Microforce, A Hip Hop Marathon (Various Artists) 

Music by : Woodhouse Lab. 
Lyrics by : One Bless, Koobak, Sensitrick, Blazevomit, Pathos, Aswir, Blitz G, Malinoa, and Luwarta.
Scratch by : DJ Power Nugoz. 
Recorded by : Woodhouse Lab. 
Mixed by : Woodhouse Lab and Anomali Records.
Mastered by : Anomali Records. 
Cover Artwork by : Addictivoid. 
Video by : Draft Stoker. 
Soundcloud : Woodhouse Lab. 
Bandcamp : Anomali Records. 
YouTube : Woodhouse Lab. 

No Copyright. Kick Back Fascism. 2025.

Microforce

Doyz dan Morgue Vanguard berbagi track untuk memberi tribut bagi kultur hiphop yang membesarkan mereka. Dengan musik yang diproduseri oleh Morgue Vanguard dan mengundang DJ Evil Cutz mengisi scratch, ini merupakan single ke-2 dari album kedua Doyz "Oblivion", comeback-nya setelah debut "Perspektif" 13 tahun lalu. Track ini pula sekaligus merupakan kali pertama dua MC ini bertemu dalam satu track. "Oblivion" akan dirilis dalam format CD tanggal 23 Agustus 2015.

The Lyrics:
(ADLIBS: MORGUE VANGUARD)
Mic check 1-2... 
Ini adalah hikayat bentangan rima dan gedoran 808/
Pasca gelombang tari kejang pertama menyapu Jawa/
perihal kalam yang tak lekang oleh hujaman waktu/
oleh kealpaan masa dan amnesia kewarasan semesta/
Yo Doyz, testify...

(VERSE 1: DOYZ)
Antara himpitan kejenuhan akan sendunya muka Tuti Aditama/
Serta  mimpi kepemilikan Diamond Back edisi ‘85/
Terbitlah bocah dari sempitnya mukim padat Jakarta/
Lupakan siaran niaga, jargon dekade ini gejolak kawula muda/
Pahlawanku Turbo/ Bukan pesulap kurikulum sebangsa Nug Notosusanto/
Mobilisasi barisan trend di sela lawakan Gepeng dan anak kolong menteng acungkan beceng/
Dari Setia Budi, Tosari hingga Senayan/Menjadi B-Boy hanyalah sebuah impian/
Kandas di atas aspal keras lapangan Monas/Laksana suara rakyat lawas yang terampas/
Lalu ku sambut PE dan Run DMC/Hero baru datang sebagai penyelamat imaji/

Hip Hop was set out in the park, we used to do it out in the dark

(ADLIBS: DOYZ)
Langit rima kami lukis, Jadikan katalis/
Leburkan tangis hasil opresi rezim orde baru dalam gerbong ritmis/
Layaknya Soekarno jargonkan Jas Merah/
Ini adalah sebuah momentum dalam sejarah/
Yo MV! Bukakan kontinuum waktu!!

(VERSE 2: MORGUE VANGUARD)
Melacak balik jejak boombox bernyawa di 83/
memori lapangan volley, anatomi senapan rima/
riwayat prosa penebusan kontra-berhala/
menyambat ronta dentuman speaker sebesar jendela/
generasi yang banal lahir dibawah tirani Harto/
berhutang inspirasi pada moonwalk Septian Dwicahyo/
di era LL Cool J merilis 'Radio"/dan tivi didominasi omong kosong pidato Harmoko/
serupa preman delapanpuluhan yang bertahan di era Petrus, rap membawa dupa berkawan
dengan harkat bertamengkan hasrat/berkalang sebarisan penjaga nalar dan waras/
Mempelajari Rakim, Kool G Rap, menghitung bar/PE dan militansi rima yang berkobar/
Hidup yang tak pernah lagi sama, pasca semasa/
Straight Outta Compton dan Raising Hell datang menggantang
menebus serupa Karbala/


Doyz feat. Morgue Vanguard - "Testamen"

Glorilla - TGIF DERTY K Flip

gigir

Jika anak-anak bayangan berkumpul dengan botol-botol peledak
Maka bunyi dan cahaya adalah milik mereka
Jika orang-orang marah merapat pada gedung-gedung angkuh
Maka setiap batu yang terlempar adalah gembala mereka

Lalu siapa dirimu?
Di bawah jembatan seorang anak digantung
Janggal di antara rumah-rumah miring
Yang esok harus dilipat dan hengkang entah ke mana.
Kau kah yang menjerat leher anak itu?
Golonganmukah yang menyiapkan tali dan menghentikan ramai jalanan malam
Dengan tayangan massal ramai sepak bola dunia?

Jika kawan-kawan anak itu berkumpul
Beserta orang-orang marah
Apa yang bisa dihalau barikade keamanan di persimpangan?
Adakah kau di antara barikade tersebut?
Atau kau berdiri gusar di sebrang jalan
Menenteng tas laptop usai kuliah
Berharap kerusuhan tak mengganggu kestabilan jalan pulangmu
Menuju rumah kontrakan?

Siapakah kau di antara udara panas dan orang-orang geram?
Siapakah kau di antara anak-anak bayangan?
Adakah kau berdiri bersama mereka?
Cemas dan marah?
Atau kau berdiri dalam barikade tertib berseragam lengkap
Seolah kau bukan manusia 
Seolah kau tak mengenal manusia lain
Aku melihat seorang dalam barikade menggigil
Sebab satu minggu yang lalu 
Ia tak tahu bahwa popor senapan mengenai pelipis pamannya sendiri
Yang seorang tukang becak

Jika kau dalam barikade patuh
Pedulikah kau siapa yang akan kau hempaskan dengan perasaan jumawa
Seakan kau membuat dunia lebih baik
Atas nama keindahan
Seharusnya yang hengkang adalah repetisi kekerasan
Siapakah kau?
Apakah kau bersama orang-orang lelah yang tak pernah tidur lelap
Sebab cemas dinding akan dirubuhkan tiap instruksi datang?

Ataukah kau orang-orang yang semangat, menyingsingkan lengan baju, 
menggenggam erat senjata api,
Mengikat kencang sepatu boots,
Memastikan kancing seragammu rapi
Bersiap menunggu instruksi 
Untuk menumpas, untuk menghancurkan

Siapakah kau?
Adakah kau berdiri dalam barikade
Ataukah kau hanya seorang yang gusar di seberang jalan 
Berharap setiap kerusuhan tak menggangganggu kestabilan hidup
Dan.........

- Talamariam -

Gigir

"Sembab"
Leevil Feat. @joemillionraps
Demo
2017 
97 BPM 
Sample:
James Brown - Get Up (I Feel Like Being a) Sex Machine 
Crass - Punk Is Dead

Leevil Feat. Joe Million - Sembab (Produced By Senartogok)

Lyrics & Rap: Erland Herlambang
Produced by Spunlabs for RAPTUS

Raptus - Ini Bukan Sajak Tentang Cinta

Joe Million - Ia Nanti (Prod. Drop D Soundz)
Artwork oleh Anana Parapara
Imogen Records
2017

Ia Nanti

Diskografi

Senartogok - Balada Kolibri Untuk Ari

Lirik diracik oleh Amok & Metzsick
Musik dirakit oleh daschade

Anikonik - Pemilu Penipu

-------------------
Lirik:

[Amok]:
Tebar-tebar janji, kampanye sana sini/
Sebar-sebar ilusi di segala lini/
Doktrinisasi elektoral diamini/
Hegemoni akal sehat sejak masih dini/
Guna dapatkan suara ditebar isu SARA/
Banyak yg percaya dan selalu ikuti arah/
Rela benci sesama dan juga keluarga/
Demi calon yang peduli kala pemilu tiba/

Obral janji manis sampai air mulut habis/
Politik Machiavelli, incar kuasa dengan sadis/
Kamuflase para fasis dengan topeng sok humanis/
Bualan elektoral masih saja laris/
Ini katalis menuju katarsis/
Baptis etatis penjaga kondisi statis/
Sebar pesan anarkis demi dunia anarki/
Mimpi kami besar, kotak suara tak memuati/

Chorus:
Pemilu hanyalah dekorasi
Penipu! Ilusi demokrasi
Pemicu  emosi arogansi
Meramu pemilu teradiksi

[Metzsick]:
Pemilu telah tiba/
Pembodohan kian meraba/
Kalian menjadi bodoh dibawah cakar sang garuda/
jadi patriotis hingga bergulat menuju tahta/
Dengan senyuman manis terpapar di jalan raya/
Tiap tikungan dan lampu merah/
Tersebar poster bermuka dua,
Memisah tiap kepala/
Agar kalian saling bergulat demi satu nama/

Sumpah janji semanis anggur merah/
Membuat Kalian mabuk dibawa perintah/
Hingga kalian lupa cara bercinta/
mengarak mereka seakan dirimu adalah kuda
apa kalian lupa janji mereka adalah dusta/
Mereka berdansa di atas kotak suara/
Bersama para bandit yang menjadi panglima/
Sembari tertawa dengan kantong yang penuh dengan rupiah/

Chrous
Pemilu hanyalah dekorasi
Penipu! Ilusi demokrasi
Pemicu emosi arogansi
Meramu pemilu teradiksi

Pemilu Penipu

"Melos knew nothing of politics. He was a mere shepherd from an outlying village who spent his days playing his flute and watching over his sheep. But Melos was a man who felt the sting of injustice more deeply than most." (Osamu Dazai, Run Melos!)

Ulangi mimpi Errico Malatesta
"Hasrat merusak, kesenangan kreatif.
Perang sipil blak-blakan lebih baik ketimbang
menciptakan sebuah kedamaian yang busuk" (Mikhail Bakunin)

Gelorakan kembali semangat Paris '68:
Kontra-revolusioner adalah kebosanan
Waktunya merebut hak untuk berkehidupan
Persenjatai diri, tuntut ketidakmungkinan

Berlarilah lebih cepat, wahai kamerad!
Dunia tua membuntutimu dari belakang

Sistem terbaik adalah penghancuran
Destruksi fatal hingga titik paling rawan
Melampaui militansi era Emma Goldman:
resistensi berkelanjutan lupa tarian

Merakit molotov bagaikan desir cinta
"Layak selongsong senapan", sang Durutti pernah bicara
Rekonstruksi surga di atas puing kota
Senandung kemenangan dengan nada swakelola

Batu kerikil di genggaman tangan
Senjata minimal bagi pertempuran
Nyawa bukanlah batas bagi kita untuk menyerah

Berlarilah lebih cepat, wahai kamerad!
Dunia tua membuntutimu dari belakang