Water

Sebuah sore yang indah dengan Banda Neira, Layur, dan Jalan Pulang. Layur mengawali dengan memainkan gitar nylon "Suara Awan", dan kemudian kami menyahutnya. Terimakasih untuk mas Dhito yang merekam. Trimakasih semuanya!

Sebuah Sore Dengan Banda Neira, Layur, Jalan Pulang dan Gigih

teruntuk @anandabadudu dan @rarasekar (@bandaneira) maaf ya krn di pagi yg terlalu pagi ini telah iseng mengotak-atik lagunya *emot piss :)
selamat mendengarkan utk siapapun. jan lupa pake headset :)

Hujan di Mimpi (Banda Neira cover)

Sudah dua hari ini mendung
dan dingin
tapi hangat...
Dua hari di pertengahan Juli

Composer: Gigih

foto: @froghouse - mas Viga

'Sudah Dua Hari Ini Mendung'

(Another) Dawn dengan sedikit gubahan aransemen oleh Fauzan Baihaqi. Semacam sesi rekam iseng bareng dan sederhana disela-sela mudik lebaran kemarin. Selamat mendengarkan :) 

Dawn ft. Fauzan Baihaqi

rekam-rekam iseng malam ini, berantakin lagu orang ._.

kata (cover) (the trees and the wild)

blood drips on the floor
my suffering never ends
my body on the ground
take a picture hit send
take apart all my limbs
all i wanted was a friend
my head is in a spiral
im gonna end up dead
my mentals getting worse
put a bullet thru my head

that kinda sucks doesnt it

Mencoba membayangkan cerita-cerita tentang manusia dan rumahnya. Mengingat kembali peristiwa 98 dan seluruh tragedi di dalamnya. Demi semua, baik yang(dipaksa)pergi maupun yang ditinggalkan, yang dikenang atau dilupakan; yang terus berjuang perihal ingatan.

Lirik:

Mei, lama tak kudengar kabar darimu, apakah kau bahagia di tempatmu yang sekarang?
Oh Mei, suratmu masih kusimpan dan air matamu yang menempel di sana kini berganti dengan milikku dan tak pernah kering.
Kadang-kadang kudengar orang melihatmu di sekitar pertokoan—tempat terakhir kali kau berdiri. Mengapa bukan aku yang kau sapa? Mengapa bukan aku?

Mei, masih menyala api di mataku, kau bilang tubuhmu ternoda dan kau ingin bersuci dengannya
Mei, kota ini tlah berhenti mengingatmu, orang-orang tak lagi peduli, tapi ibumu masih sering memasak menu kesukaanmu  
Jika benar kau telah pergi bolehkah aku meminta kau datang ke dalam mimpiku? Sekali saja, kumohon datanglah, sekadar menyapa, sekali saja, malam ini. sampaikanlah yang belum terucap.

Direkam dan diolah oleh: Grayce Soba (@sobastudio)
Desain sampul: Damar N. Sosodoro (@mirzmade)
Lirik: Irfan R. Darajat


Pada suatu sore, Ben cerita kalau dia baru aja tukeran email dengan salah satu dosen filsafat budaya di Unpar setelah mereka berdua terlibat dalam acara penjurian lomba foto. Kira-kira reka ulang percakapannya seperti ini:

"Alamat emailnya nih apa pak? Saya catet dulu ya." 

"Lelatunipun. Wah apa artinya nih pak?" tanya Ben.

"Oh itu artinya api-api kecil dalam bahasa Jawa, Ben."

Api api kecil. Frasa yang sangat sederhana tapi anehnya kok buatku nyentuh banget ya? Sejak pertama kali denger, aku ga bisa lupain dan terus mikirin. Aku tetiba keinget tentang kawanku Ali dari Atambua yang ingin belajar pertanian organik untuk suatu hari bisa mempraktikkan di desanya, tentang adik-adik Rumpin dan semangat belajarnya yang sebenarnya mengalahkan kakak-kakaknya, tentang seorang bapak tua yang menempuh ujian kejar paket C supaya mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan bisa menafkahi keluarganya. Tentang semburan cahaya yang tak perlu besar untuk terus bisa menyala.

Terima kasih ya Ben dan Pak Bambang untuk inspirasinya. Sampai-sampai ga bisa aku bendung keinginan buat lagunya hahaha. Dan untuk kalian api-api kecil di dunia, terima kasih dan teruslah menyala :)
 
Lelatunipun

Api api kecil
menyalalah
Api api kecil
menyisalah

Di kala gelap
jatuh,
menyuruk

Jadilah dekap
ajari harap
si pengembara angan; aku
para pencari jalan; kamu

Api api kecil
menyalalah
Api api kecil
menyisalah.

Lelatunipun

Dalam rangka merayakan satu tahun pernikahan dan tujuh tahun bersama, semoga kita selalu bersama :)

Rasa

Rasa ini segelap samudera
Rasa ini seluas saujana

Rasa ini detak tak terasa
Rasa ini dalam yang mengada

Pegang nafasku
Kita selami
Genggam darahku
Kita sulami,
berdua

Bersama
selamanya.

Wellington, 3 September 2016.


Direkam ala kadarnya di kamar dengan iPhone yang ditaro di atas gelas (biar lebih deket ke mulut maksudnya hahaha)
Mixing & mastering dibantu guru gitarku, Deni 'Kocun' Ramdani. Terima kasih banyak, Pak Deni!


Rasa

rarasekar

Recent comments

Jessica Yolanda Sharon Manalu

Ju$t Ri¢h

Edi Saputra

re?

Related tracks