Melestarikan Budaya Lewat Aplikasi Game Aplikasi Game Indonesia

Dirgantara Reksa, Dwi Febrina Fajrin, Kartika Catur, Tahniah 


Dongeng Anti Korupsi

Haryani Dannisa, Rumaisha Rifdah. Dwikie R. Dewantoro, Eky Wahyudi


Maraton: Demi Sehat atau Trendi

Menjadi umat Kristiani satu-satunya di lingkungan tempat tinggalnya tidak menjadi masalah bagi Margaretha atau yang biasa disapa Bude Meri. Bertahun-tahun ia membaur bersama puluhan warga Muslim tanpa pernah merasa berbeda dan terasingkan. (Reg - Gita Laras)

Jadi Satu Meski Berbeda

Apa  yang Anda pikirkan terhadap Ateis? Tak banyak yang tahu, memutuskan untuk menjadi ateis bukanlah sesuatu yang dianggap permainan. Merupakan sebuah langkah baru untuk mempertanyakan apa yang sesungguhnya terjadi. Bagi Michelle, menjadi ateis adalah bentuk dari kesungguhannya menjalani hidup dan sebagai pemahaman diri. Ia selalu menanamkan untuk dapat bertoleransi dengan orang lain dan ia ingin orang lain bisa mentoleransi pilihannya untuk menjadi ateis. 

-Garnis Geani

Memahami Seorang Ateis dengan Pemahaman Diri

Keputusan menikah dengan agama yang berbeda adalah hal yang sulit di Indonesia. Banyak pasangan mengalami kesulitan dari mulai penolakan pihak keluarga, dilema atas tafsir agama, dan juga biasnya posisi negara dalam hukum pernikahan yang berimbas pada proses administrasi yang berbelit. Sepasang anak muda, Shella dan Antony memutuskan untuk tetap pada agamanya masing-masing bila mereka menikah nanti meskipun ada penolakan dari pihak keluarga. Namun, mereka tidak sendiri. Indonesia memungkinkan pernikahan berbeda agama. Berbagai upaya dilakukan termasuk dengan mengajukan Judicial Review UU Perkawinan untuk mendapatkan kepastian hukum akan permasalahan ini.

-Aninta Ekanila

Kita Berhak Menikah dalam Perbedaan Agama

WARIA ATAU LAKI-LAKI BERPENAMPILAN SEPERTI WANITA/ MASIH BANYAK MENERIMA PERLAKUAN DISKRIMINASI DI MASYARAKAT// MULAI DARI KEKERASAN VERBAL/ FISIK/ HINGGA PENGUCILAN// NAMUN/ DI PINGGIRAN IBUKOTA/ TEPATNYA KAWASAN MERUYUNG/ CINERE/ DEPOK/ KEADAAN TERSEBUT BERBEDA SERATUS DELAPAN PULUH DERAJAT// BERIKUT KISAH OMA YOTI/ WARIA LANSIA/ PENGHUNI RUMAH SINGGAH/ YANG HIDUP RUKUN BERTETANGGA DENGAN WARGA MERUYUNG///

Oleh: Melati P Putri (1106012211)

Waria Dan Warga Meruyung Hidup Harmonis

(INTRO)
BICARA TENTANG TOLERANSI TIDAK SELALU TERKAIT SUKU/ AGAMA/ RAS/ MAUPUN ANTAR GOLONGAN// TOLERANSI JUGA PERLU DITUJUKAN UNTUK MENGHARGAI ORANG-ORANG DENGAN KETERBATASAN FISIK/ YANG BIASA DISEBUT KAUM DIFABEL// UNTUNGNYA/ KESADARAN UNTUK MENERIMA KAUM DIFABEL MULAI DISADARI BANYAK ORANG// HAL INILAH YANG DIALAMI OLEH OGI/ MAHASISWA PSIKOLOGI U-I YANG TIDAK BISA MELIHAT/ ALIAS TUNA NETRA//

Margaretha, 1106058074
Jurnalisme Reguler, Ilmu Komunikasi FISIP UI

Dalam Gelap, Dunia Tetap Menyenangkan

Pilihan politik merupakan hak asasi setiap manusia. Begitupun dengan pemilu. Sayangnya, masih banyak hak orang akan pilihan politik yang dilanggar. Hal ini juga dirasakan oleh Rancha yang merupakan seorang mahasiswa. Keluarganya menjadi penghalang terbesar Rancha untuk memiliki pilihan politik bahkan berpendapat dalam pilpres 2014. Berikut ceritanya 

Sefiana Putri Tingginehe

Pegang Teguh Prinsip dalam Konflik Perbedaan

Intro
Stigma masyarakat yang menganggap gila semua orang dengan gangguan jiwa masih banyak terjadi di Indonesia. Tak jarang pula bila ada salah seorang anggota keluarga menderita gangguan jiwa dikucilkan dan dianggap sebagai aib keluarga. Padahal kehangatan, empati, dan merupakan terapi bagi penderita gangguan jiwa. Namun meski sering mendengar stigma tersebut, Miliana Kanita, wanita 23 tahun dengan gangguan bipolar ini tetap menjalani aktivitas berkat dukungan keluarga.  

Par - Soca Purwandini Massardi

Gangguan Jiwa Tak Berarti Gila

Inilah hasil karya mahasiswa Prodi Jurnalistik di Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI. Kelas Produksi Feature Radio. 



Kelas Radio UI

Popular tracks