Volume II Lagu Perjuangan Demokratik Sanggar Satu Bumi.
Diluncurkan di Jakarta, 15 Desember 2004

Crew Pekerja Seni Volume II

Zely Ariane: vocal
Mono: vocal, gitar
Agus PUNK: kicik-kicik
Hamcrut: kendang
Tedjo: vocal, guitar

Nyanyian Akar Rumput

Instalasi final dari trilogi; Bumi Hari ini, di ambil dari album solo kedua Doyz; Oblivion yang di rilis Agustus 2015 lalu.

Sekedar info,Mengenai lagu : "Bumi Hari Ini" pertama, yang sering di tanyakan Hip-Hop heads mengenai keberadaannya, mohon di catat, bahwa lagu tersebut ada dalam album ke-4 Iwa-K berjudul Mesin Imajinasi, yang di rilis tahun 1998. Lagu tersebut di tulis Doyz pada tahun 1997 hanya berisikan 2 verses. Bersama lagu 7:30 (Perspektif,2002), Bumi hari ini di asong sebagai demo untuk Blakumuh pada album Pesta rap 3. Setelah di tolak, dengan alasan tidak jualan, setahun kemudian lagu ini di jual putus kepada Iwa-K, dengan penambahan verse ke-3 yang di tulis oleh Erik.



Bumi Hari ini #3

(ADLIBS)
Planet ini mulai memanas..Bersiaplah menyambut mortalitas

(VERSE 1: DOYZ)
Seniman mentah ini kembali/Tuk berikan reportase tentang bumi hari ini/
Laporan tanpa relay, nomor 3/Dari semesta nista tempatku berpijak dan berada/
Makin sarat oleh manusia sadistik/Ritual pagan satanik, Tajamkan optik/
Rencana besar Masonik bergerak dalam ruang invisibilitas jasad renik/
Masih berbungkus bandit kerah putih, pompa korupsi/Dunia dalam kepungan korporasi/
Media mainstream adalah radar/Sarana propaganda elitis tuk pancarkan sonar/
Kebohongan yang repetitif, disonansi kognitif/Kuantitas invasi nya begitu massif/
Selamat datang di piramida tiran/Satu dunia, satu mata, satu lingkaran setan/

(CHORUS # 1)
Bumiku di hari ini penuh debu asap, sampah, dan limbah buatku sesak
(AYO!)Angkat tanganmu, bantu diriku, bersihkan debu tuk bumi hari ini

(VERSE 2: RAS MUHAMAD)
Agen perubahan paradigma/Perancang hukum kota hutan rimba/
Penentu nasib, nyawa dengan tinta/Rezim bayangan dalam piramida/
(AY!, CHECK!) Gelombang dan frekwensi/Bagai Mumia melawan rezim represif/
Paman Sam, Nona Liberty, dan Dewi Columbia/Bangun kerajaan satu orde di dunia/
Monitor.. Pemikiran dan depopulasi/Monitor.. Moniter dan manipulasi/
Tuk sigap, bersiap menyulut konflik global/Perdamaian adalah kata yang di obral/

(CHORUS # 2)
Bumiku di hari ini sudah hampir mati, Tiada yang menjaganya lagi
(AYO!) Semua berdo’a, jangan terlena, atau migrasi tinggalkan planet ini

(VERSE 3: DOYZ)
Kompleksitas konspirasi di level tertinggi/Injeksi epidemi di bumi/
Kokang senjata, Manusia di basmi layaknya hama/Hanya karena berpegang pada konsep yang berbeda/
Supremasi hukum adalah Negara tanpa inhabitan/Visual konkrit kedurjanaan/
Tiran ini lebih mengerikan dari hikayat monoton/Perpaduan Vader dan Sauron/
Legiun kematian dari neraka/Hibrida putra iblis dan anak manusia/
Amarah, selimuti alam yang dulu ramah/Jadikan darah sarana fertilisasi bagi tanah/
Fakta sejarah bukanlah fiksi ilmiah/Kenyataan adalah masokis berlumur darah/
Generasi Luciferian akhir mata rantai/Perjalanan panjang bumi kita ini telah usai/

(CHORUS # 3)
Bumiku di hari ini tak ber-matahari, berjuang untuk terakhir kali
(AYO!) Kolaborasi, dan resistansi walau tak pasti hidup di esok nanti






Credits:

Lyrics             : Doyz & Ras Muhamad
Music             : Jozzi Gesiradja
Mixed by        : Jozzi Gesiradja
Mastered by  : Hamzah Kusbiyanto 
Contained in "Oblivion" released 0n 23rd August 2015 by Baturaja/Grimloc records.

Oblivion (Master)

Bumi Hari Ini #3 (Feat. Ras Muhamad)

I Write Shits Not Tragedies

Sukma

Kompilasi Save Ciremai

23. Senartogok Feat. MC Ehenk Sneevliet - Dayang Sumbi

Pangalo! - "Pemenang"
Lyrics written by: Pangalo!
Music written & engineered by: Pangalo!
Recorded at: Sibolis Studio, Parapat, 2017
Mixed and mastered by Densky9 at Dens Lair, Bandung, 2017
Contains a portion of Guitars Freestyle performed by Anonim

Lirik:
Bagian 1:
Diriku berjalan dalam kelamnya temaram ingatan, langit penuh bintang mengajak otakku menghayal, kumelayang dengan sayapku yang timpang, kumenimbang banyang banyang saat ibuku menimang versi kecilku yang periang, senyum ibuku yang kupandang kala dirinya memasak tangisan bagai garam, penawar harapan yang hilang. Ayahku pun pulang dengan nasib yang berulang, punggung letih karena hutang, ia menggali tutup lubang. Tengah malam kuamati, sisah nasi yang telah basi pura-pura ia nikmati demi anak juga istri, demi kasih dalam hati, ia hadapi hari-hari dengan jas yang tak berdasi, ia membujuk si rejeki. Kadang hidup ini macam tai, sesuatu yang kau cari kadang pergi bersembunyi, kadang menampakkan diri tapi tak bisa diraih. Namun ayahku berani meski harus berkelahi dengan takdir sang ilahi. Dan kini diriku pun berpikir, dunia ini milik pemenang, pengecut haruslah menyingkir. Kuingat ayah ibu yang selalu mengusir kata “menyerah” dari jalan yang mereka ukir.

Reff:
Mengukir dan menjalani, melawan dan mencintai
Masa depan yang kau pandang tak punya belas kasih.
 
Bagian 2:
Ayah mencoba kerja ini, kerja itu, banting ini, banting tulang dan bahu. Meniti karir dalam luka bersama ibu, tak akan sembuh luka itu bila kau ragu. Dengan keringat yang mendidih perlahan semakin maju, apa yang dia tuju kini datang padaku. Bukan soal uang tapi semangatnya berjuang, saat orang bilang kau tak miliki peluang, ambil pentungan, kejar ketidak-mungkinan hingga dirimu menjadi pemenang, dari wayang jadi dalang. Terkadang arus masyarakat memaksamu jadi garang, menerjang setiap kerikil penghadang, lalu sekarang, ayahku menjaga gawang, agar aunganku tak terdengar sumbang, ku menolak jadi anak bawang dan bila hidup ini adalah sebuah ajang akan kupastikan diriku menjadi pemenang.

Reff 2:
Mengukir, mencintai, menata segala rasa lelah tuk bangkit kembali
Merangkai hari dan merajut mimpi, hasratku tak kenal berhenti.

Pemenang

Pangalo! - Pemenang

Taken from Morgue vanguard x Doyz' collaboration album "Demi masa"  
Released on 20th December 2018 by: Grimloc records

All lyrics written by: Morgue vanguard & Doyz
All scratchworks performed by : DJ. Evil Cutz
Music written & produced by: Morgue Vanguard
Co-produced & engineered by: Jay Beat hustler
Mixed and mastered by: Hamzah Kusbiyanto
Recorded at: Cutz Chamber, Bandung


BREAKADAWN

[MORGUE VANGUARD]
Yes yes yall, Nekrophone Funk!
Jangan tunda melepas angkara berjelajah
Karena hari esok memiliki ruang hampanya sendiri yang memadamkan api
MV-Prime Minista Doyz
Wont stop ‘til the breakadawn

oplos vodka dan dolorosa, amal dan dosa
di atas boombap kami mencapai moksa
berguru pada semburan bisa dan saloka
dari zaman overdosis Illmatic adalah doxa
ronta prosa yang membangkang pada metronom
kota yang dirancang tumbuh para ekonom
dari Rakim rima ini berkromosom
mengakar serupa kejahatan di kemiskinan tak tertolong
ayat-ayat pelopor kamar mayat
doa pelayat era "Top Billin" jadi lagu ulayat
pengantar sajak palak macam modus aparat
paydues amanat dari penggalang hikayat serupa Rap-A-Lot
manifes mufakat AK Press dan Cold Cut
dari Grandmaster Flash dan punk serupa Copout
Gore senyap serupa kudeta Pangkostrad
arsenal rima gabungan Big Pun dan Kronstadt
MCMV, raw analog NTSC
murid D.O.C, E.N.T, Madilog dan C.N.T
Verbal Homicide, representasi
Rap desingan peluru 13 November di Semanggi

[DOYZ]
Yo, MV.. masih ingatkah saat kita pertama merasakan udara beroksidasi?
Saat pertama pena beriris kalam menyentuh nadi?
Ini adalah rentetan kilas yang melacak jejak api

paparan kilat lampu kamera
samarkan kiat-kiat bersumbu lentera
tinggalkan arus utama formasi solo
gerilya bawah radar sebangsa CIA di punggung Harto
anomali rima Monstera
merambat alam pikir pasca-De La Rocha
jatuhkan Bombtrack semagis klenik Cendana
Distorsi dope track melapis kronik skena
kalam magnetis, restu dan fatwa Rap Okultis
malam baptis berbagi mic dengan Arsonists
ilham puris bangun prosa setinggi Polaris
langgam esoteris di era lima silabel di satu baris
tatap eksistensi dadakan serupa Barista
tantang asistensi ajaran berupa Bar nista
intensitas avontur diksi di satu tarikan nafas
frasa Hurikan hempas rakitan kata seringan kapas
selihai Federal reserve meniti abad
konsistensi pemutar ulang rotasi jagad
alirkan venom tanpa urat bagai MF Doom
yakinkan rapal dewa tak butuh polesan Auto-Tune

[MORGUE VANGUARD]
Thats how you kick tha mad flavor, Doyz
Boombap antidot permanen dari kebosanan
agitasi dalam bahasa raungan
sirine Bomb Squad delapan delapan
Yo Evil Cutz, gasak rotasi baja seperti Roc Raida punya era

[MORGUE VANGUARD]
esok akan terlalu terlambat, di depan tengat yang merambat
waktu tak pernah berhenti meski jumudmu merapat
meski hasratmu sekarat, dan kehabisan kerabat
meski terbaca gelagat penamu mulai berkarat
truskan zaman beramanat,
melontar bait granat yang memberi marka pada almanak
yang mencatat kalam tandingan dengungan lalat
eyo Doyz, beri rentang kurun waktu ini bait perahmat

[DOYZ]
hayat santri seremoni pondok Zulu hingga Deltron
hikayat hereditari horison para epigon
jaga marwah Cold Crush Brothers, &  MC Shan
kelokan pena bernyawa donor diksi langitan
tiga dasawarsa awas membakar pagar
pengurung waras dalam pola pandir nan melingkar
macam Invasi rezim despotik
kami hapus jejak invensi Boombap generik remeh dalam berlirik

[DOYZ-ADLIBS]
Yes, Yes, Y'all..
Rap yang bersinonim dengan senapan otomatis
sejak pita kaset  kanon Godzkilla dan Perspektif dirilis
Boombap pengingat marka
pada hitungan ritme metronom tinggi jantung waras
Doyz, MV, 2018.. Till infinity y,all!

Demi Masa

Breakadawn - Morgue Vanguard x Doyz

Morgue Vanguard X Doyz - Demi Masa (2018) Full Album

"Melos knew nothing of politics. He was a mere shepherd from an outlying village who spent his days playing his flute and watching over his sheep. But Melos was a man who felt the sting of injustice more deeply than most." (Osamu Dazai, Run Melos!)

Ulangi mimpi Errico Malatesta
"Hasrat merusak, kesenangan kreatif.
Perang sipil blak-blakan lebih baik ketimbang
menciptakan sebuah kedamaian yang busuk" (Mikhail Bakunin)

Gelorakan kembali semangat Paris '68:
Kontra-revolusioner adalah kebosanan
Waktunya merebut hak untuk berkehidupan
Persenjatai diri, tuntut ketidakmungkinan

Berlarilah lebih cepat, wahai kamerad!
Dunia tua membuntutimu dari belakang

Sistem terbaik adalah penghancuran
Destruksi fatal hingga titik paling rawan
Melampaui militansi era Emma Goldman:
resistensi berkelanjutan lupa tarian

Merakit molotov bagaikan desir cinta
"Layak selongsong senapan", sang Durutti pernah bicara
Rekonstruksi surga di atas puing kota
Senandung kemenangan dengan nada swakelola

Batu kerikil di genggaman tangan
Senjata minimal bagi pertempuran
Nyawa bukanlah batas bagi kita untuk menyerah

Berlarilah lebih cepat, wahai kamerad!
Dunia tua membuntutimu dari belakang

Homicide - semiotika rajatega

Clandestine13