moses bandwidth

Moses Bandwidth - Karma

Moses Bandwidth - Tiara Shifa

Moses Bandwidth - Kugapai Surgamu

Moses Bandwidth - Tomorrow And Sorrows

09. Kaum Urbanis - misshacker.com

10. Dua Menit Sepuluh Detik

Moses Bandwidth - Prosa Dawai Layla

Moses Bandwidth - Sayap Elegi

I, for one, am done getting down off my horse for a damsel. My damsel better have the guts to get up on my horse WITH me and ride through hell WITH me.

Dying On My White Horse.mp3

Back Against the Wall is an outlaw-country record built on grit, scars, and resilience. It’s the story of holding on when the world tries to break you — of finding freedom in dirt roads, family, memory, and truth, even when the weight of survival presses hard.

The album opens with “Dirt Roads and Dogs”, a free-spirited escape into the country soul, before diving into the raw defiance of “Frankly, I Don’t Give a Damn.” Tracks like “Sunday Porchlight” and “The Sky Remembers” provide heart and reflection, anchoring the record in stories of grace and memory. “We Were Soldiers Too” serves as its haunting tribute, honoring sacrifice and courage with reverence.

The title track “Back Against the Wall” and “The Last Free Thinker” drive the album’s rebellious core, confronting modern struggles and the cost of survival with unflinching honesty. To balance the fire, “Pickin’ Trouble” delivers rowdy bluegrass energy, while “Let ’Em Be Kids” strips back the noise to remind us what’s worth protecting.

Together, these songs form a litany of truth: that even in chaos and collapse, there’s defiance, there’s love, and there’s still something worth standing for. Back Against the Wall is not just an album — it’s an outlaw hymnbook for hard times.

We Might Be Robots

The Sky Remembers

Moses Bandwidth - Nimitta

Rojopati-persemayanan (mozart)

Total Tragedy - Sinar batas sepi

Moses Bandwidth - maghadir

Ide awal pembentukan Moses Bandwidth bermula ditahun 2003, ketika itu LaVey yang sedang melanjutkan studi kuliahnya di kota Bandung , tertarik terhadap berbagai jenis musik Progressif yang bernuansa metal. Namun pada akhirnya kakaknya memperkenalkan dia kepada sebuah genre yang bernama Gothic Metal, Sejak saat itulah kemudian LaVey seakan jatuh cinta pada jenis musik ini, dan mencoba untuk mendapatkan berbagai Informasi dan referensi mengenai Gothic Metal

Pada akhir tahun 2004, LaVey mencari orang yang mempunyai visi dan misi yang sama dengan dia, untuk membentuk sebuah band Progressif, namun ia menyadari sepenuhnya bahwa sangatlah sulit untuk mencari orang disekitar yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap musik Metal. Setelah lama mencari tanpa hasil, dia kemudian berinisiatif untuk mebuat berbagai materi lagu yang seluruh pengerjaan musiknya dilakukan oleh sendiri dan akibatnya, masalah baru pun timbul ketika Ia harus mendapatkan seseorang untuk mengisi vocal.

Tak lama kemudian ia menghubungi female vocal bernama Riska Elfira serta Chris Bobby (Drummer) yang merupakan teman sekelasnya dibangku kuliah sekaligus merupakan anggota Paduan Suara Mahasiswa (Pasuma) UNISBA mempunyai karakter vocal yang cocok dengan "Moses Bandwidth".Sekitar bulan Maret 2005, "Moses Bandwidth" telah merampungkan sebuah single pertamanya berjudul "Selangkah Menuju Surga" yang proses recordingnya dilakukan secara profesional di MMS Studio, Indramayu.

Akhir 2005 Moses Bandwidth mengontak Steven Jozeph untuk bergabung sebagai Bass player dan segera merilis album pertama “Behind The Darkness” yang diproduseri oleh Budi Santet dari Master Of Disharmony Records. Tour promo album pertama diawali pada kota Purwokerto, Dimmy yang merupakan Gitaris Elmeod langsung mengisi posisi aditional gitar

Pada pertengahan tahun 2006 Band Moses Bandwidth kembali masuk studio untuk merekam materi album kedua yang bertitle “Renaisaance” setelah sekitar lima bulan proses recording, Renaisaance dirilis oleh Inviolable Music yang diproduseri oleh Bob Wendo, Single hits Falling Down segera dipublikasikan ke berbagai media, promo tour album kedua mencakup berbagai kota jawa tengah seperti Semarang, Cilacap, dan sekitarnya,

Ditahun 2007 line up ini menyelesaikan pre production untuk album ke 3 yang bertitle Arabian Dreams With The Final Requiem yang dirilis oleh R-A Production, serta menyiapkan tour promo sepanjang tahun 2007 untuk mendukung penjualan album

Saat itulah merupakan langkah bagi "Moses Bandwidth" untuk mengukir jejaknya di komunitas musik Indonesia, dan hingga kini mereka masih tetap berkarya untuk merampungkan promo CD / demo tape mereka yang terbaru dan tour promo ke berbagai kota Indonesia.

Moses Bandwidth - Sayap Elegi

moses bandwidth

Recent comments

kks

santuy

Dany Kain Kafan

Edot Bergodod

Related tracks