gempuran fasis pasca terselenggaranya Simposium Nasional Tragedi 65 pada bulan April 2016 lalu, semakin membabi buta. Penyitaan buku, pembubaran pemutaran film dan diskusi, perampasan lahan warga bersertifikat hak milik yang semakin serampangan, dan segala kesewenang-wenangan perampasan ruang hidup lain hasil kolaborasi pemerintah beserta aparat didukung korporat adalah tindakan inkonstitusional yang menenggelamkan hak asasi manusia di jurang ketidakadilan.

Hal ini kian melayangkan peringatan bahwasanya Indonesia telah dan masih menindas Nusantara tanpa menghiraukan tangisan Ibu Pertiwi yang sedang dan masih bersusah hati melihat anak-anaknya kelaparan di lumbung padi, bahkan diinjak-injak hak-haknya oleh yang seharusnya menjaga melindungi, dan mengayomi.

Lebih parah, tindakan serampangan pemerintah dan aparat disulap oleh beberapa media korporat sehingga pemerintah dan aparat mendadak bercitra harum, selaras dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dalam menjalankan pembangunan. Padahal, negara terbukti telah dan masih menjajah Negeri. Namun, jika kawan-kawan bertanya pada kami "pemerintah yang mana? Rakyat yang mana? Aparat yang mana? Korporat yang mana?" dengan kebijakan yang (tentu) tidak sebijak paket ekonomi jokowi, kami sampaikan; "lihat dirimu, sekelilingmu, internet ada ditanganmu, kau bisa membuka portal-portal bernas seperti indoprogress.com, selamatkanbumi.com, islambergerak.com, bantuanhukum.or.id, jakartabeat.net, kpa.or.id, dan yang ajaib; mojok.co, untuk menjawab pertanyaanmu, seperti seruan Jibril pada Muhammad; "Iqra! Dan semoga anugerah bersamamu."

Kenyataannya sangat ironis, lagu ini tidak cukup untuk mendeskripsikan seluruh pelanggaran hukum dan hak asasi manusia yang dilakukan kolaborasi pemerintah, aparat, dan korporat karena saking banyaknya pelanggaran dan kesewenang-wenangan yang digencarkan. Bahkan, meskipun penggalan lirik pada verse pertama mulai ditulis pada awal tahun 2014, dimana pada pertengahan tahun itu, kubu Jokowi-JK mengedarkan isu akan mengulang kebijakan Gus Dur mencabut TAP MPRS No. XXV Tahun 1966, ternyata justru keadaan hari ini tidak jauh berbeda dengan masa kecil kami yang dikungkungi rezim orba. Terang jawabnya, hal ini menasbihkan lirik pada verse pertama untuk dieksekusi dan dipublikasikan.

Setidaknya, lagu ini hendak turut berpartisipasi menyampaikan peringatan karena seperti kata-kata Kommer di Bumi Manusianya Pram: "Jika kemanusiaan tersinggung, semua orang yang berperasaan dan berpikiran waras ikut tersinggung, kecuali orang gila dan orang yang berjiwa kriminil, biarpun dia sarjana". Tentu jika yang menyinggung perasaan Kemanusiaan tidak meminta maaf, tidak sudi rekonsiliasi, tidak mau membenahi keadaan, bahkan tidak mau mendengar suara dari Kemanusiaan, maka penggalan puisi Wiji Thukul itu masih sangat relevan, hanya ada satu kata, Lawan!

Tabik.

Lirik: https://genius.com/Infrastruktur-katastrofi-komemorasi-lyrics
Lirik ditulis oleh: Sleep Earth
Musik ditulis oleh: Prime Manifez
Dimixing & mastering oleh: Prime Manifez
Insert: Potongan suara Widodo Sunu, pemimpin perjuangan tani sekaligus Kepala Desa dan Warga Urut Sewu, Kebumen, Jawa Tengah yang disampling dari unggahan video berjudul 'Warga URUT SEWU di Serang TNI 22 Agustus 2015, Kebumen MEMBARA, Kasus URUT SEWU' dengan link www.youtube.com/watch?v=GR6LwwyM7LE
Foto Sampul Lagu : diambil dari foto jurnalistik dari link http://www.berdikarionline.com/berlapis-lapis-kejanggalan-dalam-penggusuran-di-tanjung-luwuk/

Komemorasi

Langsung input vokal,lirik sudah full tank
Ku dobrak skena lokal,tanpa berkaos wu tang
Fikri lempar instrumental,ku sulap jadi new track
Berhiaskan sajak Vandal di muka Alay boombap

Unjuk kemampuanku dalam berkata kata
Meski soal freestyle ku masih terbata-bata
Terus asah kata agar lirik semakin Canggih
Biar sehebat saykoji yg freestyle sampai pagi

Haha yezza yezza,semua bilang hustle
Semua bilang struggle,dari oldskool sampai mumble
Pasang foto kendrick usai dengar lagu humble
Seposer anak punk yg berdandan dgn rumble

Pakai sneaker mahal tapi gembel soal rima
Hanya pikirkan gaya bak hipster jebolan ipa
Kini Flow tripletmu berubah jadi limbah
Mengalir dengan indah,Menuju lubang tinja

Verse2
pilih jalan ninjamu,teriak "hiphop sampai mati"
Lalu pakai kata ni***,macam kau minor di amrik
Takkan Darahku tertumpah,saat darah naik
MeskiKu tak bisa santai buat Mc plastik panik

Lupakan basabasi,tuk menangkal emosi
Persetan pujian Api yg berbentuk emoji
Ku berkawan dgn iblis,persetan eksorsis
Siapkan gadis ex-rohis untuk menari erotis

bicara tentang pembenci,hampir di tiap baris
Lalu kau minta ku hargai musikmu yg najis?
Anjing,misimu sangat praktis
Jika Kau tanya misiku? "Aku ingin cuki artis"

Mc miskin diksi berima Fatamorgana
Merapal lagu buruk seperti hana montana
Aku toni montana,pecandu frasa kombatan
Habisi rapper kontolan,yg pantas jadi olokan

DON WILCO X FRIKI - SIRKUMSISI

Rap & Lirik : Don Wilco
Beat : Da Kriss
Mixing & Mastering : Da Kriss

Lirik : 
Verse 1
Demam boombap menjangkit menjadi pandemik
Lupakan paracetamol,kalian sudah generik
Ini resep dosis tinggi oplos lirik dengan musik
Boss 303,da kris racik anti-toxin

Persetan kapital untuk nama besar
Ku cuma incar dada besar,jangan tanya rara sekar
Saat gelap mata rayakan dgn vandal
Panggil aku solehpati yg melukis kontol dajal

Untuk dedi stanzah,angkat gelas ke udara
Hidupkan paradoks biar pemabuk bersuara
Hingga toa berkumandang,kami kan tetap bersulang
Nikmati sepercik air di rotasi yang berulang

menanti kiamat dengan dansa pogo
Lewati breakdance katamso,lampaui anwar congo
Filosofi superman menolak lantunan virgoun
Akulah alasan dibalik hancurnya krypton

Chorus
Throw ur hands in the air,from side to side
Wilco da kriss,berkati kalian dengan praxis
Throw ur hands in the air,from side to side
Siapkan arak dan babi,lupakan anggur dan roti (2x)

Verse 2
Lupakan mikrofon,ini era mc lipgloss
Tuk jadi buah bibir bak cupangan leher indon
Tanpa flow migos dan lemak perut rick ross
Kau kan ku salib terbalik bergaya kriss kross

C4 metafor rakitan anumerta
Persetan frank ocean,akulah imam samudera
Memburu bak hembusan nafas karni ilyas
Paksa pasukan anarko menjadi linmas

Meneror bagai centeng basian orba menteng
Menyebar di underground seperti nurul gangbang
Melintas dgn brengsek,toleransi level redneck
Layaknya moron melaju diatas nmax

Okemen,opener freestyle paling canggih
Haji jeje tersenyum krn lirik mc plastik
Aku datang tuk kebumikan gayamu yg selangit
Ku hantam gitar akustik,kau jadi Fiersa besari

Chorus
Throw ur hands in the air,from side to side
Wilco da kriss,berkati kalian dengan praxis
Throw ur hands in the air,from side to side
Siapkan arak dan babi,lupakan anggur dan roti (2x)

Wilco da kriss,berkati kalian dengan praxis
Siapkan arak dan babi,lupakan anggur dan roti

Don Wilco & Da Kriss - Distorshit

Album kolaborasi dari Altarlogika, Don Wilco dan Joe Million.
Berawal mabuk, berakhir bikin 4 track.

“Cipinang Cypher”
Produced & Written by Altarlogika, Don Wilco & Joe Million
Mixed and Mastered by Prime Manifez

"Laga Tiga Pendekar"
Produced by Altarlogika
Written by Altarlogika, Don Wilco & Joe Million
Mixed and Mastered by Prime Manifez

“Gejolak Kawula Murka”
Produced by Dangerdope
Written by Altarlogika, Don Wilco & Joe Million
Mixed and Mastered by Prime Manifez

"Detasemen 666"
Produced by Prime Manifez
Written by Altarlogika, Don Wilco & Joe Million
Mixed and Mastered by Prime Manifez

"Detasemen 666 Remix"
Produced by Prime Manifez
Remixed by Prime Manifez
Written by Altarlogika, Don Wilco & Joe Million
Mixed and Mastered by Prime Manifez

LYRIC

(Don Wilco)

Kami koboi dari neraka persona Pantera
Hantui isi kepala macam ilusi efek mandela
Lirik tembak kau bersama instrumental yang bengal
Waktunya menyulap Gudang Garam jadi arsenal
Sebut kami minoritas karena tangkas
Lewati batas 16 kala mayoritas menulis ampas
Jika kupingmu panas tandanya kau memang pantas
Masuk urutan atas rapper skill amblas
Tanpa sponsor Djarum ku rajut tenun kebangsatan
Jika kau takut panggil pihak keamanan
Atau balik melawan siapkan benteng pertahanan
Biar ku ratakan menjadi area pemakaman
Simpan diksi "visi misi"-mu di jamban politik
Masuk tim hore berisi fakir jatah logitik
Sebodoh moron menjilat monarki menentang anarki
Tamengi Pos Polisi dengan seruan AKABRI
MC menjadi LC di pesta demokrasi
Jelas kalian kanker tak tertolong chemotherapy
Teriakkan kenaifan dengan bunyi nyaring
Serupa parade bigot yang ditabuh Buni Yani


(Altarlogika)

Rapat kerja prosa langitan, laporan kamisan
Hasilkan bar nista kala nisan dan tombak arisan, sarat ghibah
Bawa rima riba bak kontra syariah
Dan kami kan dalam diam tikam nahkoda Maria
Kau saksikan
Garda siwa hantam tiap brahma di tahta sang ilah
Bawa siksa laga mimbar, part akhiran naskah jihad
Kalam rima bak Attila
Raga hilang tanpa jiwa
Marka di langit pastikan kau dan kita tanpa titah
Tanpa bilang lalu hilang kala esa tak terbilang
Laskar kevlar, lars berpijak
Tawan desa dan menghilang
Bakar pesta yang menghitam
Dansa berlatar akhirat
Hujan yang hanya ingatkan Angkahong dan Arya Bima
Bawa nyala titik terang dalam sisi gelap
Kala fiksi tentang dzikir rekam awal diksi perang
Yang kami sesak dalam kamar dingin senyap
Bawa jasad giring tepat diatas tempat bising derap
Kau rakit rima sipil diatas instrumen negara
Kala ku rakit rima Ifrit diatas instrument neraka
Bar Rasko hamparan vandal
Ragnarok diatas Valhalla
Matador kalam penjara
Mangsa kau bak Chupacabra

(Joe Million)

Ambang batas sampai ampas tarik nafas sapu rata
Tak gunakan lagu lama aku angkat ayat anyar
Instrumental bau anyir macam bau mulut anies
Dokumenta syair dalam breaks yang berotasi
Tak butuh notasi hanya angguk dan resapi
Seduh kopi dan sesap menikmati saat sesat
Dalam rimba makhluk nokturnal memenggal dan gulingkan
Logika menggelikan yang digulirkan pencintra
Edukasi  diri sadar kau punya pilihan
Bebas jadi bajingan dan salahkan kekafiran
Buang semua kekuatiran hanya satu kepastian
Pembagian surga? Nihil, hanya kematian!
Sembah siapa saat altar yang kau bakar depan mata?
Mata ganti nyawa dengan gampang kau ucapkan
Belakang main mata, minta jatah tusuk pantat
Pengecut yang kau harap? Pengecut yang kau dapat
Gadai identitas kau pandai karang cerita
Kau memang wakili rakyat asal selain derita
Tak mengerti apakah surga di atas terbeli
Namun jelas kau memberikan harga untuk negeri

Gejolak Kawula Murka

Twitter/IG @joemillionraps

www.joemillionraps.weebly.com

Live This One

Joe Million

Recent comments

adrielnael

Prima Eko

Coy Rapp

Related tracks