Name: When the Moon Shining by Morning Disaster
Duration: 3 min 14 s
Description: The last song from Dirty Punkabilly - EP (2013) of Morning Disaster

The last song from Dirty Punkabilly - EP (2013) of Morning Disaster

When the Moon Shining

Morning Disaster (Mordist) adalah band pertama dan satu-satunya di Salatiga yang mengusung genre Punkabilly. Band ini sudah kenyang akan pergantian personil. Sinatrius_13 sang Biduan bergitar dan Damhor 'bark' si tukang gebug'in drum bukanlah personel awal ​​​Mordist. Hanya Hani sang pembetot bass, yang merupakan personil awal​.

​

Sinatrius_13 masuk dengan membawa perubahan besar sehingga ​​Mordist mendapat jalan yang benar dalam suatu aliran dengan nama Punkabilly (perkawinan abadi antara Punrock dengan racun Rockabilly). Sedangkan Damhor 'bark' adalah punggawa paling bontot milik ​​Mordist. Si bungsu ini datang pada awal tahun 2011 saat ​​Mordist dihantam masalah besar yaitu kehilangan drummer sesaat sebelum record. Sempat vacum dan patah arang, akhirnya Sinatrius_13 datang membawa setitik sinar terang penuh harapan dengan menggandeng Damhor 'bark'. Sinatrius_13 kembali menyelamatkan ​​Mordist, dan kali ini si bungsu adalah alasannya. Hanya butuh 4 kali latihan dalam kurun waktu 1 bulan baginya untuk siap record 3 single pertama ​​Mordist (Self Titled).​

​​

​Morning Disaster​​ are :
Sinatrius Bayu Kurniawan a.k.a Sinatrius_13, sang biduan bergitar.
(LEAD GUITAR + VOCAL + Song Writer)
Handsome, Beer Drinker, and Sick Boys of "Emmanuela Hutter".
on Facebook: http://www.facebook.com/Bayujoeamrstrong
on Twitter: @sinatrius13​

​​

Dermawan Hani Prakoso a.k.a Hani Dice
(ELECTRIC BASS + BACKING VOCAL)
on Facebook: ​http://www.facebook.com/hani.dice​

​​

Nathanael Rohmad kurniawan a.k.a Damhor "bark'',
(DRUM + Music Arranger)​​
if 1 + 1 = 2,

then Travis Barker + Eno Netral = Me
on Facebook : http://www.facebook.com/damhorbarkerbandidoz
on Twitter: @damhor​

​

Masing-masing dari kami memang mempunyai perbedaan dalam kesukaan terhadap musisi dan genre music. Hal itu bukan suatu alasan bagi masalah untuk sering datang dan memporak porandakan equality dan loyalitas kami. Tetapi kami mampu merubah perbedaan itu menjadi senjata yang ampuh dan mematikan untuk menjadikan ​​Mordist sebagai band pro dan memberi warna lain dalam dunia musik (khususnya dikota kami sendiri).

​

Sama seperti semboyan negara kita tercinta, yaitu "Bhineka Tunggal Ika": Sinatrius13 dengan influence Punkrock mempercantik lagu dengan ritme dan melody yang energic dan dinamis, Hani Dice dengan Hardcore-nya memperjelas nada dan harmonika lagu yang apik, dan Damhor 'bark' dengan influence Pop Punk dan universal genre yang diusungnya memberi ketukan yang 'njlimet' nan rumit tapi mempesona dengan tempo yang tetap stabil. Itulah sedikit gambaran yang membuat ​​​​Mordist​ lain dari pada yang lain.

​

Walaupun kami dipengaruhi oleh genre music yang berbeda, tapi kami juga mempunyai influence music yang menyatukan kami seperti : Blink 182, Tiger Army, The Living End, Rezurex, dan Suicidal Sinatra​​.