Semoga Anarki Panjang Umur

Thufail al ghifari - Assassinzm

Masturbasi Distorsi - Kami Ada!

The follow-up single from their upcoming "Mantra Pandawa" CD, brings along their fellow MCs; Catapults (of RPG), Alias and the cutmaster Evil Cutz (of Eyefeelsix). Produced by Morgue Vanguard and Jay BeatHustler.

Jagal Sangkakala - The Anthem(Remix) Feat. Catapult (of RPG), Alias & DJ EvilCutz (of Eyefeelsix)

gigir

Jika anak-anak bayangan berkumpul dengan botol-botol peledak
Maka bunyi dan cahaya adalah milik mereka
Jika orang-orang marah merapat pada gedung-gedung angkuh
Maka setiap batu yang terlempar adalah gembala mereka

Lalu siapa dirimu?
Di bawah jembatan seorang anak digantung
Janggal di antara rumah-rumah miring
Yang esok harus dilipat dan hengkang entah ke mana.
Kau kah yang menjerat leher anak itu?
Golonganmukah yang menyiapkan tali dan menghentikan ramai jalanan malam
Dengan tayangan massal ramai sepak bola dunia?

Jika kawan-kawan anak itu berkumpul
Beserta orang-orang marah
Apa yang bisa dihalau barikade keamanan di persimpangan?
Adakah kau di antara barikade tersebut?
Atau kau berdiri gusar di sebrang jalan
Menenteng tas laptop usai kuliah
Berharap kerusuhan tak mengganggu kestabilan jalan pulangmu
Menuju rumah kontrakan?

Siapakah kau di antara udara panas dan orang-orang geram?
Siapakah kau di antara anak-anak bayangan?
Adakah kau berdiri bersama mereka?
Cemas dan marah?
Atau kau berdiri dalam barikade tertib berseragam lengkap
Seolah kau bukan manusia 
Seolah kau tak mengenal manusia lain
Aku melihat seorang dalam barikade menggigil
Sebab satu minggu yang lalu 
Ia tak tahu bahwa popor senapan mengenai pelipis pamannya sendiri
Yang seorang tukang becak

Jika kau dalam barikade patuh
Pedulikah kau siapa yang akan kau hempaskan dengan perasaan jumawa
Seakan kau membuat dunia lebih baik
Atas nama keindahan
Seharusnya yang hengkang adalah repetisi kekerasan
Siapakah kau?
Apakah kau bersama orang-orang lelah yang tak pernah tidur lelap
Sebab cemas dinding akan dirubuhkan tiap instruksi datang?

Ataukah kau orang-orang yang semangat, menyingsingkan lengan baju, 
menggenggam erat senjata api,
Mengikat kencang sepatu boots,
Memastikan kancing seragammu rapi
Bersiap menunggu instruksi 
Untuk menumpas, untuk menghancurkan

Siapakah kau?
Adakah kau berdiri dalam barikade
Ataukah kau hanya seorang yang gusar di seberang jalan 
Berharap setiap kerusuhan tak menggangganggu kestabilan hidup
Dan.........

- Talamariam -

Gigir

I Write Shits Not Tragedies

Sukma

"AyatApi Para Nelayan"
@altarlogika X @user-748711874 Rumah Bintang
Mashup/Remix
2018

Sample:
Altarlogika - Ayat Ayat Api
Rumah Bintang - Nelayan

Lirik:
Huhuhuhu...Berlayar 
Huhuhuhu...Berlayar

(Verse 1)
Pada kalam yang siap bawakan maut
Hamparan kabut bawa rasa takut kala raga ku melaut
Rima akut vonis tiap serdadu rabun menahun
Mengalun prosa Magus yang tak santun
Beracun di dasar palung tanpa ampun
Ini sajak Taifun serupa petaka
Pada kepala yang bertanya
“Mengapa neraka membangkang?”
Menantang!
Pertanda maut kan bertandang
Di malam sepekat arang tajam bagai kataku yang fatal
Dan kurapal prosa jendral kiamat tak berpangkat
Ini ayat api raga kalian kan terbakar
Dengarkan suara samar dalam kamar tak berpagar
Bisikkan ramalan yang kan bangkitkan tiap jenazah
Pertanda tandai jiwa-jiwa tak bernama
Kala Altarlogika bawa rima paska gerhana
Di atas pelana serupa empat penunggang bencana
Ini hembusan pertama Israfil di atas menara

Udara mengendap sore menjelang
Air laut pun mulai pasang
Perahu perahu  nelayan
Siap mencari ikan-ikan

(Verse 2)
Ini aku perantara kejanggalan penghambaan
Pada pekan kehampaan gelap terang kesadaran
Bernada separau beton Jakarta rindukan Karma (Crew)
Bersama Total Terror bawa horor pada tiap koridor
Kubawa koloni Mordor tanpa komodor
Anggap PE serupa obor, beri terang tanpa perlu daftar Gontor
Digorong kala prosa aku asah
Rangkum frasa para arwah kala kataku tandingi kuasa
Ini Altarlogika
rima bakar loki kala jiwa jiwa enggan sesalkan takdirnya
Kala dunia gelap tak butuh purnama
Kan kurapal mantra pusaka saingi pujangga
Ini sajak muara tanpa suara
Kala Widji dan Munir bersua bersama di udara
Bermodalkan aksara kucabut nyawa tiap raga tak bernama
Hingga raja tak bertahta

Surut air pagi menjelang
Itu petani garam
Mengairi tambaknya
Oh Matahari berkati kami

Altarlogika X Rumah Bintang - Ayat Api Para Nelayan

Lirik diracik oleh Amok & Metzsick
Musik dirakit oleh daschade

Anikonik - Pemilu Penipu

-------------------
Lirik:

[Amok]:
Tebar-tebar janji, kampanye sana sini/
Sebar-sebar ilusi di segala lini/
Doktrinisasi elektoral diamini/
Hegemoni akal sehat sejak masih dini/
Guna dapatkan suara ditebar isu SARA/
Banyak yg percaya dan selalu ikuti arah/
Rela benci sesama dan juga keluarga/
Demi calon yang peduli kala pemilu tiba/

Obral janji manis sampai air mulut habis/
Politik Machiavelli, incar kuasa dengan sadis/
Kamuflase para fasis dengan topeng sok humanis/
Bualan elektoral masih saja laris/
Ini katalis menuju katarsis/
Baptis etatis penjaga kondisi statis/
Sebar pesan anarkis demi dunia anarki/
Mimpi kami besar, kotak suara tak memuati/

Chorus:
Pemilu hanyalah dekorasi
Penipu! Ilusi demokrasi
Pemicu  emosi arogansi
Meramu pemilu teradiksi

[Metzsick]:
Pemilu telah tiba/
Pembodohan kian meraba/
Kalian menjadi bodoh dibawah cakar sang garuda/
jadi patriotis hingga bergulat menuju tahta/
Dengan senyuman manis terpapar di jalan raya/
Tiap tikungan dan lampu merah/
Tersebar poster bermuka dua,
Memisah tiap kepala/
Agar kalian saling bergulat demi satu nama/

Sumpah janji semanis anggur merah/
Membuat Kalian mabuk dibawa perintah/
Hingga kalian lupa cara bercinta/
mengarak mereka seakan dirimu adalah kuda
apa kalian lupa janji mereka adalah dusta/
Mereka berdansa di atas kotak suara/
Bersama para bandit yang menjadi panglima/
Sembari tertawa dengan kantong yang penuh dengan rupiah/

Chrous
Pemilu hanyalah dekorasi
Penipu! Ilusi demokrasi
Pemicu emosi arogansi
Meramu pemilu teradiksi

Pemilu Penipu

Occupyjakarta-Nadanada Anarki.mp3

Judul: Cinta dan Kebebasan
Lirik oleh: Amok!
Beat oleh: Dhans

Amok! - Cinta dan Kebebasan (Prod. Dhans)
Oktober, 2019

-------------

hidupi hidup!
hidupi hidup!
hidupi hidup!
hidupi hidup!

serupa cinta yang terus mencinta
lampaui diperintah dan memberi perintah
berlari dari dunia tua yang membuntuti
bersemi setiap hari dunia baru dalam hati

menghidupi hidup seakan esok nyawa redup
nyalakan api dan biarakan segera meletup
sensasi anarki coba sini kau hirup
kecup kebebasan dan berdansa dengan hidup
bernafas bebas lepas dari rasa cemas
keluar dari katup kebosanan dunia culas
bangkitkan badai dalam diri yang telah terpulas
nyalakan kembali bara gairah yang terkuras
injak dan gasak moralitas budak
jadilah liar, jangan mau terjinak
pantang berserah pada ilusi garis takdir
terus menebar getar serupa sebuah petir
memilih jalan iblis menantang hingga nyawa habis
menari liar keluar ritme berbaris
dogma kepatuhan kita hancurkan
benih kebebasan kita taburkan

hidupi hidup!
hidupi hidup!
hidupi hidup!
hidupi hidup!

serupa cinta yang terus mencinta
lampaui diperintah dan memberi perintah
berlari dari dunia tua yang membuntuti
bersemi setiap hari dunia baru dalam hati

pencinta kebebasan fanatik serupa Bakunin
pemimpi kesetaraan serupa Martin Luther King
serupa kebisingan di tengah kepasifan
aktifkan mode kombatan kontra-kematian
dengan riang meraung nada-nada anarki
serupa revolusi Emma dan Joker menari
di atas bangkai takhayul kita sambut mentari
hidup hanya sekali, maka rayakan berkali
menyanyi dan memaki getir hidup yang sesaki
sembari tertawa tanpa pernah rasa sesali
kenali diri, kenali musuh
bekali imajinasi serupa buruh perusuh
determinasi diri, melampaui hierarki
cinta dan kebebasan itu yang aku imani
amini hidup! akhiri merunduk!
terkutuk teruntuk moralitas busuk

hidupi hidup!
hidupi hidup!
hidupi hidup!
hidupi hidup!

serupa cinta yang terus mencinta
lampaui diperintah dan memberi perintah
berlari dari dunia tua yang membuntuti
bersemi setiap hari dunia baru dalam hati

--------------------------

Cinta dan Kebebasan

Cinta dan Kebebasan (Prod. Dhans)

Apokalips - Menolak Patuh
29 Februari, 2020

Video Lirik: https://www.youtube.com/watch?v=LPh7d0b3INI
___________________

Lirik:

gema teriakan orang-orang marah
rela korbankan keringat dan darah
cegah rembulan tak jatuh di tangan penjarah
lelah terbungkam dan patuh di hadapan penjajah
merapal bara gairah kontra-kalah
menghapal kata Zack; "amarah adalah anugerah"
pantang berserah dan terus diperah
hadang tiap celah arus virus menyerah
takkan pernah sirna sinar yang membakar
api hitam kami akan terus menjalar
menyebar macam sampar jangkiti dunia tua
berkoar macam Zapatista; "Cukup Sudah!"

macam budak berontak tolak jadi bidak
macam puan teriak dan berkata "Tidak!"
macam buruh mogok tonjok para bos
macam setiap insurgen lemparkan molotov

semangat petani dengan gagah berani
ekspansi tirani pabrik mereka perangi
Kamisan di bawah payung hitam bersaksi
menolak lupa berkali bergenerasi
beraksi demi sinar cahaya mentari
berbagi konter-hegemoni untuk terangi
suramnya zaman kami berjanji
menjaga kewarasan hingga nafas terakhir

macam budak berontak tolak jadi bidak
macam puan teriak dan berkata "Tidak!"
macam buruh mogok tonjok para bos
macam setiap insurgen lemparkan molotov

"terbitnya kata-kata
dalam diriku tak bisa dicegah
bagaimana kau akan membungkamku
penjara sekalipun tak bakal mampu
mendidikku menjadi patuh"

macam budak berontak tolak jadi bidak
macam puan teriak dan berkata "Tidak!"
macam buruh mogok tonjok para bos
macam setiap insurgen lemparkan molotov

Menolak Patuh

Talamariam adalah makhluk fiksi. Sebuah kelompok yang mengklaim, musik dan puisi adalah tentang pembacaan hidupdan rutinitasnya. Bunyi dan kata yang kami buat adalah medium rasa. Entah marah, gentar, enggan, jijik, atau takjub. Tak ada yang patut menjelma niscaya, Kami bukan penyebar kisah-kisah teladan. Kami juga tak hadirsebagai dakwah panjang tentang norma, moral, benar dan salah. Sebab kebenaran adalah konsensus. Dan siapa yang berani menjamin tak ada dusta para penguasa dalam konsesnsus? dalam suara orang banyak? Semua yang keluar dari kami, entah itu bunyi atau rentetan panjang kata-kata, adalah peristiwa yang kami cerna dengan marah, takjub, jijik, gentar atau enggan. Atau kadang hanya mengejek diri kami sendiri, seorang pandir yang tak melakuka apapun dalam kemelut abad persimpangan.