Garis-garis khayalan
yang membatasi pikiran
ada untuk apa?
ada untuk siapa?

Tanah ini tak ingin membatasi
jiwa-jiwanya yang ingin pergi
kesana kemari

Seiring pagi ku akan hilang
terus menembus petang
mencari arah pulang

menari, bernyanyi, berlari
kau lahir, kau mati, kau datang, kau pergi
Ada untuk apa?
Ada untuk siapa?

Gipsy

'Kan kubiarkan kau duduk melepas lelah
Dan 'kan kuambilkan barang-barangmu

Kita akan berdansa sebentar saja
Kita akan berdansa
Canggungku, lihaimu

Akan kubiarkan kau menghela nafas sejenak
dan menyandarkan kepalamu di pundak ku

'Kan kubiarkan kau masuk begitu saja
Mencabik setiap sisi
Buatku tak sama lagi

Karena pada akhirnya semua yang kita ingin hanya
Saling bersandar tanpa sepatah kata



Aku Akan Pulang Cepat Malam Ini (Karena Kiamat Datang Esok Pagi)

[Menjangkar:
verb
1. memanggil seseorang dengan nama kecilnya saja]

Menjangkar
aku kepadamu
Menjangkar
nama kecilmu itu
Benarkah dua hati ini takkan satu?
Oh menjangkar ku kan s'lalu

Berlayar
tuk mencari yang kumau
Berlayar
Dan akhirnya akupun tahu
Bahwa hanya kaulah tempatku kan berlabuh
Namun terlambat sudah
untuk itu

Menjangkar

terinspirasi dari film 'Tempting Heart' oleh Sylvia Chang

"These are the photos that i took when I missed you dearly"

Foto - Foto Yang Kuambil Ketika Merindukanmu


Mungkin memang sudah bukan pantasnya lagi untukku
Memikirkan, merindukan, sedikitpun

Sudah kau tutup semua celah
tempatku dulu bersembunyi 
yang ada di balik mata sayumu

Sempurna 
sudah semua siksa yang kau berikan
Kau ingin ku hentikan semua gejolak yang pernah ada
Seperti api
yang membara dan takkan sirna
Karena kau begitu menyakitkan
begitu menagihkan
dan kutakkan pernah jera

Hingga kau memutuskan untuk melenyapkan semua hangat itu
Tak cukup, tak mampu, ku t’lah mencandu

Terlanjur melebur dengan bara
Bunga api yang meneriakkan 
Namamu

Sempurna 
Sudah semua siksa yang kau berikan
Kau ingin ku hentikan semua gejolak yang pernah ada
Seperti api
yang membakarku tanpa sisa
Karena kau begitu menyakitkan
begitu menagihkan
dan kutakkan pernah jera

menjadi api
dengan namamu

Sempurna 
sudah semua siksa yang kau berikan
Kau ingin ku hentikan s’mua gejolak yang pernah ada
Seperti api
yang membakarku tak tersisa
Karena kau begitu menyakitkan
begitu menagihkan
dan kutakkan pernah jera

Walau kau tak menginginkan
Kau tak menginginkan…

menjadi api
dengan namamu


Menjadi Api, Namamu

"Sebelum Kau Tidur"

Sendu adalah teh yang kau seduh hangat
Yang kau buat malam ini untukmu
sendirian

Sendu malam ini adalah
melihat parasmu
yang selalu merenggut kelamun kosongku

Sendu
‘lah melihatmu
setiap malam untuk yang terakhir kali

Sendu adalah terbangun melihat kasur yang kosong
dan lampu jalanan
dan kamar yang tak 'kan lagi dengar
“selamat tidur” mu

Sendu
‘lah melihatmu
di malam, setiap malam, oh, sendu

Wajahmu, ketika kau tertidur
Rambutmu, dan harum yang tertinggal
Hangat itu, kulit yang tersentuh

Kau tak tahu rasanya dihantui asa
Setiap gelap malam selalu membawa bayangmu

Sendu
yang temani aku
di setiap malam
tanpamu

Sebelum Kau Tidur

Dan kau selalu suka
lagu tentang bunga itu
Dan kau selalu tanya
ingatkahku
kepadamu

Dan kupikir, takkan kutanggapi tanya
jika waktu yang kan menjawab
Memang mestinya kuterima perpisahan
namun ku terus berharap

Dan jika datang
lagi waktunya
untuk bertemu

Jangan bilang siapa-siapa
bahwa kita t'lah berjumpa
Lagu yang kau selalu suka
kan kunyanyikan
Di hari itu

(potongan akhir lagu ini adalah lagu Melati Suci ciptaan Guruh Soekarnoputra)

Nanti

Please check out this really really lovely story written by Mark Twain, The Diary of Adam and Eve, in Project Gutenberg's site here!
http://www.gutenberg.org/files/8525/8525-h/8525-h.htm

1.1. "Balonku Ada"

Mallaka

Popular tracks