Indie

Float - Pulang

Cover instrumental song by Forsaken One
Karaoke video on youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=KbiB9elAlDI

Secondhand Serenade - Awake

Sepasang Pendaki

Under the Cafe Lights

One listen to Constellation, Indonesian indie folk pop duo Stars and Rabbit’s debut studio album, will never be enough. These 11 solidly-produced tracks from guitarist Adi Widodo and singer Elda Suryani are enigmatic, charming, childlike, imaginative, unforgettable and more. The two old friends first joined forces in 2011, their combined musical influences including primarily British and Icelandic artists known for pushing creative limits and pioneering sound art: Sigur Rós, Coldplay, Radiohead, Emiliana Torrini, Imogen Heap, and Sia to name a few.

The result of these influences are clear in Constellation where the songs’ textures, emotions and dynamics grow and develop, sometimes starting with childlike charm, then building to a roaring intensity. Ranging from haunting acoustic Appalachian style, to heavy, driving blues rock, the songs incorporate mystical slide guitars and strings, delicate chimes, dark cellos and heavy bass. Suryani’s childlike voice floats over top with a distinctive edge reminiscent of Björk: there are no limits on what she chooses to do, stretching syllables, vocalizing wordlessly, floating melody lines in the pure enjoyment of singing. This full album, releasing digitally May 15, 2015 , is the next brilliant step for Stars and Rabbit after the 2013 release of their first EP, Live at Deus. 

Released exclusively in the Philippines by Lilystars Records under lincense from Green Island Music, Indonesia. 

Catch Me - Stars and Rabbit

BIRU

Putih, lagu berdurasi  9.48 menit, mulai direkam pada tahun 2010. Rekaman pertama instrumen piano, dilakukan di Pendulum studio, yang sekarang sudah rata dengan tanah. Selanjutnya, perlahan-lahan lagu itu dibongkar dan dipasang sedikit demi sedikit selama kurang lebih 5 tahun di berbagai studio seperti Black dan Als studio. 

Putih adalah lagu tentang keluarga, gabungan dari 2 lagu tentang “Tiada” dan “Ada.” Ide tentang “Tiada” didapatkan dari hasil obrolan dengan seorang teman yang bernama Adi Amir Zainun, yang pada akhirnya pergi meninggalkan kami menuju kekekalan sebelum lagu ini selesai dikerjakan. Sedangkan, ide tentang “Ada” bermula dari kebahagiaan akan lahirnya anak-anak kami, penerus penerus kami, harapan-harapan kami. Lagu ini kami dedikasikan untuk mereka.

Baca Rilis Pers kami selengkapnya di: 

http://efekrumahkaca.net/en/news/erk-s-latest-news/item/763-press-release-lagu-putih-efek-rumah-kaca

---------------------------------------------------------------
PUTIH

Tiada (untuk Adi Amir Zainun)

Saat kematian datang
Aku berbaring dalam mobil ambulan,
Dengar, pembicaraan tentang pemakaman
Dan takdirku menjelang
Sirene berlarian bersahut-sahutan
Tegang, membuka jalan menuju tuhan
Akhirnya aku habis juga
 
Saat berkunjung ke rumah,
Menengok ke kamar ke ruang tengah
Hangat, menghirup bau masakan kesukaan
Dan tahlilan dimulai
Doa bertaburan terkadang tangis terdengar
Akupun ikut tersedu sedan
Akhirnya aku usai juga
Oh, kini aku lengkap sudah
 
Dan kematian, keniscayaan
Di persimpangan, atau kerongkongan
Tiba tiba datang, atau dinantikan
Dan kematian, kesempurnaan
Dan kematian hanya perpindahan
Dan kematian, awal kekekalan
Karena kematian untuk kehidupan tanpa kematian

------------------------------

ADA

(Untuk Angan Senja, Rintik Rindu dan semua harapan di masa depan)

Lalu pecah tangis bayi
Seperti kata Wiji
Disebar biji biji
Disemai menjadi api
 
Selamat datang di samudra.
Ombak ombak menerpa
Rekah rekah dan berkahlah
Dalam dirinya, terhimpun alam raya semesta
Dalam jiwanya, berkumpul hangat surga neraka
 
Hingga kan datang pertanyaan
Segala apa yang dirasakan
Tentang kebahagian
Air mata bercucuran
 
Hingga kan datang ketakutan
Menjaga keterusterangan
Dalam lapar dan kenyang
Dalam gelap dan benderang
 
Tentang akal dan hati
Rahasianya yang penuh teka teki
Tentang nalar dan iman
Segala pertanyaan tak kunjung terpecahkan
Dan tentang kebenaran
Juga kejujuran
Tak kan mati kekeringan
Esok kan bermekaran

Mirror Download

Putih

The Upstairs - Matraman

Tigapagi S(m)unda

Efek Rumah Kaca - Seperti Rahim Ibu (OST Mata Najwa)

NATINSON - KU INGIN GONDRONG

Sebuah penutup repertoar untuk Roekmana, bungkusan Tigapagi.  Diulik dengan kemampuan seada-adanya, dan digarap dengan batas kemampuan saya. Semoga suka. 

Ada baiknya jika menggunakan alat bantu seperti earphone, headset, speaker, speaker flat, speaker 17'an, sound nikahan, dll.

Temukan saya dilain sosial media!
www.instagram.com/kiarakelana
www.instagram.com/adhabuyung
Youtube.com/adhabuyung

Tigapagi - Tertidur (@adhabuyung cover)

'Angan' merupakan hasil dari projek musikalisasi puisi saya bersama teman-teman yang telah mengirim puisinya lewat direct message di Instagram. Bersamaan dengan lahirnya karya ini saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman yang sudah mau mengirim puisinya.

Musikalisasi puisi 'Angan' adalah hasil dari dua syair puisi karya Samudya dan Nanda.
__
Samudya

Angin melambai daun-daunan
Mengutarakannya pada angan
"Sore itu kau terlihat teduh.
Pun juga aku, teduh."

Awan-awan beriringan
Perlahan, bercakap dengan hujan
"Tak ada yang bisa menolak
kepergianmu.
Izinkanku selalu menanti buih labuhmu."
__
Nanda

Ditemani lunar yang pendarnya tak lagi benderang,
aku berusaha menghalalkan segala cara.
menepis rasa yang masih tersisa.

ia bersembunyi,
menepi di sudut hati.
tak ingin pergi,
apalagi mencari pengganti.
lagi-lagi,
hanya kau yang ku nanti.
__
Selamat ber-Angan.

Temukan saya dilain sosial media!
Instagram.com/adhabuyung
Instagram.com/kiarakelana
Twitter.com/adhabuyung

Angan

Aku sering diancam
juga teror mencekam
Kerap ku disingkirkan
sampai dimana kapan

Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan
tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti

Aku sering diancam
juga teror mencekam
Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
di kursi-listrikkan ataupun ditikam

Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti

Ku bisa dibuat menderita
Aku bisa dibuat tak bernyawa
di kursi-listrikkan ataupun ditikam

Ku bisa tenggelam di lautan
Aku bisa diracun di udara
Aku bisa terbunuh di trotoar jalan

[Reff:]
Tapi aku tak pernah mati
Tak akan berhenti


Efek Rumah Kaca - Di Udara

Sebuah project 'mangkrak' tahun lalu yang baru sempat di bagikan sekarang. Lagu ini saya rekam pada bulan Agustus tahun lalu, dua hari sebelum "Ya, Kamu" direkam. Dengan bantuan zoom H-5 milik Dewangkoro yang dibalut dengan kaos kaki sebagai windscreen dan adobe audition + speaker monitor pinjaman milik Roni Ramadhan, lagu ini terekam dan tersaji dengan kepuasan pribadi. Kalo kalian gak puas yaudah bodo amat, hehe.

Saat itu memang sedang adiktif dengan band Bandung ini. Album "Manusiaku, Manusiamu, Manusianya" sudah barang tentu terlahap habis tanpa sisa. Pula lagu ini adalah obat atas segala lelah ditambah rebah yang terlalu dalam dan nyenyak. Flute Kang Afif, alunan melayu yang mendayu-dayu, meski dibeberapa titik berasa lagi dengerin soundtrack Kera Sakti, namun diluar pikiran itu lagu ini mampu menyihir. Saya bersumpah.

Turun oktaf ya, satu doang. Suara saya nggak nyampe kalo ngikut versi aslinya. Selamat mendengarkan, sambil rebahan.
_
Temukan saya di lain sosial media!
Instagram.com/adhabuyung
Instagram.com/kiarakelana
Twitter.com/adhabuyung

Efek Rumah Kaca - Di Udara

Sindikatkiri

Recent comments

ryanfadhila

Dirga Rayhan

dricx rawk28

Avri

Related tracks