SELAMAT HARI MINGGU

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
Jangan ada masalah dengan asam lambungku.

Besar pasak tak masalah untuk kami, 
Tiang pun kami tak punya,
Dari marxsis sampai chomsky,
Rasanya masih sia-sia.

Mereka menganggap ini tak berakal,
Kami menyebutnya pelepasan dahaga, 
Mereka melihat ini pelampiasan,
Kami menemukan kejanggalan.

Tiada rotan, akar pun tak masalah, 
Terkadang obat batuk menjadi pilihan, 
Tiada akar, tetangga menjadi sasaran,
Bergelut sejenak, dendam selamanya.

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
terbangun di atas pukul sepuluh, 

Tidur ini sangat menyenangkan, 
Bagaimana jika tidur selamanya, 
Hus! jangan asal bicara, 
Pamali, kata orang tua, 

Pamali pun tak berlaku, 
Berkali-kali berharap kaya, 
Terbangun masih harus menggerutu, 

Bajingan! Bajingan!

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
bergeletak di atas kasurku, 

Kami ini kaum rebahan, 
Kata mereka kaum perjuangan, 
Katanya sih mereka adalah pahlawan, 
Sialnya kami hanya remahan, 

Beginilah keadaannya, 
Acuh tak acuh dicerca, 
Menggerutupun dianggap hina, 
Mereka hanya tau kata iya, 

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
Semoga tidak ada yang menanyakan pendapatku. 

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
Jangan ada masalah dengan asam lambungku.

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
terbangun di atas pukul sepuluh, 

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
tergeletak di atas kasurku, 

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
Semoga tidak ada yang menanyakan pendapatku.

Tiba waktunya di hari sabtu, 
Kupercepat langkahku bekerja, 
Kupersingkat waktuku istirahat, 
Pukul 5 masih terasa lama, 

Reklame berdiri kokoh di depan kantorku, 
Tanpa jaminan! Bisa ditunggu, 

Jangankan waspada, menolehpun tak mampu. 
Syarat dan ketetentuan tetap berlaku.

Selamat hari minggu! 
Tidak peduli cerah atau kelabu, 
Semoga tidak ada yang mengetuk pintu kamarku.

Selamat Hari Minggu

KARIER

Rokok terakhirku patah karna basah. 
Njancuk! jarak toko dari sini tiga kilometer jauhnya, 

Tidak ada masalah dengan jas hujan, 
Tidak ada masalah dengan payung, 
hanya saja berteduh lebih menyenangkan, 

Banjir lagi, banjir lagi, 
Jangan salahkan tata kota, 
Salahkan saja iklim yang tak terduga, 

Kota memberi kita harapan, 
Alam yang mengacaukannya, 
Begitulah peradaban dan kemanusiaan, 

Ha ha ha ha
Tertawalah sebelum ditertawakan, 
Karna harga diri lebih beharga daripada kejujuran.

Awas! cctv mengawasi kita, 
Setiap langkah kita, gerak-gerik kita, hingga urusan ranjang,

Katanya sih masalah norma, 
Bla bla bla bla 
Aku hanya ingin bercinta dengan kekasihku yang beda agama. 

Genangan air di jalan sudah mencapai mata kaki, 
Mobil menerabasnya dan ombak mengguyur pengendara motor,
Asu! Asu!

Satu helai baju kering ini sangat berharga, 
Sudah tiga gerai nota laundry masih terlipat rapi di dompetku. 

Ha ha ha ha 
Tertawalah sebelum ditertawakan, 
Karna harga diri lebih beharga daripada pengalaman. 

Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, 
delapan jam setiap harinya bekerja, 
Setidaknya 3 bulan aku mampu membeli sepatu adidas. 

Setiap 1 bulan kusisihkan untuk cicilan roda dua. 
Sisanya habis untuk memperbaiki mental, 

Kerja keras tidak pernah mengkianati hasil?
Haaa...... 
Kerja santaipun tak masalah untukku, 
Besar kecilnya pendapatan perusahaan tak mempengaruhi jumlah gajiku, 

Ha ha ha ha
Tertawalah sebelum ditertawakan, 
Karna keuntungan lebih beharga daripada perjuangan. 

Satu, dua, tiga, empat,
lima puluh ribu sisa saldoku, 

Menyantap nasi telur setiap akhir bulan, 
Setidaknya awal bulan aku mampu menebus pakaianku,

Whistleblowin'

Popular tracks