Moses bandwidth

SYMPHONIUM

dalam keheningan jiwa ini masih
mencari bayangan dihatinya
waktu yang berlalu takan kembali
mengisi hariku disisimu

Dalam kegelapan malam purnama
kau pergi tinggalkan kusendiri
Diiringi angin ragaku menerpa
Luasnya samudra air mata

Merekahlah bunga layu
didalam hati yang membisu
Hadirkanlah kepadaku
bayang rindu itu
dihatiku..

Terbanglah bersama tiga titik nafasku
Heningkan semua malam demi malammu
Cumbulah tubuhku
kupersembahkan untukmu

Kini Telah aku temukan
dan aku lalui kehampaan Bersama
Nyanyian duka
Kuraih keabadian

Moses Bandwidth  -  Symphonium

SAHARA NYMPHEDONIA 

 Layung getar separuh senja
Pahatan letih hati terpana
Mengapa ooh... mengapa kau pergi

Detik panjang penantian maya
Terurai resah diri dan sirna
Dimana Ooh dimana cintaku

 Usap air matamu, Hapus pedihmu
Tiada lagi terucap kata cinta
Usap air matamu, Hapus pedihmu
Takan lagi kuungkap kata cinta

Putih salju disahara
Dan Kau lepas embun cahaya
Biarkan Oh biarlah kupergi

Dalam keheningan hati
Kau usap malam tumbuh kelam
Kutenggelam

Sahara putih salju dan nymphedonia
Terurai hampa dihati...

Usap air matamu, Hapus pedihmu
Tiada lagi terucap kata cinta
Usap air matamu, Hapus pedihmu
Takan pernah

Sahara putih salju dan nymphedonia
Telah terurai hampa dihati


Moses Bandwidth - Sahara Nymphedonia

Dewa19 Feat Virzha - Masihkah Ada

Funky Kopral - To All People

Moses Bandwidth - Seperti Bintang

Moses Bandwidth - Our Last Home ( New Single 2014)

Dhyo Haw  - Gue apa adanya ( New )

Moses Bandwidth - Emptines Lonelines Sadness

Lost and lonely

AIBRY drags you through the cathedral ruins with Choir of Broken Mouths — a 17-track descent into trapmetal and deathcore chaos. Spine-snapping drops, guttural choirs, ritual ambience, and the kind of distortion that feels like it’s tearing through your ribs.

This isn’t background music. It’s a possession.
It Wants Out. It Became Me. It leaves you with No Pulse.

Listen if you’re ready to bleed.

4.Cathedral Spines

Dantha Ft Voztripe   Berharap

Rasjiman - Hanya Janji

Gigi - Nirwana - Music Everywhere

Ojosh - maaf teman

Majelis Nurul Musthofa Malam Kamis
Lil Habib Abdullah Bin Ja'far Assegaf
℗ © Hadroh Daarul Hijrah 2020
Instagram: instagram.com/daarulhijrah._
Youtube: www.youtube.com/c/hadrohdaarulhijrah

Live Majelis

Subhanallah Versi Tulal Umur

Subhanallah Versi Tulal Umur - Hadroh Daarul Hijrah | MAJELIS NURUL MUSTHOFA MALAM KAMIS

Ide awal pembentukan Moses Bandwidth bermula ditahun 2003, ketika itu LaVey yang sedang melanjutkan studi kuliahnya di kota Bandung , tertarik terhadap berbagai jenis musik Progressif yang bernuansa metal. Namun pada akhirnya kakaknya memperkenalkan dia kepada sebuah genre yang bernama Gothic Metal, Sejak saat itulah kemudian LaVey seakan jatuh cinta pada jenis musik ini, dan mencoba untuk mendapatkan berbagai Informasi dan referensi mengenai Gothic Metal

Pada akhir tahun 2004, LaVey mencari orang yang mempunyai visi dan misi yang sama dengan dia, untuk membentuk sebuah band Progressif, namun ia menyadari sepenuhnya bahwa sangatlah sulit untuk mencari orang disekitar yang mempunyai dedikasi tinggi terhadap musik Metal. Setelah lama mencari tanpa hasil, dia kemudian berinisiatif untuk mebuat berbagai materi lagu yang seluruh pengerjaan musiknya dilakukan oleh sendiri dan akibatnya, masalah baru pun timbul ketika Ia harus mendapatkan seseorang untuk mengisi vocal.

Tak lama kemudian ia menghubungi female vocal bernama Riska Elfira serta Chris Bobby (Drummer) yang merupakan teman sekelasnya dibangku kuliah sekaligus merupakan anggota Paduan Suara Mahasiswa (Pasuma) UNISBA mempunyai karakter vocal yang cocok dengan "Moses Bandwidth".Sekitar bulan Maret 2005, "Moses Bandwidth" telah merampungkan sebuah single pertamanya berjudul "Selangkah Menuju Surga" yang proses recordingnya dilakukan secara profesional di MMS Studio, Indramayu.

Akhir 2005 Moses Bandwidth mengontak Steven Jozeph untuk bergabung sebagai Bass player dan segera merilis album pertama “Behind The Darkness” yang diproduseri oleh Budi Santet dari Master Of Disharmony Records. Tour promo album pertama diawali pada kota Purwokerto, Dimmy yang merupakan Gitaris Elmeod langsung mengisi posisi aditional gitar

Pada pertengahan tahun 2006 Band Moses Bandwidth kembali masuk studio untuk merekam materi album kedua yang bertitle “Renaisaance” setelah sekitar lima bulan proses recording, Renaisaance dirilis oleh Inviolable Music yang diproduseri oleh Bob Wendo, Single hits Falling Down segera dipublikasikan ke berbagai media, promo tour album kedua mencakup berbagai kota jawa tengah seperti Semarang, Cilacap, dan sekitarnya,

Ditahun 2007 line up ini menyelesaikan pre production untuk album ke 3 yang bertitle Arabian Dreams With The Final Requiem yang dirilis oleh R-A Production, serta menyiapkan tour promo sepanjang tahun 2007 untuk mendukung penjualan album

Saat itulah merupakan langkah bagi "Moses Bandwidth" untuk mengukir jejaknya di komunitas musik Indonesia, dan hingga kini mereka masih tetap berkarya untuk merampungkan promo CD / demo tape mereka yang terbaru dan tour promo ke berbagai kota Indonesia.

Moses Bandwidth - Our Last Home ( New Single 2014)

moses bandwidth

Recent comments

moses bandwidth

imen creative

Related tracks