Bait-bait ini merupakan penggalan dari sebuah syair panjang yang digubah oleh Hadhrat Masih Mau‘ud (as) terkait gerhana bulan dan matahari yang muncul pada 1894 selaku bukti kebenaran beliau. Berikut adalah terjemahannya:

“Demi Allah! Sungguh, Aku seorang yang benar, bukan pendusta!
Langit Allah telah bersaksi, demikian juga matahari dan bulan-Nya.

Telah Kulepaskan hawa nafsuku demi cinta Tuhan yang memeliharaku.
Telah Kutinggalkan pula dunia kalian berkat kelembutan Pengendaliku.

Jiwaku telah terpaut dengan hadirat Sandaranku.
Diriku pun telah berlepas dari harta benda yang fana.

Janganlah teburu-buru, serta berpikir dan merenunglah!
Akal sejati diperoleh saat pertimbangan yang mendalam.”

[Nur al-Haqq, vol. 2, hlm. 33; dalam Ruhani Khaza’in, vol. 8, hlm. 225]

Aku Seorang Yang Benar

Ini merupakan penggalan dari sebuah syair gubahan Hadhrat Ahmad (as) dalam menjawab tuduhan ‘Abdur Razzaq al-Qadiri, seorang keturunan Arab asal Baghdad, Irak yang menetap di Hyderabad, India. Terjemahannya adalah sebagai berikut:

“Aku bersumpah bahwa diriku, wahai putra para muliawan,
Sungguh, Aku benar-benar telah diutus dari Tuhan para hamba.

Sungguh, Aku telah dianugerahi ilmu demi ilmu,
Serta piala di atas piala dari Tuhanku Yang Mahadermawan.

Kekasihku senantiasa memilihku dalam setiap waktu.
Dia mendekatkanku kepada-Nya dan memberikan apa yang Kuminta.

Oleh sebab itu, tiada akan diriku celaka karena laknat para pelaknat kami.
Kebenaranku, sebaliknya, akan dikumandangkan di negeri-negeri.”

[Tuhfah Baghdad, hlm. 11; dalam Ruhani Khaza’in, vol. 7, hlm. 14]

Aku Telah Diutus dari Tuhan Para Hamba

Ini merupakan penggalan syair yang dikarang oleh Hadhrat Masih Mau‘ud (as) dalam memuji Sayyidina Muhammad (SAW). Berikut adalah terjemahannya:

“Matahari petunjuk telah terbit bagi kita dari Mekkah.
Mata air kebajikan telah memancar bagi kita dari Gua Hira.

Sinar matahari meniru sebagian cahaya beliau.
Lantas, taktala Aku melihat beliau, berlinanglah air mataku karenanya.

Kami berjuang demi agama MuhammadSAW bak para pemuda.
Tiadalah kami seperti seseorang yang lumpuh anggota badannya.

Tuhan Yang Maha Memelihara telah meninggikan semangat kami dalam agama beliau.
Kami pun membangun pos-pos kami di atas bintang Jauza*.”

[al-Istifta’, hlm. 106; dalam Ruhani Khaza’in, vol. 22, hlm. 734]

*Jauza – biasa dikenal dengan Gemini – adalah sebuah gugus bintang (buruj) yang terdiri atas 85 anggota bintang. Jauza disebut juga sebagai bintang kembar karena dua bintangnya yang paling terang, Pollux dan Castor. Keduanya masing-masing berjarak 33,72 dan 50,88 tahun cahaya dari bumi (1 tahun cahaya = 9,4607 × 1015 km) dengan magnitudo (kecerahan logaritmik) sebesar 1,14 dan 1,58.

Muhammad (SAW) adalah Matahari Petunjuk

Ini merupakan penggalan syair gubahan Hadhrat Masih Mau‘ud (as) yang termaktub dalam karya puisi beliau yang paling terkenal, “al-Qashidah”. Puisi “al-Qashidah” terdiri atas 70 bait dan ditulis dalam bahasa Arab yang sangat sastrawi serta sarat makrifat. Berikut adalah terjemahan dari penggalan syair tersebut:

“Beliau melampaui manusia dengan kesempurnaan dan kejuitaan,
Serta kegagahan dan hati yang terbuka lapang.

Tiada keraguan bahwa Muhammad (SAW) adalah manusia terbaik.
Beliaulah yang terafdal dari para muliawan lagi terluhur di antara mereka yang terkemuka.

Telah paripurna atas beliau sifat-sifat segala kemuliaan.
Telah dikhatamkan melalui beliau nikmat-nikmat sepanjang zaman.

Demi Allah! Muhammad (SAW) itu layaknya seorang perdana menteri.
Melalui beliau sajalah manusia sampai di depan pintu Sang Raja.”

[A’ina-e-Kamalat-e-Islam, hh. 592-593; dalam Ruhani Khaza’in, vol. 5, hh. 592-593]

Muhammad (SAW) adalah Manusia Terbaik

Ini merupakan penggalan dari sebuah syair Arab gubahan Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as) yang meliputi berbagai topik. Salah satu topik yang beliau bahas di dalamnya adalah kehebatan, ketinggian, dan keluhuran Alquran. Terjemahannya adalah sebagai berikut:

“Segala cahaya terdapat dalam Alquran, tetapi,
Tetap saja orang-orang yang binasa condong pada kabut asap.

Dengannya, kita telah meraih warisan orang-orang yang sempurna.
Melaluinya, kita telah sampai pada makna-makna yang terdalam.

Karenanya, bangkit lalu carilah makrifat-makrifatnya dengan keras,
Dan takutlah akan akhir hidup yang buruk dan kehinaan!

Apakah engkau hendak melamar kemegahan dunia yang begitu rendah?
Apakah engkau hendak mencari kehidupannya, sedangkan kehidupannya itu fana?

[Nur al-Haqq, vol. 1, hlm. 67; dalam Ruhani Khaza’in, vol. 8, hlm. 91]

Segala Cahaya Terdapat Dalam Alquran

Ini merupakan penggalan syair Imam Mahdi (as) dalam memuji Alquran. Berikut adalah terjemahannya:

“Tiadalah Alquran itu, kecuali seperti permata.
Yakni, berlian yang dihiasi dengan keindahan pengungkapan.

Tidak pernah mampu tangan para pendengki menyentuh,
Makrifat-makrifatnya yang bagaikan benteng nan kokoh.

Di sana, terdapat keilmuan dan penalaran apapun yang engkau inginkan.
Serta rahasia-rahasia dan makna-makna yang terelok.

Alquran membungkam setiap orang yang memusuhi dengan kebencian.
Ia pun menutup mulut setiap pendusta lagi pendosa.”

[Nur al-Haqq, vol. 1, hlm. 65; dalam Ruhani Khaza’in, vol. 8, hlm. 88]

Alquran Itu Seperti Permata

Ini merupakan penggalan syair gubahan Hadhrat Imam Mahdi (as) di mana beliau mengungkapkan simpati beliau bagi umat manusia. Berikut adalah terjemahannya:

“Hati setiap orang yang ditakdirkan bersuka-cita niscaya akan mengenal kebenaran.
Adapun ia yang telah ditakdirkan celaka baru akan mengetahuinya kala beroleh kerugian.

Sungguh, telah Kutinggalkan diriku, manusia, serta hawa nafsu yang muncul dari keduanya.
Karenanya, makian tidak akan melukaiku dan tiada pula pujian membuatku sombong.

Betapa banyak musuh yang, setelah melayangkan hinaan hingga ke titik puncaknya.
Mendatangiku, sedangkan Aku tak membuang muka darinya dan tak pernah jua Aku membuang muka.

Aku mengasihi orang yang tidak mengasihiku semata-mata karena cinta.
Aku berdoa demi kebaikan orang yang berdoa buruk dan sengit kepadaku.”

[Hamamat al-Busyra, hh. 105-106; Ruhani Khaza’in, vol. 7, hh. 330-331]

Telah Kutinggalkan Hawa Nafsu

Akun ini didedikasikan untuk membangkitkan semangat tabligh para anggota Jamaah Muslim Ahmadiyah Indonesia, terutama kalangan khuddam, melalui pelafalan syair-syair Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad (as), Imam Mahdi dan Almasih Yang Dijanjikan, beserta para khalifah beliau, baik dalam bahasa Arab, Urdu, maupun Farsi. Akun ini dikelola oleh Muhtamim Tabligh PPMKAI.

#SyairWeekend Khuddam

Popular tracks