Puisi Gigih, dinyanyikan pertama kali pada Forum Teater Intim Jawa Timur.
Perjalanan malam hari yang dilakukan dengan berjalan kaki punya sensasi tersendiri. Apa lagi di tengah kota Surabaya, lampu-lampu jalan, kendaraan lalu-lalang, pasangan-pasangan muda, tempat-tempat hiburan, banci, bahkan pedagang barang-barang bekas di pinggir jalan seperti dapat menjauhkan kita dari sepinya malam. Pejalan kaki punya tempat yang spesial, tempat yang membuatnya lebih dekat dengan hal-hal yang bahkan terlewatkan di siang hari, tempat yang lebih tinggi dari pengendara.
Direkam menggunakan Sound Recorder Windows 7. Semoga pas di telinga.

vokal, harmonika (gigih)
gitar, vokal (tegar)

sepi menuntun menapak malam
menembus pendar kunang dan selokan
mendengus napas penyair kanvas
lalu sejenak menengadah

perempatan

kakinya sarang merpati
kami dipangku untuk kembali
pada sepi yang mencari tepi
lalu pucatnya memerah, pesta kunang-kunang

dari jalur beton yang tinggi takdirnya
kami temukan sepi dengan tepi
bising kami tak lagi asing
leburlah sepi, lenyaplah tepi
merinding kami adalah kerling

ohoi, antara badut dan boneka jelas curam baunya


Trotoar

Sebagaimana ungkapan "hidup hanya mampir minum", puisi seorang teman ini bercerita tentang dunia yang tidak kekal. Melalui puisi ini Faqih mengingatkan kami pada hal-hal duniawi yang sering melenakan kita, pada seruan-seruan Tuhan yang hanya kita gemari di masa kanak.
Direkam menggunakan Sound Recorder Windows 7. Mari kita nikmati, Sayang!

gitalele, vokal (tegar)
gitar (gigih)

Seteguk Air

Salah satu lagu asik yang terangkum dalam EP mereka, Sementara Ini.
Silampukau muncul dengan rasa persis seperti yang kami harap: sederhana dan berisi. Lagu ini merupakan lagu perpisahan yang justru membuat kami tak bisa berpisah dari lagu-lagu mereka yang lain. Lewat lagu ini Silampukau sukses mengantar pendengar pada perpisahan yang menyenangkan. Direkam menggunakan Sound Recorder Windows 7. Semoga kami berkenan di hati anda.

gitar, vokal (tegar)
ukulele, vokal (gigih)

Sampai Jumpa (Silampukau cover)

Lagu ini ditulis sekitar 2008-2009. Adalah khayalan suasana di jalur Gaza, yang pada pagi itu juga bertebaran berita di koran dan televisi tentang peluru-peluru Israel yang berjatuhan dari langit. Direkam tahun 2015 menggunakan Sound Recorder Windows 7.
Dengarlah tuan!

harmonika, vokal (gigih)
gitar, vokal (tegar)

seorang anak duduk termenung
di antara puing-puing rumahnya
pandangannya tak lepas dari mayat keluarganya
yang berserakan di sana

puluhan lalat menghampirinya
kerumuni mayat keluarganya
tubuhnya yang dekil berselimut debu gurun
menggigil kedinginan

hujan peluru di pagi itu
bangunkan mereka dari mimpi indahnya
hujan peluru di pagi itu
merampas kebahagiaan mereka

air matanya terus mengalir
mengalir sampai ke ujung bibir
bawa sebuah tanya tentang tragedi ini:
kapankah perang berakhir?

hujan peluru di pagi itu
bangunkan mereka dari mimpi indahnya
hujan peluru di pagi itu
merampas kebahagiaan mereka

hei tuan! 
tidakkah kau dengar tangis mereka? jerit mereka?
tidakkah kau lihat airmata mereka? darah mereka? yang melelehkan mata kita
dunia mengutukmu!
namun kau namunkau tetap buta, namun kau tetap tetap tuli.

Hujan Peluru

Kita semua pasti pernah melakukan kesalahan. Mengakui kesalahan lalu meminta maaf bisa jadi sama sulitnya dengan memaafkan. Kadangkala keinginan untuk memperbaiki keadaan tidak berbanding lurus dengan kemampuan untuk meminta atau memberi maaf. Dalam keadaan seperti itu kata 'maaf' akan sangat dirindukan oleh semua pihak. Puisi Tegar yang ditulis tahun 2014. Direkam menggunakan Sound Recorder Windows 7. Sudahkah kita berbicara tentang maaf?

vokal (gigih)
gitar, vokal (tegar)

Tentang Sepi Yang Datang (waktu Itu)

Ismail Marzuki, salah satu legenda musik Indonesia yang banyak menyanyikan romantika zaman perjuangan kemerdekaan. Lagu ini mengambarkan seorang pejuang (pada zaman itu)adalah sosok laki-laki gagah berani, pelindung, sekaligus memikat. Melalui lagu ini kami mengenal dan menyukai karya-karyanya yang lain. Direkam menggunakan Sound Recorder Windows 7. Semoga kelak kita berjumpa pula!

gitar, vokal (tegar)
gitalele, vokal (gigih)

Sepasang Mata Bola (Ismail Marzuki cover)

Lagu lama. Ceritanya kami pernah indekos waktu sekolah menengah. Sering sekali di tengah malam pintu kamar kami diketuk menantu ibu kos karena pintu rumah dikunci. Dia enggan lewat pintu depan, entah sungkan atau cari aman. Sebab beberapa kali Ibu kos tampak kecewa pada menantunya yang cuma kenek bus antar kota itu. Ada yang bilang mertua itu "merepotkan sampai tua". Direkam menggunakan Sound Recorder Windows 7. PERHATIAN: Jangan ragu-ragu untuk menikah setelah mendengar lagu ini!

gitar, vokal (tegar)
harmonika, ukulele, vokal (gigih)

Tuan dengarkan saya mau cerita
tentang hubungan menantu dan mertua
konon katanya menantu selalu salah
memang kabarnya ini cerita lama

Menantu pulang, kok sudah larut malam
pintu dikunci, pura-pura nggak ngerti
apa boleh buat? menantu cuma pasrah
nggak tahan dingin, dia pergi lagi

menantu tak mau mengalah
mertua tak mau mengalah
tak ada yang mau mengalah
akhirnya tak ada yang salah

oh menantu sial bener nasibmu
kamu selalu jadi kambing hitam
aku tahu kulitmu memang hitam
tapi tak seharusnya begitu

Mertua selalu menuntut minta uang
padahal tahu gaji si menantu pas-pasan
kerjanya sulit, tapi uangnya sedikit
pantang menyerah walau yang didapat cuma lelah

oh menantu sial bener nasibmu
kamu selalu dipersalahkan
aku tahu wajahmu memang salah
tapi tak semestinya begitu

Menantu Vs Mertua

Kalau malam identik dengan kopi, sore adalah miliknya teh, hangat, teduh dan mengesankan. Teh sebetulnya lebih dekat dengan masyarakat Asia timur. Di Indonesia teh baru didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda tahun 1782 dari Cina, sejak itu mulai bermunculan tradisi minum teh di beberapa daerah di Indonesia.
Chick and Soup, band indie dari Jogja yang membawa suasana ceria dan hangatnya sore lewat lagu ini, mungkin terkesan dengan "tea time" di inggris sehingga lagu ini juga ditulis berbahasa Inggris. Hehe butuh keberanian untuk menyanyikan lagu berbahasa Inggris bagi kami yang kurang mahir berkomunikasi dengan bahasa itu.

Direkam menggunakan Sound Recorder Windows 7 di sanggar Teater Institut 12 ‎Juni ‎2016. Semoga anda bisa menikmati track ini seperti secangkir teh di teras sore hari!

gitalele, vokal (tegar)
gitar, kazoo (gigih)

Favourite Afternoon (Chick and Soup cover)

Terkumpul dalam buku puisi "doa untuk anak cucu" tahun 2013. WS Rendra berusaha menyebarkan semangat toleransi di tengah kebhinekaan rakyat Indonesia. Sedikit provokasi dan bumbu hoax dapat menjadi celah perpecahan. Lebih baik kita bakar sagu saja!

gitar, vokal (Tegar)
gitalele, vokal, harmonika (Gigih)

Sagu Ambon

"alam raya tempat kita belajar dan bermain" memang terkesan klise tapi agaknya itu telah berjalan cukup lama secara turun-menurun pada kehidupan bermain para pendahulu kita.  Setidaknya sebelum era digital menguasai hampir semuanya. Anak musti kenal dengan alam supaya sayang, bukan begitu kata pepatah?

Direkam menggunakan Sound Recorder Windows 7 di sebuah kamar di rumah tua. Jayalah lagu anak Indonesia!

gitar, vokal (tegar)
pianika (gigih)

Mari Berpetualang

Dua bersaudara yang tidak fasih mengucap huruf R. Menyanyikan lagu dan puisi dengan alat-alat musik sederhana.

Pelat Belsawdala

Popular tracks