swara adalah audio yang berasal dari teks monolog—cerita singkat, memorabilia & potongan-potongan keharuan—yang ditulis & dibacakan oleh Titan Sadewo dengan khusyuk.

audio piano: Phildel – Qi.

sila berkenalan dengan Titan melalui:

Titan (facebook)
titan.sadewo (instagram)
titan.sadewo1@gmail.com (email)

jika suka & senang, silakan bagikan ke teman, saudara, pacar & mantan.

selamat mendengar swara!🕊

swara: lebaran yuk!

swara adalah audio yang berasal dari teks monolog—cerita singkat, memorabilia & potongan-potongan keharuan—yang ditulis & dibacakan oleh Titan Sadewo dengan khusyuk.

audio piano: Gardika Gigih - Berdetak.

sila berkenalan dengan Titan melalui:

Titan (facebook)
titan.sadewo (instagram)
titan.sadewo1@gmail.com (email)

jika suka & senang, silakan bagikan ke teman, saudara, pacar & mantan.

selamat mendengar swara!🕊

swara: memori dari seseorang.

puisi Titan Sadewo

beberapa prasangka, Harlen

seperti masa kecil: kesepian yang panjang. biru, terlalu murung & kau belajar menangis. aku tahu: hatimu kanvas penuh darah. seperti masa depan: ikan-ikan membuat pedang, pepohonan pergi ke salon, gedung-gedung dari lego, tapi kau masih belajar menangis. aku tak tahu: apakah cinta punya warna?

2021

beberapa prasangka, Harlen

puisi Titan Sadewo

naga untuk Harlen

langit menyimpan sakitmu. huruf-huruf pergi. rumah: kamus besar bahasa pulang. tapi naga itu menjemputmu. dari arah murung, perempuan yang pernah ... kau tak ingin aku mengucapnya. cinta, begitu kuning, katamu. langit menyimpan anak-anakmu. huruf-huruf terkubur. tapi naga itu memulangkanmu: di mana kutemu segala yang lampau?

2021

naga untuk Harlen

puisi Titan Sadewo

universitas modelling sumatra utara

kau memahat dirimu sendiri. di desa, dalam kota: orang-orang muntah emas, menjual sayap & memakai pesawat. hai, materialistis. di mana baju, celana, sepatu, kacamata, topi, tas, jam, kemeja, handphone akan dikuburkan? ketika ajal di depan pintu, seperti tamu & merampas microphone: innalillahi ... telah berpulang ke rumah paling tinggi atas nama, dor! kau memahat bahagiamu sendiri. tenanglah, kfc dalam jari-jari yang tumbuh, h&m tenggelam dalam lambung & dompet, mall menimpa anjing & kucing dalam otakmu! gempa kaca kadang-kadang mengejutkanmu: hanya bencana biasa, bukankah hidup memang rencana? sedang di kejauhan, anak-anak itu menjilat tanah: air yang bersih, Tuhan murah hati, berilah sebanyak-banyaknya!

2021

universitas modelling sumatra utara

puisi Titan Sadewo

Ini Kesawan, Puan
— Sartika Sari

kita lewati berbagai bangunan
seperti perempuan tua berjajar

sore mewarnai Lapangan Merdeka
warna oranye tumpah di dada mereka
orang-orang membawa kata horas

malam memasang kelambu & lampu
wajah London Sumatra bercahaya
serupa malaikat dari negeri penjajah

Tjong A Fie pernah di sini, katamu

lalu Kesawan membawa kita
dengan pertanyaan: ingin ke mana?
Tip Top, katamu, restoran poskolonial

kita duduk berdua, malam telah redup
persis kunang-kunang mengepak remang
seorang perempuan menyodorkan menu
namun kita tak bisa memesan apa-apa

dari kaca jendela, di depan kantor Analisa
pengemis itu tertidur ketika hujan menusuk
tanah ini, tanah Guru Patimpus yang jadi
tempat kita bersembunyi. ketika hari tua
mengetuk pintu & mengintip di jendela

kita gamang, tak bisa pulang
sebelum hujan mereda lagunya
sebelum restoran ini menutup jadwal
sebelum Kesawan bertanya pada kita:
kalian ingat sejarah yang terbakar?

2021

* puisi ini dimuat Bacapetra.co (Nusa Tenggara Timur)

Ini Kesawan, Puan

puisi Ahda Imran ini termaktub dalam buku terbarunya berjudul Lidah Orang Suci (Teroka Press, 2021).

kota putih

sila berkenalan dengan Titan melalui:

Titan (facebook)
titan.sadewo (instagram)
titan.sadewo1@gmail.com (email)

titan sadewo

Popular tracks