Puisi dari, Mbeeer.tumblr.com

Demi Kita yg Pernah Jatuh Cinta, Bahagialah.

Dear Masa Lalu, 
Dengan berbesar hati aku ucapkan :

Selamat berbahagia masa laluku. Selamat melangkah dan mulai bisa kembali tersenyum dengan perasaan yg baru. 
Aku titipkan sebersit kisah-kisah kita, kisah pertama disaat kita berjumpa, kisah pertama disaat kita saling menyapa, kisah pertama disaat kita saling menggenggam tangan masing-masing dengan eratnya rasa.

Aku tak tau apakah pilihan barumu itu lebih sempurna daripada aku yg dulu atau tidak. Tapi yang jelas, aku sangat berharap kau akan bahagia.

Cintailah ia seperti dirimu ingin memperbaiki ketidaksempurnaan cintamu kepadaku yg dulu. Belai lembut dirinya seperti dirimu membelai lembut diriku yg dulu. Peluk erat tubuhnya, seperti pelukmu yg masih terasa hangat dihatiku.

Aku pernah berdoa untuk memintamu bahagia. Walau aku lupa meminta kepada Tuhan perihal siapa yg memberi kebahagiaan itu sendiri.

Jadi nanti ketika kau mampu tersenyum lebih ceria ketimbang biasanya, yakinilah bahwa doaku telah memintanya terlebih dahulu jauh sebelum kita dipisahkan.

Berbahagialah sayang. Walau kadang hati masih tak sanggup untuk melihat kamu hidup bersamanya, tapi jika kamu bahagia, aku akan sepenuh hati rela.


Demi cinta yg pernah membuat kita sangat bahagia. Bahagialah.

Demi Kita Yg Pernah Jatuh Cinta, Bahagialah.

Puisi "Dibalik Tegarnya Aku" 
Dikutip dari Mbeeer.tumblr.com

Untuk kamu;

yg merasa bahwa aku baik-baik saja tanpamu.

.

Kamu tau?

Dibalik diriku yg selalu memujamu, ada diriku yg selalu berdoa rintih sebelum tidur agar aku bisa dipertemukan lagi denganmu walau hanya sekelibat waktu.

Dibalik setiap sajak sendu yg selalu aku tuliskan disini, ada diriku yg selalu melawan perihnya rasa disetiap kata, yg menemani jari-jemari menari diatas pena.

Dibalik jiwaku yg kerap kali terlihat sangat mengaggumi hujan, ada diriku yg selalu menanti pertemuan dengan dirimu walau harus berjibaku dibawah teriknya sinar matahari.

Dibalik hina-nya aku dihadapanmu, ada diriku yg tak pernah memandang negatif sedikitpun kearahmu.

Dibalik caci maki yg mereka lontarkan kepadaku, ada diriku yg selalu berdiri bermimpi kamu mendukungku.

Dibelakang semua nasehat perihal rindu yg mereka tanyakan padaku, ada aku yg tak pernah bisa sedikitpun menasehati agar aku bisa berhenti mencintai kamu.

Dibalik setiap surat cinta yg pernah aku tulisi, ada hal tentang kamu terselip pada beberapa kalimat sendu.

Dan dibalik semua rinduku, ada aku yg menangis meminta kita yg dulu..


Dibalik Tegarnya Aku

Puisi berjudul, "Sedekat Detik dan Detaknya" Dikutip dari <a href="mbeeer.tumblr.com">mbeeer.tumblr.com</a> Dibacakan oleh, Nadia.
<blockquote>
 Sebuah kertas usang tak bernyawa, yg mewakilkan dua perasaan insan yg saling jatuh cinta. Yang sama-sama tak memiliki keberanian untuk saling menyatakan. Hingga pada akhirnya, mereka harus berani menelan kehilangan. Menyesallah. Hingga pada akhirnya kalian akan saling menyadari. Bahwa kalian tercipta untuk saling melengkapi. Memelukmu dengan erat layaknya sedekat Detik dengan Detaknya. Serapuh detik yg tak mungkin bisa kita tarik lagi, dan sedekat detak hati yg tak pernah bisa kita pungkiri. Kita adalah detik. yg sudah terlanjur mengalir dan tak bisa kembali lagi. Kita adalah detak. yg sudah terlanjur terasa dekat tanpa perduli terpisah seberapa luasnya jarak. Mencintaimu, membuatku merasa seakan setiap detik itu berdetak. Menghentakkan setiap rasa mengalahkan jarak. Mengalahkan semua hal yg dulu mebedakan kita. Mungkin hari ini kita tidak bisa bersama. Tapi aku mohon ingatlah aku yg mencintaimu disetiap jam yg berdetik. Ingatlah aku yg mencintaimu disetiap jantung yg berdetak. Disetiap detik yg terlewati. ada satu detak yg mencintaimu sepenuh hati. Detik hatiku, berdetak karena detak hatimu. Aku berjanji akan tetap mencintai, benar-benar sangat mencintai. Serapuh detik yg tak bisa terulang. Sedekat detak yg hati ini degupkan
</blockquote>
.
Terimakasih untuk Nadia, yg rela malam-malam gini membacakannya.&nbsp; Such a lovely voice! :D

Sedekat Detik Dan Detaknya

Puisi berjudul, "Nada Dalam Prosa Kita"
Dikutip dari, mbeeer.tumblr.com

.

Sayang,
Dulu kita hanyalah sebuah kata. 
Yang tercipta terpisah, tanpa pernah ada niatan untuk dapat hidup bersama.
Lalu kemudian datang suatu kebetulan dimana kita dipertemukan dalam sebuah paragraf prosa.

Saling saut-menyaut antara perasaan masing-masing. 
Saling mengidolakan antara satu, dan yg lain. 
Hingga tak lama kemudian, Cinta tumbuh diantara sela-sela hati kita. Perlahan membesar dan terus membesar. 
Memberi sealun nada di kehidupan baru kita.

Sayang,
Kita adalah sebuah Lagu. 
Aku dan Kamu Lirik-nya. 
Cinta adalah nada pengiringnya.

Kita terus dinyanyikan saat itu. 
Dari siang, hingga menjemput malam. 
Dari masalah, hingga terselip sebuah senyuman. 
Dari berjalan, hingga berharap untuk mampu menyerah. 
Kita adalah sebuah symphony yang terus-menerus dialunkan.

Kemudian, 
datang suatu hari dimana nada dipaksa pergi meninggalkan kita. Memisahkan aku dan kamu kembali menjadi sebuah kata.

Dengan sulitnya rasa ikhlas, 
Aku berusaha mengumpulkan kamu lagi disetiap harinya.
berharap bakal ada suatu nada hinggap diantara kita lagi. 
Walau hari itu, hingga kinipun tak kunjung menghampiri.

Hingga pada akhirnya, Sayang. 
Sudah terlalu banyak kamu dalam aku. 
Sudah terlalu banyak rindu dalam sendu.

Kamu sudah menjadi kumpulan puisi dalam hati. 
Oleh karena itu diary kecilku ini selalu mengabadikan kamu. 
Berharap suatu hari kamu mampir untuk membaca. 
Lalu menimbulkan sedikit lagi nada di sela-sela hati kita.

Ya.. 
Suatu hari..
Kata akan diiringi menjadi sebuah prosa lagi. 
Sebuah prosa yg diiringi nada. 
Yg akan kita lantunkan secara ceria, layaknya dulu kala.

Hingga pada akhirnya, cerita kita abadi, pada hati para pembaca setianya.

Nada Dalam Prosa Kita

Puisi berjudul, "Aku Pernah Mencintai" 
Dikutip dari, mbeeer.tumblr.com

==============================

“Aku pernah mencintai. Sangat mencintai. 
Setiap pagiku kuhabiskan untuk tersenyum menyapanya. 
Setiap siangku kuhabiskan untuk bisa bertemu dengannya. 
Setiap soreku kuhabiskan untuk bisa berjalan-jalan disekitar kota bersamanya. 
dan Setiap malamku kuhabiskan untuk sesekali menyelipkan namanya dalam setiap doa. 

Aku pernah mencintai. Sangat mencintai. 
Sehebat apapun yg kuhabiskan bersamanya, aku tak pernah selalu merasa kekurangan. 

Aku pernah mencintai. Sangat mencintai. 
Hingga suatu saat Tuhan mengajarkanku bahwa ada sesuatu yg tak bisa selamanya kau miliki. 

Aku pernah mencintai. Sangat mencintai. 
Dan ketika engkau dipaksa pergi, aku pernah tersakiti. Sangat tersakiti. Oleh diriku sendiri, oleh perasaan yg kubuat sendiri. 

Aku pernah mencintai. Sangat mencintai. 
Hingga pada akhirnya, hati terlalu letih untuk bisa bangkit dan dijatuhkan lagi.”

Aku Pernah Mencintai. Sangat Mencintai

Puisi berjudul, "Ketika Aku Pergi"
Dikutip dari, mbeeer.tumblr.com

====================================

Nanti ketika aku telah benar-benar pergi,
Siapa yg akan menyelamatkanmu dari kejamnya orang-orang disekitarmu? Siapa yg akan mengawasi tingkah laku cerobohmu itu? 

Nanti ketika aku telah benar-benar pergi, 
Siapa yg akan mencegahmu untuk terjatuh? 
Dan Siapa yg akan kamu salahkan, ketika nanti dunia mulai menyalahkan kamu? 

Nanti ketika aku telah benar-benar pergi, 
Siapa yg akan mencintai dirimu, sedangkan ketika bersamaku, kamu tak pernah bisa  mencintai dirimu sendiri?

Dan ketika aku telah memutuskan untuk benar-benar pergi,
Siapa yg akan menyembuhkan lukamu?
Siapa yg akan setia mendengarkan keluh kesahmu?
Siapa yg akan menguatkanmu ketika kamu tak mampu untuk berdiri?
Siapa?!


Walaupun kamu tau aku tak pernah bisa benar-benar pergi dan membiarkanmu tersakiti sendiri. Aku takut. Aku takut ketika suatu saat kamu mulai mencari aku— ternyata aku telah lama pergi.

Ketika Aku Pergi

Puisi berjudul, "Ia Tidak Pernah Tau"
Dikutip dari, mbeeer.tumblr.com

================================

Ia tidak pernah tau, tangan yg ia genggam sekarang, dulu pernah menggegam tanganku erat dan memohon agar tidak pernah dilepaskan. 

Ia tidak pernah tau, tubuh yg tengah ia idolakan, dulu pernah jengah melahap tubuhku dan memeluknya habis-habisan.

ia tidak pernah tau, kening tempat kecupnya berpulang sekarang, dulu ia pernah meminta-minta agar aku menciumnya secara perlahan.

Ia tidak pernah tau, rambut yg dengan lembut ia belai sekarang, dulu pernah menjamah tanganku, meminta mengelusnya seraya mengucapkan “tetaplah seperti itu, hingga nanti aku tertidur”.

Ia tidak pernah tau, senyum yg sekarang bagai penyemangat paginya itu, dulu pernah mencium senyumku, dan setelah itu kita berdua tersenyum.

Ia tidak pernah tau, cinta yg sekarang ia pamerkan, dulu pernah meronta memintaku untuk tinggal.




Dan ia tidak pernah tau. Bahwa hingga kini aku tetap mencintainya sebesar itu.

Ia Tidak Pernah Tau

Puisi berjudul, "Dirimu Yg Dulu"
Dikutip dari, mbeeer.tumblr.com

================================

Karena aku, hidup pada dirimu yg dulu

Seperti kejanggalan yg tak terlihat, kerikil yg tak tampak.
Mencintaimu hari ini, aku merasa asing. Aku seperti mencintai kamu yg hatiku tak mengenali.

Tak ada kamu lagi yg tak perlu aku ungguli dalam perihal mengucap selamat pagi. Yg tak harus menahan ragu hanya untuk berharap namamu muncul didalam situ.

Aku rindu kamu yg tak asing, yg berjalan denganmu aku tak sediam ini. 
Yg tertawa denganmu, aku tak sesulit ini.

Soreku rindu di sapa kamu, yg selalu giat mengajakku pergi untuk sekedar mencari buku. 
Yang tak memilih-milih film yg akan kita tonton. yg tanganku rindu dipegang tanganmu.

Tak pernah aku merasa sehampa ini mencintai kamu, seakan dirimu sendiri yg sengaja menghilang dari keseharianku. 
Kamu tak pernah merasa kamu berubah, begitupun aku. Namun apakah hati dapat dibohongi? tidak

Sejujurnya aku tak pernah bosan bersamamu. Menatap matamu aku hidup. Mengisi harimu aku mau. 
Tak ada jengan dan lelah yg aku keluhkan ketika aku harus menemani kamu. Namun sekarang bertemu dirimu seakan hatiku takut. 

Aku takut tak bisa menghiburmu, aku takut kamu bosan kepadaku, aku takut aku tak sanggup membuatmu seperti yg dulu. 

Sungguh Tak pernah aku setakut ini hidup bersamamu.

Jika suatu saat hubungan kita telah jatuh pada kata bosan, aku ragu jika itu aku.

Dirimu Yang Dulu

This poem will be in my wedding list. 
For my special, "Terimakasih Telah Mencintaiku"
Dikutip dari mbeeer.tumblr.com
.
.
Dicintaimu, aku tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada 

Tuhan.
Menjadi seseorang yg paling kau pedulikan, menjadi seseorang 

yg paling kau cari ketika tak ada kabar, ataupun menjadi 

seseorang yg kau khawatirkan ketika aku harus berpergian 

tanpa didampingi oleh kau.

Sekalipun, aku tak pernah berpikir bahwa itu adalah 

gangguan. 
Mungkin aku yg terlalu bahagia, atau memang sudah terbiasa? 

Namun yg jelas tak ada sapaanmu satu hari, aku benci.

Terimakasih telah mencintaiku.
Mencintai segala kekuranganku. 
Peduli akan keseharianku.
Dan menemaniku di setiap saat aku butuh.

Kau pernah jahat melarangku untuk berteman.
Namun kau pernah baik karena teman yg ku pilih bukanlah 

teman yg baik untukku.

Kau pernah jahat melarangku untuk bersenang-senang.
Namun kau pernah baik karena itu akan menjerumuskanku.

Kau pernah jahat berbohong tentang beberapa hal kepadaku.
Namun kau pernah baik karena itu baik untuk diriku.

Kau pernah jahat berkata jujur kepadaku.
Namun kau pernah baik karena kau tahu bahwa kebohongan akan 

melemahkanku.

Kau pernah jahat melarangku berpergian ketika aku butuh 

hiburan.
Namun kau pernah baik dengan datang dan memelukku berdua. 

Mengajak berbicara dengan suara yg aku suka.

Kau pernah jahat karena memaki-maki orang di sekitarku.
Namun kau pernah baik karena kau tau mereka menggodaku.

Kau temanku satu-satunya. 
Tempatku menceritakan keseharianku.
Tempatku mencari bahagia ketika luka. 
Tempatku berbagi tawa karena aku tau kau pasti mau 

mendengarkan.

Terimakasih telah mencintaiku.
Ditinggalkanmu, ntah aku akan seperti apa.


Kau pernah menjadi mataku ketika aku buta.
Kau pernah menjadi bibirku ketika tenggorokan tak mampu 

memaksa mulut untuk berbicara.
Kau pernah menjadi telingaku ketika aku menangis dan 

berusaha tak mendengar.
Kau pernah menjadi nafasku, ketika aku tersengguk-sengguk 

menangis karena keadaan.

.

Terimakasih telah mencintaiku.
Ada beberapa kenangan kecil tentangmu terlintas ketika aku 

membaca kembali tulisan ini.
Sebegitu besarkah aku mencitaimu?
atau, sebegitu bahagianyakah aku dicintai kamu?
Aku harap kamu tak pernah bosan kepadaku. Menemani hari-

hariku. 

Aku tak perlu lebih. Dicintaimu, aku cukup.
Namun jika aku boleh meminta, aku punya satu permintaan, dan 

aku harap kau mau meng-amin-kan.

Maukah kau membacakan puisi ini untukku?
Nanti, di pernikahan kita.

Terimakasih Telah Mencintaiku

Aku ingin merayakan Tahun baru dengan menyalakan kembang api. Dan kenangan tentang kita akan kurekatkan erat di dekat sumbu penyulutnya.

Biar ia melesat. Jauh. Tak terjangkau. 
Lalu meledak keras di angkasa. 
Hancur. 
Berkeping-keping.

Suara keras dari seruan terompet dibunyikan dengan lantang. Seperti sedang merayakan kehilangan. Tentang kenangan-kenangan. Yang tak lagi menggenang di dalam ingatan.

Dan orang-orang riuh bertepuk tangan. Tertawa riang serta gembira. Seakan luka tentangmu tak pernah ada sebelumnya.

Sesaat setelah gegap gempita yang sebentar itu nyaring terdengar menggema di telinga, kini pekatnya malam mulai membawa aku kembali kepada realita. Bahwa aku pernah kehilanganmu dengan begitu sangat.

Sakit sekali. 
Sakit sekali.

Seperti menyalakan kembang api namun tidak membiarkannya pergi. Ledakannya begitu nyaring, memekakkan telinga, membutakan mata, menghancurkan genggaman. Sakit tiada tara aku derita karena pernah tak membiarkanmu pergi.

Oh betapa aku ingin mendatangimu sekali lagi. Memukulmu keras-keras hingga kepalamu terkelupas, dan kupaksa memasukkan aku ke dalam sana. Biar kau merasakan, biar kau mengerti, bagaimana sakitnya ketika dipaksa terluka karena harus menerima keadaan.

Salam,
Aku. 
Yang sedang merayakan kehilangan.

Merayakan Kehilangan

Benci Untuk Mencinta Jazz Cover (Aransemen By : Hadian Anzhari)

1. Lahir pada jaman Don't Wanna Miss A Thing
2. Mulai mendengar music pada masa Livin' on a Prayer 
3. Dibesarkan pada era Black or White
4. Bernyanyi pada tahun High And Dry
5. Serius berkarya pada saat In My Place
6. dan sekarang lagi ngalor-ngidul sama lagu When i was Your Man

Mbeeer

Popular tracks