Apakah kau tahu kisah yang terjadi akhir-akhir ini Apakah kita harus bahagia? Apakah kita harus marah? Mereka menjual namamu, mereka menjual namaku, nama kita Tapi apa yang mereka lakukan?  Mencuri, merampas dan masa bodoh dengan ruang hidupmu,ruang hidupku, ruang hidup kita Apakah kita melanggar hukum? Untuk siapa mereka menghukum?  Aku? Engkau? Semua orang yang hanya dianggap angka  Tak lagi boleh mencela, bayar saja upeti  Lalu kau harus tegak berdiri, menghormati panji-panji yang berkibar penuh ingkar janji Siapa rakyat jika bukan kita? Siapa rakyat jika bukan kita? Jika yang kau bela sampai mati hanya profit investasi

Maka jangan heran jika kau akan memanen api Kau gempur kampung kami, lalu bilang ini untuk negri Negri macam apa yang bergerak tanpa peduli suara rakyat sendiri Jika yakin bergerak tak seperti boneka  Maka biarkan kami bergerak dan digdaya  Rakyat bantu rakyat, warga saling jaga Rakyat bantu rakyat, warga saling jaga

Nyalakan api, tak bisa selamanya warga jadi tumbal  Persetan janji-janji kau bunuh nyawa kami lalu selesai dengan denda dan ucapan maaf dimedia masa Kau siram ludahmu, menyiram luka kami dengan garam  Lalu air mata tak bisa kau izinkan jadi berita  Keadilan macam apa yang kau punya? Keadilan macam apa yang kau punya?  Orang-orang boleh mengusik saat instruksi tak pandang lagi hal-hal manusiawi  Kau bilang kami makar, tapi yang kau lakukan hanya sikap berkelakar  Kemerdekaan adalah hak segala bangsa  Tapi nyawa kami kau anggap sebagai nilai sia-sia Apa artinya merdeka jika akal ini tak boleh bersuara Panjang umur suara lantang jika penindasanmu kekal Maka siap kau tuai generasi para pembangkang

Jangan salahkan kami jika kami melempar api Jangan salahkan kata-kata jika tanya tak pernah bertemu jawabanya strategimu sudah terbaca jika kau tak peduli maka bersiaplah menjawab tanya seluruh dunia Merdeka dari apa? Yang kau minta kami hanya patuh berbaris, tanpa tangis, meski leher teriris  Ruang hidup rakyat harus tak terpenjara atau kami akan Teriakan daulat rakyat

Kau panen keringat kami untuk beli amunis semua kepala wajib iuran alutsista Tapi kenapa barisan berseragam yang punya amanat jaga rakyat malah jadi tukang sikat  Kabar dilapangan polisi jadi pagar amankan aset perusahaan dengan senapan ambil peluang Cari pereman bayaran agar cuan berjalan lancar  Atas nama undang-undang investasi melampaui harga diri  Menangkap gerombolan demonstran yang memperjuangkan ruang hidup sebab dirampas habis-habisan

Jika rakyat tetap melawan jangan sungkan-sungkan bayar pemula, siram air keras kebola mata, lalu bilang tak sengaja Berapa banyak penggusuran yang terjadi saat pandemi Ambil peluang saat demonstran dapat dibubarkan dengan alasan kesehatan  rapat diam-diam seperti maling tengah malam  ini zamannya pengusaha, polisi dan tentara bikin aturan seenaknya jika rakyat dapat digantung agar pengusaha dapat untung Akan tiba waktunya aliansi rakyat bergerak Menentang kekuasaan tiran  amorfati. kau akan liat amarah kami Rakyat bantu rakyat warga saling jaga Jika kau permainkan kami maka bersiaplah gali kuburanmu sendiri

Komposisi ini kami buat untuk merespon kegagalan negara memahami kehendak rakyat. Pandemi dan berbagai rancangan undang-undang yang mengancam ruang hidup orang banyak membuat kami resah. maka biarkan suara kami merambat, menjadi suara banyak orang. unduh dan sebarkan! Rakyat bantu rakyat, warga saling jaga.
hormat kami untuk semua pejuang yang masih turun kejalan, 
a luta continua!

Daulat Rakyat

Talamariam adalah makhluk fiksi. Sebuah kelompok yang mengklaim, musik dan puisi adalah tentang pembacaan hidupdan rutinitasnya. Bunyi dan kata yang kami buat adalah medium rasa. Entah marah, gentar, enggan, jijik, atau takjub. Tak ada yang patut menjelma niscaya, Kami bukan penyebar kisah-kisah teladan. Kami juga tak hadirsebagai dakwah panjang tentang norma, moral, benar dan salah. Sebab kebenaran adalah konsensus. Dan siapa yang berani menjamin tak ada dusta para penguasa dalam konsesnsus? dalam suara orang banyak? Semua yang keluar dari kami, entah itu bunyi atau rentetan panjang kata-kata, adalah peristiwa yang kami cerna dengan marah, takjub, jijik, gentar atau enggan. Atau kadang hanya mengejek diri kami sendiri, seorang pandir yang tak melakuka apapun dalam kemelut abad persimpangan.

Comments

Rupagangga

Rupagangga

Rupagangga

Rupagangga

Rupagangga

Rupagangga

DYE

NXBVLA ꦱꦸꦧꦺꦲꦤ꧀

Fuckme FuckJerk hans