yang komen disini orang gila anjing, ga jelas

payung teduh

Menuju Senja

Di Ujung Malam

Cerita Tentang Gunung dan Laut

Kucari Kamu

Kita adalah Sisa Sisa Keikhlasan yang tak di ikhlaskan

Ruang Tunggu - Pusakata  (Reggae Cover)

Sheryl Sheinafia - Kita Berdua

Ssst - sore band

Kisah Kita Tlah Usai

Published on May 5, 2015

Salah satu band terbaik negeri ini, Payung Teduh, dipercaya menjadi pembuka katup kekayaan genre album MOMENTUM Seno M Hardjo 17th Years of Musical Journey. Sebuah album selebrasi seorang Seno M. Hardjo yang memainkan peran sebagai Eksekutif Produser, Publicist, Marketing, pembedah Distribusi hingga Lirikus dan berbagai unsure produksi lahirnya sebuah karya rekaman Musik, baik Lagu maupun Album utuh.

Dalam album ini, Payung Teduh melantunkan “Masa Kecilku”. Reportoar karya Dian Pramana Poetra bersama sang Ibunda, Sumiati Sutiko yang pernah popular di bibir Elfa's Singer. Seno memberikan keleluasaan ReArrangement kepada Payung Teduh yang dihuni oleh Is, Comi dan Ivan ini. ''Aransemennya sangat berbeda dengan yang pernah dibuat bang Elfa Secioria almarhum. Dan itu menjadi magnet baru bagi generasi masa kini,'' ungkap Seno M Hardjo.

Payung Teduh yang dibentuk 2007, konsisten menelurkan karya yang sarat kualitas. Mereka meraih 2 penghargaan pada 2012 sebagai Best New Comer dari ajang ICEMA atau Indonesia Cutting Edge Music Awards dan menjadi album terbaik versi Majalah TEMPO! Musikalitas mereka inspiring by era keemasan musik decade 60-an. Musik mereka adalah paduan aura Jazz, Pop organik dan Keroncong. Dan mengagetkan benar, respon anak muda begitu kuat. Payung Teduh kini menjadi ‘Raja PENSI” anak SMP, SMA maupun Kampus.

“Masa Kecilku” yang terpilih menjadi themesong film “Jakarta Undead” Kolaborasi Chapter 6, The Zine Film, Hypenotic Inc. dan Happyfriends production , sebuah film karya sutradara Rico Michael yang akan edar Januari 2016, diolah dalam musik organik. Contra Bass yang dimainkan Comi, drums yang efektif dan bebunyian guitalele atau terompet dari Ivan meningkahi vocal Is yang berkarakter.

THE ZINE and Chapter6 (S) Pte Ltd presents
In collaboration with
Happyfriends Production & Hypnotic Inc

A Rico Michael Film:

JAKARTA UNDEAD

created by Adam Md Yusop

INDONESIA'S film Director Rico Michael set another astounding piece of visionary theatrical action thriller, with a story written by Singapore Horror Mastermind Adam MD Yusop.

In the year 2017, the world has been ravaged by a viral plague that turns the recent dead into ZOMBIES. Z.E.U (Zombie Enforcement Unit) a task force lead by Banner appoints Hajj, Z.E.U top zombie killer to meet with a Malaysian CDC representative. Hajj though have a different take on what happen to the world, to him this is the apocalypse and the zombies are demons from hell. This point of view creates conflicts in the ranks of his team as they head to Jakarta's tallest building and restore satellite communication so they can track the undead movement and create a protected sanctuary. Will Hajj succumbs to his halucinations, or is there some other forces behind the rise of the undead ? JAKARTA UNDEAD coming soon

JAKARTA UNDEAD mengisahkan kehidupan Jakarta pada 2017 yang dirusak oleh virus yang mengubah orang mati menjadi zombie. Hadirnya zombie-zombie itu menjadi sangat ganas dan merusak kelangsungan hidup manusia di muka bumi. Untuk itulah hadir Zombie Enforment Unit (ZEU) yang bertugas untuk membasmi zombie tersebut.

Teaser 2 menit Jakarta Undead :
https://youtu.be/c-S6KiQnalI

Teaser 30 seconds :
https://youtu.be/qF_JeqABNuo

Bloopers and Outakes :
https://youtu.be/hPbEi5N1x4c

Facebook :
https://www.facebook.com/JAKARTAUNDEAD

    Category
        Film & Animation 
    License
        Standard YouTube License 
    Created using
        YouTube Video Editor 
    Source videos
        View attributions 

Payung Teduh - Masa Kecilku (Momentum - Seno M Hardjo 17Th Years Of Musical Journey.)

Pure Saturday - Bangku Taman

Berdiri tahun 2007 berawal dari profesi pemain musik Teater Pagupon. Dua orang formasi awal yaitu Is (gitar & vokal) dan Comi (contra bass), dua orang yang suka nongkrong di kansas (kantin sastra FIB UI), gemar ngejam,ngamen dan bernyanyi untuk orang-orang di kantin tersebut yang akhirnya memutuskan membentuk Payung Teduh. dua orang yang juga nmerupakan personel PT adalah Maria Adriana Holm di vocal dan Aranti adriarani pada piano. Sadar akan eksplorasi bunyi dan panggung, pada tahun 2009 akhirnya PT merekrut Cito sebagai drummer.

Formasi yang sampai saat ini berjalan , PT senang berlatih, ngamen, dan bermain dimana-mana. Pinggir jalan, kampus, taman, pinggir danau, rumah-rumah dan berbagai event. Sebuah gambaran musik sederhana dari keinginan untuk bermusik untuk siapa saja, kapan saja, dan dimana saja...

Payung teduh sendiri merupakan nama yang diberikan oleh salah seorang penggemar Payung Teduh. dan jika ditanya gendre musik apa yang diusung oleh PT, maka menurut mereka adalah musik payung teduh itu sendiri.
dalam pengertian luas, biarlah teman teman sendiri yang menentukan gendre musik PT.

Sarah Glandosch
Promotion Manager & Media Relation
IVY League Music
Phone: +62856 888 5220
Email: sarah@ivyleaguemusic.com
	sarah.glandosch@gmail.com
Web: http://ivyleaguemusic.com


Payung Teduh - Angin Pujaan Hujan

Payung Teduh - Diatas Meja

“Aku ingin berdua denganmu
  Di antara daun gugur
  Aku ingin berdua denganmu
  Tapi aku hanya melihat keresahanmu”

… Begitulah penggalan lirik lagu ‘Resah’ yang didaulat menjadi single kedua dari album “Dunia Batas” milik Payung Teduh. Kali ini mereka meramu warna balada dan sedikit folk ke dalam single terbarunya. Lirik sederhana nan manis namun juga sarat makna menjadikan lagu ini memiliki kekuatan ‘magis’ yang romantis serta diyakini mampu mewakili perasaan para pendengarnya.

Setelah sebelumnya single pertama mereka ‘Angin Pujaan Hujan’ mendapat sambutan yang luar biasa dari penikmat musik tanah air,  ‘Resah’ diharapkan dapat memperkuat bukti keseriusan dan kejujuran Payung Teduh dalam berkarya dan menggambarkan keindahan. Album “Dunia Batas” dijadwalkan akan rilis dalam waktu dekat di bawah IVY League Music.


Salam,




Sarah Glandosch
Promotion Manager & Media Relation
IVY League Music
Phone: +62856 888 5220
Email: sarah@ivyleaguemusic.com
	 sarah.glandosch@gmail.com
Website: http://ivyleaguemusic.com

Payung Teduh - Resah

Indie Nesia

Diam - Payung Teduh

Fourtwnty - Nematomorpha


Payung Teduh was created by two close friends that used most of their time in playing music at the canteen of FIB as well as providing background music for the Pagupon Theater of Indonesia University. These two close friends, Is and Comi, played their music anywhere from the canteen of FIB UI, hangout places inside the campus complex, to the lake side near UI’s Center Administration Building. Their togetherness in playing music has been supported by friends around them which then lead to the creation of a duo that eventually became the next big thing at UI.      

 

Payung Teduh was then born in late 2007 with their first formation, Is on vocal & guitar, and Comi on Double Bass. After playing duo for some time, it was necessary for them to improve their exploration in their music as well as improving their stage performance. In doing this, they recruited Cito as a drummer and Ivan as a guitalele player in 2010. Angin Pujaan Hujan was the first song that eventually known as the signature composition of Payung Teduh’s style of music. As time went by, they wrote new songs such as Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan.  They also played songs written by a colleague/mentor Catur Ari Wibowo who is also a director of Pagupon Theater that wrote songs such as Resah, Cerita Tentang Gunung dan Laut. Amalia Putri, a good friend of them, also wrote songs like Malam and Tidurlah that were then added into their album. Payung Teduh then recorded these songs and released their first indie album in late 2010.  

 

In this first album, it can be said that the musical characteristic of Payung Teduh is like the music in the 60’s with a blend of keroncong and jazz music. Whenever they were asked what kind of musical genre that Payung Teduh played, it was up to the listeners to define what kind of genre that they played, in a sense that they won’t stop playing music in just one genre, but in many other genres while still maintaining the strong characteristic that they already have.

Menuju Senja

Payung teduh Official

Recent comments

Zonik

Zonik

Akunbaru MIRFAN

Muhammad Rizky Kurniawan

Related tracks