Time After Time - Live Edit ( Cyndi Lauper, Tuck & Patty reprised Cover )

live di perpustakaan umum kota Malang. pameran foto PKBI, Aku dan Malang ku. wujud apresiasi cinta kota Malang melalui seni foto, frame frame yg terekam kamera.

hari ini formasi MBL adalah Dicky Devtocky pada gitar 1, Adhitya pada kahoon, Hadi pada Bass, Norman pada vokal, dibantu oleh Yohanes Parulian pada gitar 2, mengisi pos Neding yang saat ini berhalangan hadir, mengikuti tour bersama teman2 SATCF.

lagu ini direkam secara live oleh Bambang Iswanto, The Morning After, N Records.

Heaven ( Live at Perpustakaan Umum Kota Malang)

Live Recorded from the concert "Sore Hari di Malang" - Lembah Dieng MLG [April 27, 2014].

The Morning After on these live session was Bambang Iswanto [vocal/guitar], Yudha Guritno [bass], Iksan Skuter [guitar], and Onny Maretino [drums]. TMA Roadcrew is Ayok SF, Nata, Momo, and Samack.

"Jelajah" was written by The Morning After, since 2011. These track was originally titled "Perjalanan Langit" on our previous demo and never-been-released. It's still a live version, wait for the final version on our upcoming records. 

Jelajah [live version]

Christabel Annora - If These Walls Could Talk

Don't Let Me Down (cover By Steffani BPM, Christabel Annora, Oneding, Bambang Iswanto)

Darryl Wezy is an Indonesian singer-songwriter who released his debut album "Maze of Fears" under the independent labels Ivy League Music and Rooftop Sound in 2012. Maze of Fears has the radio hits such as 'Automatic High' and 'The War Is Over Now'. Despite of his Indie Pop musicality, he would like to explore another sounds including Electronica and Folk in the future. Together with Andezzz they produce a fresh song that you could feel the modern sounds and old skool rhythm of beats, together mixed really well. the softness of Darryl's voice gives you the sensation of relaxing and chill and yet catchy. 

Andezzz & Darryl Wezy "Together Again" LR006

Cukup dengan satu lagu ini, kami band PEKA langsung mendapat tempat di scene musik indie Malang yang waktu itu era -nya masih kaset pita. Sungguh senang betapa berbagai live yang kami buat sejak lagu ini ditulis pada 2005 adalah momen indah bagi kami. Dan memang benar ternyata banyak anak-anak muda yang waktu itu datang di gigs PEKA pada akhirnya dibaptis  dan sekarang berkibar di band-nya masing-masing di era sosmed.  Meskipun sekarang kami jarang ditawari tampil lagi, tetapi harapan kami semoga single Nationality yang di upload ini kembali menyemangati hari-hari berat kita di tengah arus perubahan dan gempuran gadget. salam damai

Nationality

Traffic jam unfair
Trouble everywhere
I don't have word to say
I need a place to stay

Morning in Madrid
Find something to eat
Bring your money too
This country in for you 

Reff 
You got the name where you coming from....Nationality
Somekind of paper as we can see.................Nationality

Go to every place
I meet so many face
Stay in home is bored
We never there before

Show me harmony
Beat the enemy
And everyone can see
We do travel save and free

Reff 
You got the name where you coming from....Nationality
Somekind of paper as we can see.................Nationality

Speaking in accent we never know.................Nationality
Different colour of our flag.................................Nationality

Nationality

"I've been lost, I've been found, but I don't feel down"

Vocal & guitar : Winda Carmelita

Half The World Away (OASIS cover)

Salah satu materi demo The Morning After yang saya temukan di warnet sekitaran kampus Universitas Brawijaya, Malang sekitar tahun 2009. Lagu ini nantinya akan muncul dengan lirik dan judul baru, "Hard to Wait" yang masuk di album debut, "Another Day Like Today".

The Morning After - Pesawatku

Domisili: Malang
Recommended by: @KANALTIGAPULUH
Perkenalkan: PEKA

Dibentuk tahun 1999 oleh Paraou Paskalis di Sawojajar- Malang, PEKA adalah wujud karya musik pembebasan dari arus utama yang saat itu tengah berjaya di era musik kaset.

Diawali dari berkumpulnya anak-anak muda yang secara kebetulan tinggal bertetangga di sebuah pemukiman sub urban Malang, band ini pun terbentuk.

Adalah Paraou Paskalis bersama adik kandungnya Toga Sitanggang, Agung Wibowo dan Risky Abadi yang sepakat menyatukan spirit bermusik mereka menjadi band yang saat ini dikenal dengan nama PEKA. 

Pada akhirnya semua memang karena keadaan. Faktor posisi rumah yang berdekatan dan frekwensi berkumpul yang permanen memudahkan penyatuan visi musik antar masing-masing personel.

Sedari awal PEKA menemukan visi bermusiknya dalam kesederhanaan yang bebas. Sadar bahwa musik adalah proses pembebasan dari  jiwa yang terbelenggu, maka PEKA men-design grip lagunya  dalam nada yang sejuk dan mudah dimengerti agar tercipta suasana relax baik untuk pendengarnya terlebih lagi pada personel band. 

Di Sawojajar,  di daerah sunyi  yang 10 tahun lalu masih berupa hamparan sawah dan padang ilalang hijau inilah PEKA mulai menulis lagu-lagu awalnya seperti Rimba Belantara, Perih dan Dingin, Nationality dan The Man From Atheltic Band.

Travelling, pelestarian lingkungan hidup, sosial demografi, politik, dan olah raga adalah tema yang sering diangkat menjadi lagu karena ternyata kompleks dan menarik untuk diurai.

Diatas itu semua, tema lagu dan gaya penceritaan band ini ditulis membumi dalam bahasa yang dekat dengan keseharian sehingga mudah dimengerti.  

Peka - If I'm Losing You

El Maestro Indonesiano de la guitarra Flamenca. 
 There's nothing can't stop " El Gitarra Maestri" Paraou Paskalis y Sitanggang. He is an enigma, genius writer in charismatic vocal. Licenced as a public defender in age 27 and master in laws. He also a lecturer in Catholic University Faculty of Law.

Nationality

Paraou Paskalis Sitanggang

Related tracks