Halo semua 👋

Pernahkah kalian mendengar ungkapan bahwa kita harus senantiasa berhati-hati dalam berucap sebab ucapan kita tersebut merupakan sebuah doa? Ternyata hal ini ternyata bukan hanya sekadar ungkapan semata. Kondisi ini dapat dijelaskan secara sosiologis-psikologis yang disebut self-fulfilling prophecy.

Untuk mengetahui informasi selengkapnya, silakan mendengarkan podcast ini sampai selesai yah 😉 dijamin segala pertanyaan yang ada di benak kalian akan terjawab semuanya deh 😆

Terima kasih dan selamat mendengarkan ❤️

"Omongan adalah doa" vs Self-fulfilling prophecy

hola guyss!!

Mana nihh mahasiswa yang katanya "Produktif"? 
Inget ya, produktif boleh tapi jangan sampai berlebihan!!

Stay Healthy, Stay Productive :)

2212531034_Ni Putu Sukma Yuniantari Dewi

Toxic Productivity: Niat Produktif Berujung Toxic

Krisis Kepercayaan Masyarakat Terhadap Polri Sebagai Aparat Penegak Hukum

What's Up guys, here's a story come from one of famous band. 
Don't forget the coffee and snacks. 
Enjoy it!
#unud
#dasarsosipogifinalterm
#kampusmerdeka
#apunud2022

Rock n Roll , Art and Not a Prince

NAMA : I DEWA GD. IRDYANA DETHA ANJANA
NIM.     : 2212531060
PRODI :  ADMINISTRASI PUBLIK

PODCAST “DINAMIKA SOSIAL REALITAS DAN PEMAKNAAN PERNIKAHAN PADA GELAHANG DI BALI

Komparasi sosial dapat dikategorikan sebagai gangguan kesehatan mental karena dapat menyebabkan overconfidence, puas akan pencapaian, menurunnya kepercayaan diri, dan rasa iri.

Teori komparasi sosial diperkenalkan oleh psikolog asal Amerika Serikat bernama Leon Festinger pada tahun 1954. Komparasi sosial merupakan keadaan ketika individu membandingkan dirinya dengan individu atau kelompok tertentu.

Proses komparasi sosial umumnya terjadi secara otomatis yang artinya proses ini berjalan secara spontan tanpa dikendalikan oleh pikiran.Walaupun terkesan berdampak negatif proses komparasi sosial juga dapat berakibat positif bagi mental seseorang. Misalnya termotivasi untuk mengembangkan dan memperbaiki diri.

Social media (social comparation)

Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu sering mendengar ataupun mendapat komentar yang kurang pantas mengenai bentuk fisik. Seperti, "ih kok badanmu makin lebar", "kok kamu gak tibggi-tinggi sih?", "bentuk badanmu kok makin gak beraturan sih" dan masih banyak lagi. Tindakan diatas bisa disebut dengan body shaming. Untuk mengetahui lebih lanjut mengebai body shaming, yuk streaming podcast nyaa 

Rock n Roll , Art and Not a Prince

Dek Sri Sumiarthini