A song I recorded on my business trip to Bandung last Thursday. Was riding on travel when the idea suddenly pop up and voila. Bless Cititrans and their awesome VIP minibus that gave enough space for me to work on the beat

Like my Facebook: http://www.facebook.com/tora.rapper/
Follow my Twitter: http://twitter.com/torantula
Download #Perempuan mixtape here: http://rustyrevolver.net/perempuan/

Bandung Jelang Pagi

Gue adalah salah satu orang yang terlahir dengan privilese, sebagai seorang laki-laki keturunan Jawa bisa dibilang gue enggak pernah mengalami diskriminasi yang berarti di keseharian. Oleh karena itu gue enggak mau ngomong banyak mengenai perayaan hari ini, mengenai feminisme, mengenai kesetaraan gender, karena gue selama ini melihat dari luar dan tidak mengalami (ataupun memberikan) diskriminasi.
So I guess it's just fair for me to share a story based from what I know without telling anyone what to do. There's a real story behind this song, and I believe it's a story we all heard every once in awhile.
This song is not a "deep" song whatsoever. The first verse is only scratching the surface of the real problem, the subtle opression our culture give to a good lot of women that we don't realise we have. It feels so normal when we say that "women should be the one staying at home", "women shouldn't work", the whole "kodrat" thing...
Which I disagree on. No, I'm not saying that that's the one that a women should/should not do, I believe whether they want to stay at home or work, or be whatever they want to be is all up to them. It's not up to us, men, to tell them what to do.
At the end of the day, I'm just a storyteller here. I tell a story about part of life that I see and I believe need to be retold again. You may like, you may dislike, but you can't put aside the fact that it's something that's currently happening as we speak.
In the meantime, before you tell a woman what to do why don't you ask her what she wants first? I believe that's a start.

Cerita Jakarta

Untuk kita semua yang sudah mencintai kemuakan akan kota ini.

LYRICS:

Empat dua puluh hariku bermula
Bukannya aku mau, namun ku terpaksa
Terbangun suara-suara toa menggema
Teriring desing nyamuk di gendang telinga
Dari balik jendela kutatap wajah Jakarta
Pemantik menjentik, asap mengudara
Mentari mengintip malu, langit belum membiru
Jalanan mulai menderu awali hari baru
Jarum jam menari, waktu terus berlari
Sadarku dijemput pagi, menghapus mimpi-mimpi
Otak menyala, bungkam hati yang bicara
Hati tak berharga di hadapan realita
Matikan rasa, nyalakan mesin logika
Jalani harimu seperti seharusnya
Kita hanya bata di susunan dinding kota
Kota sejuta pariah welcome to Jakarta

Duabelas pas mentari menggila
Bising mesin Kopaja menggedor relung kepala
Nafasku mulai sesak, kapan bis bergerak
Karena ku muak, sudah terlalu muak
Setan dalam kepala terbahak-bahak
Debar jantung menghentak kewarasan retak
Can't live like this, I'm fucking stuck!
Who wanna live like this... fuck
Kubuka berita baca cerita mendalam
Narco, germo, five-o di klab malam
Kugelengkan kepala hebohnya di mana
Terjadi tiap hari, tak ada yang istimewa
Kulitku makin tebal, hatiku makin bebal
Bagai residivis belajar nikmati anal
Aku, mereka, kamu, kita semua sama
Pasien rumah sakit jiwa berkedok ibukota

Duapuluh lewat lima di peron kereta
Kulihat mudi-muda bergenggam penuh cinta
Kuingat cerita lama yang perlahan terlupa
Di babak ketiga drama yang berakhir duka
Kureguk tandas minuman tak keras
Setan, ku butuh pelepasan agar tak edan
Karena bir terhalang bisnis puritan
Dan UU perlu dibuat tuk kejar setoran
Kesenangan butuh di-SNI
Oleh hukum basa-basi nir-esensi
Merangkup, merasuk ruang-ruang pribadi
Demi religi? It's all about the money
Pajak tinggi di kafe yang butuh konsumsi
Untuk tutupi modal awal membeli lisensi
Yang kaya bisa beli Hennessy di Sency
Yang miskin silahkan oplos Autan kopi

Stockholm Syndrome Jakarta

“Kenapa 'perempuan'?”

Pertanyaan ini beberapa kali terdengar ketika gue pertama kali melemparkan judul mini- mixtape ini. Jawaban sederhananya ya memang karena keempat lagu yang ada di mixtape ini adalah mengenai perempuan; mulai dari sekedar one night stands, flings, sampai benar-benar jatuh cinta. Dan sejujurnya perempuan memang adalah salah satu muse terbesar untuk karya-karya gue.

Jika karya adalah keris, para perempuan ini adalah empu yang menempanya.

Dan itulah alasan kenapa judul “perempuan” ini dipilih alih-alih “wanita”. Gue menyadari betapa besar peranan mereka dalam membentuk karya gue. Mulai dari senang, sedih, jatuh cinta, patah hati, semua adalah pintu untuk mengeksplor berbagai sudut karya, dan gue memuja mereka sebagai bagian yang tak terlepaskan dari hidup ini.

Perempuan. Bukan wanita yang harus selalu gemulai dan anggun seolah hanya bisa menjadi pasangan seorang pria.

Perempuan. Bukan gadis atau dara yang ditinggikan hanya karena selaput tipis yang fana.

Perempuan. Puan yang terhormat, yang mampu memilih bukan hanya dipilih, yang berani datang dan pergi, yang mandiri, yang berani. Perempuan, kata yang berdaya untuk menggambarkan mereka yang mengampu hidup gue.

Tapi sudahlah, preambule ini sudah menjadi terlalu pretensius untuk empat lagu yang berbicara utamanya mengenai seks dan jatuh cinta. Terima kasih sudah men-download keempat lagu ini secara gratis, dan gue mohon bantuannya untuk membagi mini- mixtape ini melalui untuk membantu agar lagu-lagu ini tersebar semakin luas.

This is my first real step in the game, I’d really appreciate any kind of help you can give to support me as an artist.

toRa
2016

toRa

Popular tracks